PERTENGKARAN

1.1K 89 51
                                    

"Masyaallah Feby , kamu pintar banget bisa jawab semua pertanyaan dari Gus Farhan. " Ucap Siti dengan mata berbinar menatap ka arah perempuan yang berada di dekatnya .

"Lo berlebihan, orang gue nggak jawab semua kok."

"Ya sama aja febyy , Andai aku bisa sepintar kamu , "
Siti menghembus nafas pelan di akhir kalimatnya. Ia baru tahu bahwa teman barunya ini sangat pintar , dia merasa tidak pantas untuk berteman dengan orang semacam Feby .

"Lo kalau mau pintar yah belajar. Nanti gue ajarin ."
Kata Feby yang masih kalut dengan fikirannya menginggat anak sulung dari pemilik pesantren Al islah Darussalam ini. Namun masih  tetap saja mendengar dan membalas perkataan dari siti. Sejujurnya dirinya bukan pendengar yang baik namun ia ingin belajar menghargai orang lain mulai saat ini .

Mendengar itu Siti langsung menghadap ke arah Feby dan memegang tangan nya antusias.
"SERIUS?"

"Hemmm."
Feby mengangguk di sertai gumaman.

"Yaudah sebagai gantinya aku mau traktir kamu makan di kantin pesantren, mau nggak ? bukannya kamu mau ke kantin kan pas subuh tadi , sekarang kantinya udah buka kalau jam segini."

Mendengar kata kantin mata Feby langsung berbinar dan mengangguk semangat ke arah Siti.
"HAYUK!"

Siti terkekeh melihat tingkah Feby yang berubah ubah . Kadang ia tidak mengerti bagaimana karakter sebenarnya teman baru nya ini . Terkadang santai menanggapi hal, atau bahkan bersikap dewasa, terkadang juga galak dan sekarang satu karakter yang ia tahu lagi bahwa temannya itu bisa bersikap kekanak-kanakan jika menyangkut hal yang ia suka. Bukan kah itu terkesan unik?.

💐💐💐💐💐💐

Sesampainya mereka di kantin pesantren , mata Feby langsung berbinar menatap jajanan atau pun jajaran makanan yang tersedia di kantin itu, sungguh ini di luar ekspektasi Feby ia fikir Kantin di pesantren tidak lah besar dan terbilang memiliki makanan yang kurang lengkap , namun perkiraan Feby ternyata salah . Dan satu yang membuat Feby merasa aneh.

"Siti emang di kantin pesantren ini cowok sama cewek bisa di gabungin gitu yah . Kantin di pesantren ini cuman satu emang?"
Tanya Feby pada Siti yang berada di dekatnya.

Siti menggelengkan kepalanya .
"Enggak kok , kantin pesantren ini ada tiga , cuman  yang satunya itu khusus buat para pengurus maupun uztadz uztadzah yang mengajar di pesantren ini , terus yang satunya lagi ada di pojok pesantren dekat asrama Ikhwan nya , terus  yang terkahir di sini deh."

"Terus kalau misalkan ada kantin satunya lagi , kenapa gue lihat di sana  ada cowok yang makan, tuh liat," Feby mengarahkan pandangannya pada laki laki yang terlihat sedang menikmati makanan nya di meja kantin tidak jauh dari tempat nya berdiri." Owh iya di sini tuh emang santri Ikhwan nya diizinkan buat makan di kantin ini tapi dengan syarat selama mereka berada di kawasan yang ada akhwat nya Mereka di wajibkan harus tetap menundukkan pandangan mereka dan tidak boleh bercakap dengan lawan jenis mereka tanpa adanya sebab  yang kuat.

"Owhhhhhhhhh, tapi gue lihat kok banyak cewek yang ngelirik lirik mereka makan yah . Hhhhhh tuhh makan kok sambil ngelirik lirik cowok sih mana nggak di respon lagi ."
Ucap Feby ketika melihat santri putri yang  mencuri curi pandang pada laki laki yang sedang menyantap makanan nya di meja kantin dengan tenang tanpa merespon perempuan yang meliriknya.

"Udah ah gue Laper mending kita cari meja yang masih kosong. Cacing cacing di perut gue udah pada demo nih ."
Ucap Feby dengan wajah memelas lalu berjalan mendahului Siti.

Jodoh Titipan BundaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang