jennie pov
"nini?" panggil seseorang yg membangunkan ku.
"ah maaf mengganggu tidurmu" ucap seorang dokter yg tak lain adalah adik dari eommaku. dan nini,adalah panggilan yg sering diucapkan dan diberikan oleh keluargaku.
"gwencana. apa kau habis memeriksanya?" tanyaku.
"nee,dan ya sepertinya belum ada kemajuan apapun"
"kirakira berapa lama lisa akan seperti ini?"
"sayangnya ini tidak bisa diprediksi" jawabnya membuatku mendengus lemah. "dia temanmu? sepertinya kau sangat dekat dengannya sampai kau rela menemaninya disini"
"apa kau tak mengingatnya? kau pernah bertemu dengannya dulu"
"jinjja?"
"nee,dia sahabatku sejak masa sekolah"
"aigo,bagaimana aku bisa melupakannya. dia yg sering bersama chaeng dulu itu kan?"
"nee"
"wah daebak,persahabatan kalian benar benar luar biasa" jawabnya membuatku sedikit tersenyum,lalu aku pun menoleh ke arah lisa.
"tapi apa benar hanya sebatas itu?" tanyanya,membuatku menatapnya bingung.
"sedekat apapun hubungan persahabatan kalian,aku bisa melihat sesuatu yg berbeda dari caramu mengkhawatirkannya. tidak kah kau sadar,kau bahkan tertidur sambil menyebut namanya"
"j-jinjja?"
"kau memiliki perasaan padanya?"
"entahlah"
"kau bisa berbagi padaku jika kau ingin"
tak ada permasalahan bagi keluargaku tentang orientasi seksualku,mereka mengetahuinya dan mereka tidak pernah protes ataupun mempermasalahkan tentang hal itu.
"aku hanya mengkhawatirkan sahabatku mo,bukankah itu normal?"
"itu hal yg normal,hanya saja apakah itu hanya sekedar khawatir? tidakkah perasaanmu memiliki perasaan yg lebih dari sekedar itu?"
"sebenarnya aku baru saja memikirkan hal itu. setahun yg lalu dia pulang ke thailand,dia pergi disaat hubungan persahabatan ku dengannya sedang tidak baik baik saja. aku menjalani harihariku dengan baik,tapi tak sebaik saat dia berada disini bersamaku" ucapku. "hubungan kita mulai membaik saat dia kembali,dan membuat harihari ku juga menjadi lebih baik seperti tahun tahun sebelumnya,lalu beberapa hari yg lalu aku kembali membuat kesalahan,membuatnya kembali menjauhiku. dan aku baru menyadari hal hal itu,bahwa bersamanya adalah hal yg menyenangkan,bersamanya aku merasa jauh lebih baik menjalani hariku,bersamanya aku merasa aman dan nyaman" sambungku.
"kau menyukainya ni" ucapan imo membuat jantungku berdegup.
benarkah? apakah aku menyukainya?
"dia sahabatku mo" ucapku.
"apa ada yg salah dengan itu? apa salah menyukai sahabatmu sendiri?"
"tapi dia tidak"
"aniyo nini-yya. kau hanya tidak mengetahuinya"
akupun sedikit menunduk dan menggeleng pelan.
"berhentilah menyangkalnya" ucapnya,dan tibatiba saja seorang suster masuk menghampirinya untuk memberi tau bahwa ada pasien lain yg harus segera ia tangani.
"aku permisi dulu,hubungi aku jika ada sesuatu" ucapnya.
"nee. gomawo" jawabku,lalu ia pun pergi meninggalkan ruangan.
..
"lisa,maafkan aku. maaf karna aku selalu mengabaikan ucapanmu,maaf karna aku sering menyusahkanmu,maaf karna aku selalu membuatmu emosi. lisa-yya,maaf karna aku tidak pernah menyadari perasaanku sendiri" ucapku yg dengan tak sadar mulai menitihkan airmata.
![](https://img.wattpad.com/cover/304437185-288-k84145.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
silent (jenlisa)
Fantasiini tentang mereka yg hanya bisa diam menyembunyikan perasaan mereka masing masing sampai akhirnya semesta memiliki caranya dan waktunya sendiri untuk menyatukan mereka. siapa sajakah 'mereka'? dan bagaimanakah caranya semesta menyatukan mereka? ⚠️...