CHAPTER 10

1.6K 150 3
                                    

jennie pov

"bukankah sudah ku katakan padamu bahwa aku tidak akan melakukan hal semacam ini lagi?" ucapku yg kini nadaku mulai meninggi.

"kau bahkan menolak sebelum mendengar penjelasanku" jawab seorang pria yg duduk dihadapanku.

untungnya dia  tidak melihat bahwa saat ini aku sedang menggenggam erat tangan seulgi yg duduk disampingku. ya,panic attackku datang.

"dengan siapa kalau boleh tau?" sahut seulgi.

"taehyung. apa kau sudah melihat berita? media mendapati dia sedang bersama seorang artis pendatang baru,label taehyung langsung membantah tentang hubungannya" jawabnya.

"lalu? bukankah jika sudah dibantah maka sudah selesai?" ucap seulgi.

"nah begini masalahnya seulgi-yya,gadis itu jadi diuntungkan karna berita itu. maka dari itu label aku dan label itu merencanakan ini" jawabnya.

"kenapa harus aku huh?!" tanyaku.

"tidak ada pilihan lain antara kau dan jisoo,tapi tidak mungkin dengannya karna dia harus mempromosikan filmnya" jawabnya.

aku tak tau harus menjawab apalagi,aku kehabisan akal,aku hanya tidak ingin melakukan ini.

"ini akan menjadi keuntungan juga untukmu jen,fikirkanlah. kau hanya perlu menyetujuinya,menunggu sekitar 2 jam dari sekarang,lalu taehyung akan datang mengantarmu pulang. besok,dia akan menjemputmu dilokasi pemotretan dan kalian akan makan siang bersama. sudah,aku janji hanya itu saja" ucapnya lagi.

"sudah ku bilang aku tidak mau!!" jawabku lalu berdiri dari kursiku.

mendengar jawabanku sepertinya membuatnya kesal,karna aku menjawab dengan nada yg lumayan keras. diapun berdiri dan menggebrak meja kerjanya.

"bisakah kau menurutiku sekali ini? anggap saja ini sebagai bentuk balas budimu,apa kau tak tau diuntung?" ucapnya.

sungguh aku gemetar,aku lelah,kepalaku sakit karna berteriak dan menangis.

dan tiba tiba seseorang masuk keruangan ini dengan lancangnya.

lisa pov

"apa kau tuli? bukankah dia sudah berkata bahwa dia tidak menginginkannya? dan yak bisakah kau menurunkan nada bicaramu?!" ucapku yg masuk tibatiba disebuah ruangan yg berisikan 3 orang ini.

"kau membuat 2 kesalahan. kau masuk keruanganku dengan lancang,dan sekarang kau seolah memerintahku?!" ucap orang yg sedang berdebat dengan jennie.

ya,aku menunggu jennie dan seulgi diparkiran,aku khawatir karna seulgi mengirimku pesan seperti itu ketika kita masih dijalan tadi. lalu,tak berapa lama setelah seulgi dan jennie meninggalkanku,dia menelfonku tanpa berbicara apapun. dan membuat ku sadar bahwa itu semacam isyarat darinya mungkin agar aku bisa mengetahui apa yg terjadi. aku mendengarkan dengan jelas percakapan dan perdebatan mereka,dan aku mulai kehabisan kesabaran makanya aku memutuskan untuk masuk kesini.

"lisa~" renguh jennie.

aku berjalan mendekat ke arah jennie. lalu memeluknya,membuatnya masuk kedalam dekapanku.

aku mengelus punggungnya,ku rasakan air matanya yg membasahi bajuku,bahkan badannya sedikit gemetar. ya,aku yakin serangan paniknya sedang kambuh,dan mungkin sebentar lagi dia akan mengalamin hiperventilasi.

"atur nafasmu,tenangkan dirimu ok? tunggu aku didepan,aku akan segera menyusulmu" ucapku lembut padanya dan membuatnya memelukku lebih erat. "aku janji tak akan berlama,kau harus beristirahat" ucapku lagi,dan aku menoleh ke arah seulgi.

**

"jangan memaksanya seperti itu,bukankah kalian memiliki perjanjian kerja? dan dia berhak untuk menolak sesuatu yg dia tidak inginkan" ucapku pada sajangnim perusahaan label ini.

silent (jenlisa)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang