Riuh suara orang-orang yang sedang bercengkrama. Makin lama bukannya sepi tapi justru semakin ramai. Yang benar saja, bel istirahat baru saja berbunyi. Tak heran jika di kantin makin lama ramai didatangi para murid SMA Aksara. Terlihat Syifa bersama yang lainnya sedang menunggu kehadiran Raiya dan anak-anak yang lain datang. Setelah acara asam basa minggu lalu, kini mereka harus bersiap-siap untuk acara pelantikan besok minggu. Waktu mereka sangat sedikit sekali untuk mempersiapkan diri.
"Udah pada lihat pembagian kelompoknya?" tanya Ira.
"Udah nih," Syifa dan Aline bersamaan.
"Baru mau buka, bentar."
"Yaudah kalau gitu mending sekarang kumpul sesuai kelompoknya aja. Daripada kelamaan nunggu lainnya yang belum datang," saran Ira.
"Nah ide bagus!" timpal Ata.
Akhirnya mereka pun menyetujui saran dari Ira, ada yang sudah bergabung menjadi satu dan ada yang belum. Ternyata banyak juga anggota yang belum hadir di kantin, sembari menunggu yang lain mereka pun mulai berdiskusi di kelompoknya masing-masing untuk membahas perihal yel-yel yang akan mereka tampilkan nantinya.
"Terserah deh mau gimana, gue ngikut," ujar Tara.
"Jangan gitu dong, lo kan jago bikin yel-yel. Bantu mikir yuk hayuk!" timpal Ata.
"Tara mending fokus buat variasi aja, yel-yel biar urusan kita aja, Ta. Gak apa-apa," sanggah Ira.
Akhirnya keputusan pun didapat tanpa berdebat lama. Tidak lama kemudian Raiya dan Alea sudah ikutan bergabung bersama mereka. Ternyata kini mereka berada di kelompok yang berbeda. Raiya harus satu kelompok bersama Awan, sedangkan Alea satu kelompok dengan Aksa bersama Syifa. Setiap kelompok sedang mendiskusikan misinya masing-masing, terlihat semuanya pada fokus sendiri-sendiri.
"Bentar! Ini serius ada suruh tampil PBB sama variasi juga? Ini hari Senin loh dan itu kita tampil di hari Sabtu. Bakalan bisa gak?" tanya Raiya pada anggota kelompoknya.
"Bisa pasti bisa, Rai!" jawab Awan dengan optimis.
"Yakin dulu kita pasti bisa," jawab anggota yang lainnya.
"Kalau PBB kita udah aman ya udah bisa, tinggal variasinya nih. Gausah yang susah-susah, yang simpel aja dan mudah diinget," sambung Raiya.
Setelah semuanya selesai berdiskusi, mereka kembali ke kelas mereka masing-masing. Berbeda dengan Raiya dan Alea masih berada di kantin. Karena jam istirahat mereka tadi terlambat, jadi mereka ingin membeli cemilan terlebih dahulu sebelum kembali ke kelas.
"Lea, lo mau beli apa aja?" tanya Raiya.
"Apa aja buat ngemil ntar di kelas,"
Raiya mengambil beberapa macam snack, ada yang manis dan juga pedas. Tidak lupa minuman "Lee Mineral" yang menjadi andalan para murid di sini. Saat ingin membayar, Raiya tidak sengaja bersebelahan dengan senior di organisasi yaitu Riza. Raiya seketika berpikir, jika ada Riza pasti akan ada Bara juga. Namun ternyata dugaannya kini salah besar.
"Eh maaf, Kak." Raiya meminta maaf karena tidak sengaja menginjak sepatu Riza.
"Gak apa-apa, santai aja. Banyak amat belinya," kekeh Riza.
"Buat cemilan di kelas sama temen, Kak. Hehe ..."
"Wah suka diem-diem ngemil juga nih?" tebak Riza.
"Iya kalau lagi bosen hehe,"
"Sip sip lanjutkan bakatmu. Wajar sih, banyak yang gitu juga soalnya. Mencuri-curi waktu saat pelajaran sambil makan, yaudah gue duluan ya." Pamit Riza.

KAMU SEDANG MEMBACA
History Balin
Dla nastolatkówTentang sebuah rasa, kekeluargaan, kebersamaan, perjuangan dan sebuah mimpi bersama.♡ Cover by @ttmdesignart