PERKARA POHON

661 58 13
                                    


"Shadaqallahuladzim...."

"Akhirnya gue bisa hafal juga nih tugas hafalan yang di kasi sama gus hafidz."

 Feby tersenyum tipis, entah kenapa ada hal yang berbeda saat ia bisa mengafal ayat suci Al-Qur'an beserta hadis hadis nya di bandingkan dengan menghafal rumus rumus matematika yang selama ini bisa ia hafalkan dengan mudah. 

"Kok gue jadi lega yah. Tenang aja gitu perasaan. Cekkk ini mah kalau hukumannya kayak gini mah gue suka, lain kali kalau ada kesempatan, gue mau bikin ulah lagi deh supaya hafalan gue bisa di tambahin hehehe."Feby terkekeh licik, Sesat memang, sesat di jalan yang benar tapi.

Terdiam sejenak lalu entah kenapa perempuan itu langsung menghembuskan nafas gusar, ia hampir lupa jika bertepatan pada hari ini usianya sudah menginjak 21 tahun , jika di ingat ingat pada saat hari kelahirannya pasti ia akan merayakan nya bersama dengan ibu nya, tapi hari ini sungguh berbeda ia hanya pasrah . Lagi pula untuk apa juga ia bersedih jika tidak merayakan nya.

"Tenang feb! Umur Lo udah 21 tahun artinya Lo udah bukan anak anak lagi jadi nggak usah lah ada gaya gayaan buat di rayain . Alay banget."
Ucapnya pada diri sendiri. Berusaha untuk tidak kembali terpuruk jika mengingat pasal ibunya yang telah tiada.

Plak
Feby memukul dahinya lupa akan sesuatu.
"Ya Tuhan gue lupa kalau gue harus piket di ndalem ." Feby melihat ke arah bawah mengecek jika tidak ada pengawas atau penjaga di area itu. Bisa kalian ketahui bahwa saat ini perempuan itu sedang berada di atas pohon mangga milik pesantren, yahh Feby memang memiliki banyak cara untuk menghilangkan rasa bosannya ketika sedang menghafal atau pun belajar dan salah satunya yaitu memanjati  pohon. Very smart right?
"Kayaknya aman nih ."

Namun pada saat dirinya ingin melompat dari atas pohon "Woy lo ngapain di situ?"
tiba tiba saja ada suara yang seketika membuat perempuan itu terkejut.

"A*j*r,  Aaaaaa."
Umpat Feby  saat ia sudah melompat dari atas pohon  lalu  terjatuh mengenaskan di atas tanah

Brakk

"Auuu bokong gue."
Feby meringis kesakitan dan mendongakkan kepalanya melihat lelaki yang sialnya membuat dirinya jatuh barusan.

"Siapa Lo!?"
Tanya Feby dengan memasang wajah kesal lalu berdiri.

"Mau kenalan? Baru juga ketemu udah mau PDKT aja ." Ucap lelaki itu dengan PD nya

"Idih geer banget Lo jadi cowok. Lagian siapa juga yang mau PDKT sama elo , nggak guna tau nggak."

"Gengsi bilang aja , gue tau gue ganteng."

Feby membulatkan matanya tidak percaya jika ada laki laki yang memiliki tingkat kepedean setinggi ini .

"Lo gila apa stres haa? Baru kali ini gue ketemu cowok yang tingkat kepedean nya udah setinggi harapan orang tua . Mending Sekarang Lo pergi atau nggak gue bak--."

"Bakal apa haa? Harusnya tuh gue yang ngancem elo. Kenapa coba Lo pergi manjat pohon mangga milik pesantren ? "
Feby terdiam , memang benar harus nya saat ini dia yang harus khawatir karena di ciduk memanjat pohon mangga pesantren .

"Owh atau jangan jangan Lo mau?"
Lelaki itu menatap curiga ke arah perempuan di hadapannya

"Mau apa? Jangan Fikir aneh aneh yah."
Sela Feby cepat

"Hhh Lo mau nyolong mangga pesantren kan ? Ngaku lo!" Beo lelaki itu seraya tersenyum mengejek ke arah Feby.

"Lo tuh yah. Datang main fitnah fitnah orang aja , tuh lihat ke atas!!" Dan dengan lugunya lelaki itu langsung melihat ke arah  atas sesuai instruksi dari perempuan dihadapannya .

Jodoh Titipan BundaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang