History #2

57 7 30
                                    

Mencoba hal baru ...
Apakah aku bisa?

♡♡♡

Amazing ...
Kata yang terlintas dalam fikiranku sedari tadi. Mungkinkah aku bisa melakukannya? Aku tidak yakin dengan diriku sendiri.

Suhu yang semakin panas membuatku ingin beranjak dari tempat duduk. Kulihat murid yang lain pun satu persatu beranjak pergi, aku pun mengajak Alea.

"Lea balik ke kelas yuk!" ajakku.

"Bentar lagi ah, abis ini ada yang mau tampil nih."

"Siapa?" tanyaku penasaran pada Alea.

"Osis,"

"Ya udah gue balik duluan ya? Males gue di sini," pamitku pada Alea.

Tanpa menunggu jawaban dari Alea, aku beranjak pergi meninggalkannya. Biarkan dia menikmati hiburan sampai jenuh, kusudah bosan berada di lapangan.

Ketika berjalan menuju kelas, aku melihat ada senior yang menyebarkan sebuah selebaran. Dengan perasaan terpaksa kuterima selebaran itu, entah selebaran apa ini bagiku tidak menarik. Banyak sekali senior yang menyebarkan selebaran organisasi-organisasi yang mereka naungi. Di setiap jalan mereka ada, tak ingin kalah dengan organisasi yang lain mereka semua begitu semangat mempromosikan organisasi mereka. Ada yang menampilkan kreativitas, menyanyi, membagikan makanan dan bahkan yang menjadi pusat perhatianku adalah organisasi yang tepat berada di pertigaan menuju kelasku, Paskibra. Dengan suka ria dan penuh semangat menyanyikan yel-yel organisasi mereka. Hentakan demi hentakan, tepukan demi tepukan riuh memenuhi udara ini.

Heran, padahal mereka baru saja tampil di lapangan yang sangat panas. Tapi semangat mereka masih berkobar, seberapa kuatnya sih mereka. Hingga aku berfikir anak Paskibra itu tak mengenal lelah.

"Di gunung!"

"Di gunung!"

"Di hutan!"

"Di hutan!"

"Dan di rimba raya ... Dari samudra dan dari udara kita menyerang dan menaaaaang!"

Suara mereka seakan memenuhi koridor. Kakiku terus melangkah, sesampainnya di pertigaan kelas kuterima brosur dari salah satu senior yang mengenakan jilbab.

"Silahkan dek jika berminat," ucapnya sembari aku menerima selebaran itu.

"Terima kasih Kak," Ucapku sembari menuju ke kelas.

"Hey kamu," terdengar suara panggilan membuatku menoleh. Aku celingukan mencari asal suara itu.

"Sebelah kanan."

"Saya Kak?" tanyaku ragu pada salah satu senior cowok yang kulihat berada dalam barisan pasukan yang tadi baru saja tampil.

"Iya, kamu berpotensi." Ujarnya sembari tersenyum kepadaku. Aku tidak tau maksud dari perkataanya, aku pun membalasnya dengan senyuman.

Setelah itu aku benar-benar kembali ke kelas. Sepi, suasana kelas kosong tidak ada siapa pun. Anak kelas masih stay di lapangan, inginku juga seperti itu. Namun aku sadar diri, aku tidak bisa bertahan terlalu lama di bawah terik matahari yang begitu menyengat apalagi di sana suasana juga terasa pengap.

History Balin Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang