Happy reading
"Di sini?"
Tanya Feby ketika mereka telah sampai di depan pintu yang bertuliskan مرحاض سيدات . lagi dan lagi feby tidak mengerti tulisan yang terpampang jelas di pintu itu pasalnya tulisan di pintu itu berbentuk kaligrafi Dan menggunakan kalimat bahasa Arab persis sama seperti bahasa yang digunakan pada pintu masuk asramanya.Siti yang sadari dari tadi menunduk . Langsung mengangguk cepat .
"I-iya."Feby jengah melihat gadis di hadapannya ini . Baru kali ini ia melihat seseorang yang jika di temani berbicara orang itu malah melihat ke bawah padahal jelas jelas dirinya berada tepat dihadapannya .
Feby berdecak pelan. Lalu menggulung lengan di depan dada seraya menatap jengah gadis dihadapannya itu.
"Oyy gua disini bukan di bawah ."
Siti tersentak keget mendengar nada tinggi Feby."Kalau gue ngomong bisa nggak sih nggak usah Nunduk gitu? Setahu gue kalau yang kita temenin bicara itu perempuan atau yang mahrom kita. Kita boleh kok nggak Nunduk . Lah Lo dari tadi nggak ngelihat gue . Kita kan sama sama cewek. Lo pasti lebih paham lah hal itu dari gue . Setara Lo kan sekolah di pesantren dan otomatis pemahaman agama Lo lebih tinggi . Masa kalah sama gue yang minim ilmu agama ?"
"Ma-af . Mending Kamu langsung masuk aja terus ki-ta langsung jalan jalan keliling pesantren."
Kata Siti menahan kegugupan nya . Pasalnya baru kali ini ada yang mau mengajak nya berbicara setelah sekian lama.Mendengar itu Feby pasrah. Ia menghelah nafas kasar lalu masuk untuk membasuh muka nya .
Feby sudah tidak mengerti lagi dengan orang orang yang ia temui hari ini . Jujur kalau ia bisa memilih lebih baik ia tinggal sendiri saja di Jakarta dan memulai kehidupan barunya walau tanpa ibunya.
Tapi apalah daya ia tidak enak jika menolak permintaan umma Aisyah untuk mengikut padanya ke sini . Apa lagi melihat mata umma Aisyah yang penuh harap untuk dirinya ikut dan menuntut ilmu kembali untuk meraih cita citanya. Jelas Feby tidak enak jika menolak .
Setelah beberapa menit kemudian Feby membasuh mukanya agar tidak kembali mengantuk. Ia pun keluar dan menghampiri Siti yang masih saja menunduk.
Fikirnya apakah gadis itu tidak capek menunduk terus. Bagaimana jika lehernya keseleo jika terus terusan menunduk . Nanti kan dia juga yang repot kalau hal yang ia khawatir kan terjadi.
Akhirnya karena sudah greget sendiri Feby pun mendekati Siti lalu Dengan satu hentakkan tangannya ia gerakkan untuk menarik wajah Siti agar mendongak dan tidak terusan terusan melihat ke bawah.
Emang ia setan ? Sampai sampai Siti tidak ingin melihat nya . Lagi pula Feby juga ingin berteman dengannya.
Siti melotot kan matanya tidak percaya dengan apa yang dilakukan oleh gadis dihadapannya ini .
"Ka- kamu gila yah?""Iya gue gila. Lo sih dari tadi Nunduk terus . Gue kan jadi greget sendiri buat ngedonggakin muka Lo buat ngelihat gue. Emang gue setan apa. Orang Cantik cantik gini kok dikira setan. Kan sebel gue!"
Siti tidak menjawab dan hanya menatap wajah Feby yang dari tadi berceloteh sesuka hatinya . Fikirnya apakah gadis di hadapannya ini tidak capek berbicara dari tadi ?
"Sebenarnya lo kenapa sih. Diam terus dari tadi . Tadi gue bicara pun Lo sama sekali nggak ngegubris . Gue bukan orang jahat kok gue orang baik . Kalau Lo nggak percaya Lo bisa tanya in deh ke Umma Aisyah. Gue juga lumayan pintar jadi Lo nggak bakal nyesel deh kalau temanan sama gue . Kata orang orang gue juga cantik . Apa lagi coba yang kurang . Lo mau kan jadi teman gue selama gue di sini?"
Siti tersenyum bahagia. Setelah sekian lama akhirnya ada yang ingin mengajak nya berbicara dengan tulus apa lagi menawarinya untuk berteman semenjak rumor tentang dirinya tersebar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jodoh Titipan Bunda
RomantizmBagaimana jika kamu menikahi seseorang yang bahkan dalam keadaan tidak sadarkan diri? Yah begitulah sekiranya yang dirasakan oleh Farhan adyatama Saputra yang merupakan seorang Gus sekaligus calon dokter yang terpaksa harus menyembunyikan pernikah...