Sejak kejadian di UKS, Bara sedikit menjauh dari Raiya. Karena tidak ingin ada salah paham, akhirnya Raiya pun bercerita kedekataannya dengan Aksa pada Bara. Sampai sekarang pun Raiya menjadi heran dengan apa yang pernah ia lakukan waktu itu, kenapa ia harus menjelaskan pada Bara? Emang Bara siapanya dia, padahal juga sebatas junior dan senior di organisasi.Waktu pun cepat berlalu, selepas Raiya dan lainnya resmi menjadi anggota Paskibra SMA Aksara banyak sekali kegiatan yang mulai dijalani. Dan kini Raiya pun sudah mengetahui apa makna dari nama "Balin Iradhaksa Ekasamsraya" yaitu pasukan satu komando yang gagah berani.
Pertemanan dalam organisasi pun semakin solid, meski selalu saja mendapatkan omelan dari senior. Tapi hal tersebut tidak membuat mereka pantang menyerah dan gampang sakit hati. Justru sindiran dari para senior sudah menjadi makanan sehari-hari mereka, hingga sekarang sudah kebal. Senior bilang, angkatan 6 adalah angkatan yang paling lemot dan susah diatur. Sudah telat waktu pelantikan, ditambah lagi progres pergerakan mereka terbilang cukup lambat.
Apalagi sekarang, mereka dituntut untuk terus berlatih dan berlatih untuk mempersiapkan lomba perdana mereka di bulan Oktober mendatang. Sebenarnya perihal lomba ini tidak di acc oleh sekolah, tapi senior nekad untuk meneruskan mengikuti lomba itu karena sudah registrasi juga. Alasan pihak sekolah tidak mengizinkan adalah karena lomba tersebut diadakan oleh Universitas Swasta, di mana pihak sekolah menganggap bahwa sertifikat atau kejuruan yang akan didapatkan nanti tidak akan berpengaruh untuk ke depannya. Meski begitu mereka tetap bertekas mengikuti tanpa sepengetahuan sekolah.
Bukanlah hal yang baik memang, lebih baik nurut sama aturan tapi yang namanya pelajar biasanya ada aturan itu untuk dilanggar. Mengingat lomba sebentar lagi, semua angkatan sangat gencar melakukan galdan untuk biaya transport nanti ke lokasi lomba yang ada di kota Semarang. Mulai dari jualan nasi jagung, donat, jus buah, dan makanan lainnya.
Pemilihan pasukan lomba pun kemarin sempat menjadi perdebatan, dan pada kesempatan ini Raiya berhasil masuk ke dalam pasukan dan mengikuti lomba. Seperti hari ini, Raiya dan yang lain sedang berlatih untuk lomba di Semarang tersebut. Di bawah terik matahari yang menyengat tubuh, mereka tanpa kenal lelah terus bergerak dan berlatih yang terbaik.
"Jalan di tempat .... grak!"
"Langkah tegap maju ... jalan!"
Ritme hentakan langkah kaki terdengar seirama, nyaman didengar bagi siapapun yang ada di sana. Hentakan demi hentakan menggetarkan setiap jiwa, menyatukan hati menjadi satu. Pelu keringat telah membahasahi wajah.
"Jalan di tempar ... grak!
"Berhenti ... grak!"
"Istirahar di tempat, grak!" Lepaskan!"
"Paskibra ..." ujar pasukan tersebut serentak.
"Kita istirahat dulu, sepertinya sudah pada lelah ya hari ini," ujar Awan yang menjadi danton di pasukan tersebut. Kali ini latihan tidak ditemani banyak senior, mengingat lomba yang mereka ikuti adalah diam-diam sehingga waktu izin di kelas pun tidak boleh banyak orang.
Bara termasuk salah satu senior yang memantau pergerakan mereka sedaritadi. Ia menghampiri pasukan yang sedang beristirahat dan memberikan masukan. Saat kedatangan Bara, mereka kembali bersikap duduk siap sempurna.
"Udah santai aja, saya mau kasih sedikit evaluasi."
"Assalamu'alaikum, selamat siang semuanya," sapa Bara untuk mengawali pembicaraan.
"Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh," jawab mereka serentak.
"Sebelumnya mari kita tepuk tangan untuk latihan hari ini!" sontak mereka pun bertepuk tangan secara bersamaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
History Balin
Teen FictionTentang sebuah rasa, kekeluargaan, kebersamaan, perjuangan dan sebuah mimpi bersama.♡ Cover by @ttmdesignart