TEMPAT KU BERKELUH

886 68 36
                                    

"Nggak gue belum siap."

Ucapnya membuat Ihsan menghembuskan nafas pasrah.

"Apa nggak masalah aku nungguin kamu sampai siap?"

Tiba tiba tubuh Feby meremang tidak tahu mau berkata apa. Kenapa seperti ini?.

"Gu-gue ngg....."

"Assalamualaikum."
"Ada apa ini?"
Tanya laki laki yang baru saja datang di tengah ketegangan kedua insan itu.

Terdiam sejenak seraya memandangi wajah Feby Ihsan langsung tersenyum tipis lalu beralih kepada abangnya itu.

"Nggak apapa mas , lagi cerita cerita biasa aja."
"Mas Hafidz mau kemana ? "

Yah lelaki yang baru saja datang itu tidak lain adalah hafidz.
Sejenak hafidz tidak langsung menjawab pertanyaan dari adiknya itu , matanya hanya tertuju pada perempuan yang ada di hadapan mereka  , terlihat di mata hafidz bahwa Feby saat ini tengah gelisah? Tapi , gelisah karena apa? Pasti ada suatu hal yang tengah di sembunyikan oleh kedua orang itu . Fikir hafidz.

Hafidz menoleh pada Ihsan lalu berkata.
"Mau keluar sebentar. Assalamualaikum."
Setelah mengucapkan salam hafidz beranjak dari tempat itu dan entah kenapa matanya tanpa sadar selalu melirik ke arah perempuan yang masih senang tiasa menunduk di tepatnya .

Setelah hafidz menghilang dari hadapan mereka berdua, Ihsan kembali melihat ke arah Feby .

"Feby , apa kamu keberatan jika aku menunggu kamu siap?"

"Gu-gue ckkkkk."
Feby berdecak pelan ,bingung, baru kali ini ia di hadapkan pada situasi seperti ini ! Menikah ? Ayolah dia masih belum kefikiran untuk menikah muda.

"Tapi gue belum mau nikah sekarang. Dan gue juga takut buat ngejawab pertanyaan Lo."
Ihsan masih menunggu dan ingin mendengar lontaran perempuan yang ada di hadapannya .
" soal nikah? Jujur gue nggak kefikiran buat nikah muda, masih banyak cita cita  gue yang belum gue wujutin  , jadi sorry gue nggak bisa san."

Setelah mendengar itu Ihsan menghembuskan nafas lega, setidaknya ia sudah berani mengutarakan niat baik nya pada perempuan yang selama ini ia tunggu.  Dan mungkin ia masih punya harapan untuk bisa menjadi Feby menjadi istrinya nanti, jika cita cita dari perempuan itu terwujud bukan.

"Hemm nggak apa-apa , santai aja , kalau nggak sekarang mungkin nanti hehe, jadi siap siap aja yah in syaa Allah aku bakal buat hati kamu luluh lewat doa doa aku."

Feby melongo entah apa yang merasuki jiwa dari lelaki di hadapannya ini . Bukan nya ia baru saja tertolak tapi kenapa ia terlihat tidak marah atau bahkan kecewa justru ia semakin semangat untuk mendekati nya .

"Terserah Lo dehh, gue juga nggak bisa ngelarang kan ."

"Emang yah Kalau soal hati nggak ada yang tahu mau nya gimana Hehe."
Lanjut Feby.

"Nggak juga , orang hati aku udah tau
Siapa yang dia mau."

Ucap Ihsan lalu tersenyum yang  menampakkan lesung pipi nya yang menambah citra ketampanan dari anak umma Aisyah itu.

Feby yang tidak sengaja melihat itu langsung memalingkan wajahnya , jujur ia akui Ihsan termasuk dalam tipekal orang yang tampan , tapi jika di bandingkan dengan Kakaknya Farhan.....
Feby menggelengkan kepalanya berusaha menyadarkan dirinya .
"Gila kenapa juga gue tiba tiba nginget tuh uztadz buaya, nggak waras kali gue Astagfirullah haladzim."

Jodoh Titipan BundaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang