Semburat merah kekuningan terpancar hingga menembus ruangan bertuliskan 'Balin Room'. Segerombolan orang terduduk manis sembari berdiskusi membicarakan agenda pergantian tahun bersama organisasi mereka. Bara sebagai ketua organisasi memimpin jalannya rapat tersebut, pasalnya mereka masih meributkan tentang calon anggota baru angkatan 6 akan diikutkan dalam agenda ini atau tidak. Karena sesuai aturan mereka masih berstatus 'calon'belom anggota resmi Iradhaksa.
"Jadi gimana ini?"tanya Riza.
"Lebih baik gausah deh. Lagian mereka itu masih calon belom resmi jadi bagian dari Iradhaksa." Kata Rose dengan memberi penekanan pada kata calon.
"Tapi bukannya lebih baik diikutkan aja ya. Dengan beginikan mereka bisa lebih akrab dengan senior-senior yang terdahulu,"pendapat Zumna.
"Bentar. Seharusnya mulai minggu depan mereka harus persiapan pelantikan,"sahut salah seorang dalam gerombolan tersebut.
"Okeh kalau gak gini aja, sementara pelantikan mereka kita undur bulan Januari aja. Lagi pula gerakan mereka juga belom matang, dan masih banyak dari mereka yang udaah berani bolos latihan apalagi ijin, hampir setiap latihan pasti ada aja yang ijin. Gak pernah satu kali pun lengkap satu angkatan." Jelas Bara.
Semua yang ada di ruangan pun terdiam mencerna apa yang dikatakan oleh Bara. Akhirnya dengan menimbang-nimbang lagi keputusan ada ditangan Bara, pemimpin rapat kali ini.
"Jadi, kesimpulan pertemuan kali ini calon angkatan 6 akan diikutsertakan dalam acara tahunan kita. Dan untuk pelantikan dilakukan seminggu setelah acara ini. Untuk segala persiapan nanti langsung diinformasikan saja ke mereka, apa aja yang harus dibawa dan apa saja yang harus mereka lakukan nantinya."
Rapat pun berakhir, mereka satu persatu meninggalkan ruangan menuju lapangan. Kini tersisa Bara dan Zumna yang berada di ruangan tersebut. Mereka masih terdiam bergelayut dengan pikiran masing-masing. Tiba-tiba perkataan Bara membuyarkan lamunan Zumna.
"Kalau gue nembak Raiya pas Asam Basa gimana?"
"Kamu yakin? Bukankah terlalu cepat." Lirih Zumna seakan ia tak rela dengan apa yang akan dilakukan Bara nantinya.
"Gue takut aja ntar keduluan orang lain. Denger-denger dia lagi deket sama seangkatan."
"Cuman deket kan? Belom jadian, lagi pula Raiya itu kan orangnya deket sama siapa aja. Kamu gak bisa langsung nganggap arti deket itu mereka ada hubungan spesial."
"Dan juga acara besok itu banyak senior dari angkatan perintis. Bukankah dari dulu ada larangan agar tidak berpacaran dalam satu organisasi, dan kamu juga pernah mengatakan hal itu ke angkatan mereka kan. Kamu mau mengkhianati perkataanmu sendiri?" Mendengar perkataan Zumna, Bara terdiam ia bergelayut dengan pikirannya sendiri.
"Kalau kamu tetap mau lakuin, terserah. Itu sama aja kamu memberikan contoh yang tidak baik bagi junior."
Bara masih bergelayut dengan pikirannya sendiri sehingga ia tak sadar bila Zumna telah meninggalkannya sendirian dalam ruangan.
♡♡♡
Riuh canda tawa mengiringi pertemuan mereka sore itu, satu semester telah mereka lalui bersama. Sifat asli satu sama lain pun telah terbongkar, apalagi tentang perasaan cinta yang sedang bergejolak sesama angkatan atau dengan kakak tingkat. Namun yang paling menonjol adalah kisah mereka bertiga, Tara, Aksa, dan Awan.Menurut isu yang beredar akhir-akhir ini, Aksa anak si pemilik sekolah ini mempunyai rasa tertarik terhadap kakak tingkat di organisasi, tak heran sih bagi mereka lagipula kakak tingkatnya itu selain cantik juga ramah. Tapi sayang, Aksa tak berani mengungkapkan perasaan itu pasalnya hubungan antar sesama anggota organisasi itu dilarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
History Balin
Teen FictionTentang sebuah rasa, kekeluargaan, kebersamaan, perjuangan dan sebuah mimpi bersama.♡ Cover by @ttmdesignart