"Assalamualaikum," ucap seseorang sembari mengetuk pintu. Hingga beberapa menit tak ada balasan salam dari dalam.
"Ketiduran kah?" tanya seseorang di sampingnya.
"Entahlah,"
"ASSALAMUALAIKUM OY RAIYA!" teriak seseorang itu tak lain dan tak bukan adalah Alea. Seketika pintu pun terbuka dan tampak Raiya kusam dan mengusap-usap matanya.
"Berisik Yak! Biasanya juga asal nyelonong aja lo."
"Sorry soalnya gue gak sendirian," ketika Alea mengucapkan hal itu spotan Raiya melihat seseorang yang berada di samping kiri pintu. Dan betapa terkejutnya ia melihat siapa yang kini datang.
"Ngapain lo kesini!" tanya Raiya sinis.
"Heh! Yang sopan dong sama senior." Tukasnya dengan jari menyentil dahi Raiya.
"Gak sopan banget sama tuan rumah!" keributan pun terjadi, mereka yang tak pernah akur bila bertemu membuat suasana yang tadinya damai kini menjadi rusuh. Alea pun lama-kelamaan jenggah melihat kelakuan teman dan seniornya ini.
"Woy! Bisa gak sih kalian itu kalau ketemu gausah ribut!" sela Alea yang membuat dua orang di depannya itu terdiam. Raiya pun tak nyaman dengan kehadiran senior yang sok kegantengan itu, alhasil Raiya pun mengalah dengan masuk duluan ke rumah sedangkan Alea dan Bara mengikutinya dari belakang.
Bara melangkah masuk sembari memperhatikan sudut demi sudut ruangan, ia melihat foto anak perempuan menghiasi hampir seluruh ruangan. Pandangannya terhenti pada satu foto yang terletak di atas meja, ia memperhatikan foto itu dengan seksama seakan ia merasakan ada sesuatu dalam foto itu. Ketika hendak mengambil foto itu, pergerakannya terhenti karena ucapan sang tuan rumah.
"Gausah liat-liat! Kepo amat sih!" seru Raiya.
"Galak amat,"
"Bodo."
Beda halnya dengan Alea yang seenaknya pergi ke dapur mengambil minuman dan beberapa cemilan.
"Katanya lo sakit Rai, kelihatanya sehat wal afiat aja lo," tanya Alea.
"Oh atau jangan-jangan lo ngehindar dari gue ya?" tuduh Bara.
"Su'udzon terus! Gue udah mendingan ko paling besok dah berangkat. "
"Jangan lupa kumpul," ingat Bara.
"Plis deh Kak ini gak lagi di sekolah gausah bahas ekskul juga hm … " sindir Alea.
"Kalian ini calon anggota Paskibra, harus siapin mental dan fisik kalian. Tak lama lagi juga bakalan dilantik." Jelas Bara.
"Semisal nih, kita gagal pas seleksi gitu dah gugur? Gak masuk Paskib?" tanya Raiya.
"Bukan gitu. Seleksi itu nantinya untuk mencari pleton inti, untuk yang lainya tetap masuk anggota Paskibra nantinya. Organisasi Paskibra tuh gak cuman nyari pleton inti, tapi strukturnya juga. Gak bakalan bisa berhasil kalau gak ada sie-sie yang lain yang membantu pleton inti, ya seperti berjuang dibalik layarnya lah."
"Dan pleton inti pun bisa berubah jika ada anggota lain yang mulai berkembang. Jadi posisi itu bisa tergantikan kapan saja, selagi belom mendekati event."
"Oh jadi gitu," ujar Raiya dan Alea bersamaan.
"Tumben bijak," sahut Raiya.
"Gue emang gini orangnya, hormat dong sama senior sendiri juga."
"Iya siap Kak Bara,"sahut Raiya.
"Khusus lo Rai, jangan panggil gue Kak. Panggil aja Bara, kecuali kalau lagi di forum."
KAMU SEDANG MEMBACA
History Balin
Teen FictionTentang sebuah rasa, kekeluargaan, kebersamaan, perjuangan dan sebuah mimpi bersama.♡ Cover by @ttmdesignart