jennie pov
"jawab aku lisa" ucapku.
"itu karna aku tidak ingin dia mengganggumu lagi nini-yya" ujarnya.
"benarkah?"
"tidak juga"
"yak lisa!"
"alasan utamanya karna aku tidak ingin dia mengganggu kita. aku tau kau sudah tidak memiliki perasaan padanya. tapi aku juga tau bahwa kau tidak pandai dalam hal penolakan,dan aku tidak ingin melihatmu berdekatan lagi dengannya"
"kau cemburu?" tanyaku sambil memicingkan mataku kearahnya.
"ya. dan itu menyakitkan nini-yya! melihatmu berdekatan dengannya,tersenyum padanya,berpegangan dengannya. itu sangat menyakitkanku"
"tapi aku sudah tidak ada apapa dengannya lisa"
"dan aku tidak perduli. karna biar bagaimanapun perasaan itu sempat ada kan? lagipula,ku rasa ini adalah hal yg pantas ia terima karna telah menyakitimu selama ini" ucapnya membuatku terkekeh.
"apa yg lucu hmm?" berganti,kini giliran lisa yg memicingkan matanya ke arahku.
"entahlah. aku hanya sedang berfikir bahwa apa yg kau katakan benar,si brengsek itu memang pantas mendapatkannya. tapi disisi lain aku juga merasa bahwa ini berlebihan,karna selalu saja aku membuatmu terlibat urusanku. dan disisi lainnya lagi aku menyukainya"
"kau masih menyukainya?"
"aniyo lisa-yya. berhentilah sampai dimenjadi manis dan bukan menjadi bodoh. aku tau kau mengerti maksudku" ucapku berhasil membuatnya terkekeh.
"aku menyukai sikapmu hari ini lisa,dan bisakah kita akan selalu seperti ini?" tanyaku yg membuatnya menggeleng.
aku menatapnya dengan tatapan sendu dan seolah bertanya maksud dari responnya.
"aku tidak ingin bersikap manis pada seseorang yg belum mandi setelah bekerja seharian" ledeknya membuatku memukul bahunya.
"bahkan baru tadi pagi kau berkata bahwa aku akan tetap menjadi wanita yg tercantik meski tidak mandi dalam beberapa hari" ujarku.
"itu sebelum kau bekerja"
"memang apa bedanya?"
"tidak ada"
"yak lisa!" ucapku meneriakkinya sambil memukul mukul pelan ke arahnya.
"haha.. mianhe nini-yya mianhe" ucapnya terkekeh.
aku benar benar tidak berhenti. smpai akhirnya ia menarikku ke dalam peluknya.
"kita akan selalu seperti ini nini-yya. aku berjanji dan akan berusaha untuk memenuhi janjiku ini" ucapnya.
"gomawo lisa. aku menyayangimu" ucapku masih dalam peluknya.
"aku juga menyayangimu" jawabnya lalu mencium keningku dalam beberapa detik sebelum akhirnya menaikkan tangannya untuk mengacak acak rambutku.
"lisa...." ucapku kesal.
"mandiiiii" ucapnya.
"aku ingin tidur disini bersamamu"
"diizinkan jika kau segera pergi mandi"
"jinjja?"
"nee"
"kalau begitu aku kembali ke unitku dulu" ucapku bersemangat,dan akupun mengecup pipinya sebelum melangkah meninggalkannya.
lisa pov
kini aku sudah berpindah tempat,dari balkon ruang tengah menjadi balkon kamar.
aku masih asik dengan lukisanku,sementara jennie sedang berkutik dengan skincarenya didepan meja riasku. ya,dia benar benar hanya kembali ke unitnya hanya untuk mandi dan setelah itu langsung menuju ke sini.
KAMU SEDANG MEMBACA
silent (jenlisa)
Fantasiini tentang mereka yg hanya bisa diam menyembunyikan perasaan mereka masing masing sampai akhirnya semesta memiliki caranya dan waktunya sendiri untuk menyatukan mereka. siapa sajakah 'mereka'? dan bagaimanakah caranya semesta menyatukan mereka? ⚠️...