Derai hujan pagi ini telah membasahi sebagian wilayah di muka bumi. Sebagian orang enggan beranjak dari tidur karena merasakan hawa dingin yang terus menyelimuti. Tapi hal itu tidak berlaku untuk Raiya dan teman-temannya. Pagi-pagi buta meski rintik hujan membasahi, mereka harus sudah siap sampai di sekolah. Yang benar saja, masih pagi tapi sudah hujan. Sepertinya semesta sedang tidak berpihak kepada mereka.
Seluruh anggota telah berkumpul di lapangan tepat pukul 06:00 pagi. Masih ada beberapa orang yang belum datang, mengingat hujan belum reda. Pada akhirnya mereka diarahkan menuju ke dalam ruangan. Seharusnya agenda pagi ini adalah senam bersama, sarapan dan baru memulai perjalanan. Namun karena cuaca pagi ini tidak memungkinkan maka sarapan bersama dilakukan di dalam ruangan.
"Bar gimana ini hujan belum reda?" tanya Rose.
"Tetap di dalam ruangan dulu, tunggu sampai reda," jawab Bara.
"Mending diajak sharing dulu sembari yang lain memikirkan jalan keluarnya," sambung Riza. Menyadari ide Riza sangatlah tepat, kini sebagian panitia ada yang tetap mendampingi di ruangan sedangkan sebagian yang lain sedang melakukan rapat dadakan.
Di saat panitia memasuki ruangan lain untuk rapat, Rose dan Riza menemani calon angkatan baru di ruangan sebelah. Rose terlihat tidak seperti biasanya yang suka nyindir dan suka marah-marah. Mungkin karena keadaan kini sedang berbeda, tentu saja semua panitia bingung dengan agenda yang sudah tersusun rapi dari jauh-jauh hari. Sedaritadi Riza yang banyak mengajak ngobrol, sedangkan Rose hanya sekali dua kali saja.
"Sudah pada kenyang belum nih?" tanya Riza.
"Siap sudah!"
"Kita santai aja ya sekarang," ujar Riza.
"Pimpinan saya ambil alih seluruhnya!"
"Siap grak!"
"Istirahat di tempat grak!"
"Lepaskan!"
"Paskibra ..."
Semua calon anggota kini bisa bergerak dengan leluasa. Mengobrol dengan yang lain sembari menunggu hujan reda. Setelah dihitung-hitung ternyata jumlah dari mereka masih kurang, masih ada 2 orang yang belum datang.
"Siapa yang belum datang?" tanya Rose dengan nada ketus.
"Instruksi! Sauqi sama Agustina belum datang," ujar Aksa.
Tidak lama kemudian Agustina datang memasuki ruangan, dengan pakaian yang ia gunakan sedikit basah.
"Maaf teman-teman saya terlambat!" kata Agustina.
"Terlambat satu jam!" gertak Rose. Perkataan Rose membuat suasana berubah menjadi menegangkan.
"Silahkan bergabung dengan kelompokmu, sekalian nanti ditotal sama Sauqi terlambat berapa jam," tutur Rose.
Merasa suasana kini berubah menjadi canggung membuat Riza berinisiatif mencairkan suasana. Ia mengajak Tara dan Aksa untuk maju ke depan.
"Baiklah di sini udah pada kenal sesama anggota kan?" tanya Riza basa-basi.
"Siap, sudah!"
"Oke kalau begitu kita tes bersama, coba Aksa sebutkan 5 teman yang kamu kenal. Harus acak, gak boleh dari kelompokmu sendiri,"
Aksa pun mengedarkan pandangan mencari-cari orang yang sangat ia kenali.
"Ada Raiya ... Ata, Ical, Alea sama Ira!" jawab Aksa sembari menunjukkan orang yang ia sebutkan.
"Oke lanjut giliran Tara, silahkan!"
"Itu Aline ...," mendengar nama Aline disebut pertama kali oleh Tara, membuat semua orang yang ada di dalam ruangan pun bersuit dan disusul dengan mencie-cie mereka berdoa.
KAMU SEDANG MEMBACA
History Balin
Fiksi RemajaTentang sebuah rasa, kekeluargaan, kebersamaan, perjuangan dan sebuah mimpi bersama.♡ Cover by @ttmdesignart