HAFIDZ

1.5K 113 26
                                    

Setelah Feby datang ke rumahnya untuk mengemasi barang barangnya yang akan ia bawa . Ia singgah untuk menemui ibunya. Di sana Feby hanya menatap batu nisan ibunya.

Ia menahan dirinya untuk tidak menangis . Ia hanya memendamnya seolah mengetahui bahwa ibunya tidak ingin melihat anak nya ini terlihat sedih dan tidak ikhlas menerima kenyataan bahwa ibunya telah di ambil oleh sang pencipta.

Feby tersenyum lalu tangannya terangkat mengelus batu nisan yang tertulis nama ibunya itu.
"Nggak nyangka yah Bu . Allah lebih sayang ibu . "
Feby menyeka air matanya yang ingin jatuh .

Lalu menarik nafas dalam.
"Tapi ibu tenang aja. Aku nggak apapa kok hehe . Jadi ibu yang tenang yah di sana . Aku janji gadis kecil mu ini nggak akan nakal lagi kayak dulu . Tapi kali ini beda Bu kalau ada yang nyakitin aku dan orang yang aku sayangi aku nggak bakal diam aja kayak dulu . Maaf yah Bu kali ini aku ingkar janji hehehe."
Ucap Feby yang terus menerus menyeka air matanya yang ingin jatuh . Seraya terkekeh geli dengan tingkahnya sekarang.

"Ibu sih pergi gitu aja . Nggak nungguin Feby . Kan Feby jadi ngambek ."

Melihat jam sudah menunjukkan pukul 9 yang menandakan bahwa pesawat yang akan ia tumpangi akan segera berangkat . Ia pun langsung berdiri dari tempatnya .
"Ya udah Feby pergi yah Bu . Ibu yang tenang di sini . Kalau nanti Feby balik ke sini lagi . Pasti Feby bakal ke sini lagi ."

Ucap nya lalu beranjak dari tempat itu lalu menuju ke mobil yang ia tumpangi dengan Aisyah.
Aisyah sebenarnya ingin ikut turun menemani Feby untuk menziarahi makam ibunya . Namun karena Feby menolak untuk di temani maka terpaksa Aisyah hanya menunggunya di mobil . Lagi pula Aisyah mengerti Feby butuh ruang Untuk mencurahkan isi hatinya pada ibunya yang telah pergi meninggalkan semesta.

"Udah nak?"
Tanya Aisyah lalu mengelus rambut lurus Feby yang belum ditutupi oleh hijab.

Feby mengangguk lalu tersenyum . Bisa Aisyah Tebak pasti anak itu sudah menangis dapat terlihat dari hidung nya yang memerah dan matanya yang sedikit membengkak.

****

Kini di pesawat Aisyah dan Feby duduk . Aisyah tersenyum kearah Feby memandangi wajahnya . Aisyah mengakui bahwa istri dari anaknya ini sangat cantik apalagi bagi laki laki di luar sana? Sungguh sangat cantik , bisakah Aisyah berkata bahwa Farhan beruntung telah menikahi wanita secantik dan sepintar gadis di hadapannya ini .

Merasa di perhatikan . Feby menoleh ke arah Aisyah . Ternyata benar bahwa wanita yang memiliki senyum menenangkan itu tengah memandangnya .

Feby tersenyum canggung .
"Kenapa yah Tan?"
Tanya Feby

Aisyah menggeleng lalu mengelus rambut Feby halus.
"Umma nak ."
Ucap Aisyah mengoreksi panggilan Feby kepadanya

Feby terkekeh kecil lalu menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
"Oh iya lupa hehe. "
"Umma kenapa ?"

"Nak kamu cantik ."
Ucap Aisyah feby menggercapkan matanya beberapa kali . Betulkah saat ini ia sedang di puji oleh wanita cantik dihadapannya ini? Feby tersipu malu sebenarnya tidak sekali dua kali ia mendengar lontaran itu kepadanya namun pada saat Umma Aisyah yang mengatakan Kalimat itu entah kenapa ada sedikit rasa bangga dalam hatinya.

"Umma bisa aja."
Ucapnya lalu terkekeh kecil berusaha menghilangkan rasa canggung nya .

Melihat wajah mantunya yang memerah . Aisyah ikut tertawa kecil sungguh menantunya ini sangat menggemaskan. Fikirnya apakah nantinya Farhan bisa tahan dengan sifat menggemaskan istrinya ini?
"Iya nak kamu cantik . Tapi Umma takut kecantikan kamu itu akan jadi Boomerang untuk kamu kedepannya ."

Jodoh Titipan BundaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang