Selagi teman-temannya mengejar Jihyun, Dokyeom meluangkan waktunya untuk membantu mengeluarkan dan menata kembali barang-barang Joshua dari kopernya. Joshua nyaris saja ingin meninggalkan asrama, tapi untung saja tidak jadi berkat usaha Dokyeom dan Mingyu.
"Sejak kapan kau dan Mingyu mencari tahu tentang kebenaran surat itu?" kata Joshua.
"Sejak kau pertama kali ingin mengurung diri di kamar." kata Dokyeom.
"Astaga, Dokyeom... Aku gak menyangka kau akan seserius itu hingga pergi jauh-jauh hanya agar aku gak pergi dari sini."
"Iya, aku melakukan itu untuk kebaikan kita. Aku ini memang orang yang gak bisa menerima kebenaran secara instan begitu saja, aku akan selalu mengecek apakah kebenaran itu benar-benar dibuat dengan jujur atau enggak. Aku gak suka ditipu."
"Iya, kau benar. Maafkan aku juga yang tiba-tiba emosi sampai menghalangimu saat mengkonfrontasi Jihyun dan berkelahi dengannya saat itu. Aku memang sudah gak tahan lagi dan aku merasa bahwa aku gak punya harga diri lagi. Aku berpikir Jihyun akan terus melakukan apa saja untuk mengusirku, sampai menggunakan wasiat palsu seperti itu. Karena itulah, aku memberinya pukulan sebelum aku pergi dari sini."
"Tindakanmu yang langsung berhadapan dan berkelahi dengan Jihyun itu gak ada salahnya bagiku. Kau memang berhak untuk marah, makanya aku membiarkanmu dan aku gak menengahi atau melerai kalian untuk beberapa saat. Tapi saat aku menyadari bahwa kau sangat kehilangan kendali, barulah aku dan lainnya bergegas menghentikanmu."
"Sepertinya Jihyun membuat serigalaku bangun setelah sekian lama tertidur. Aku berpikir, aku pasti terlihat menakutkan saat itu."
"Bukan menakutkan saja, tapi kau juga mengerikan saat itu bagiku. Aku terkejut bahwa Joshua yang kukenal ternyata bisa melampiaskan amarahnya hingga seperti itu. Tentu saja, kau gak boleh menjadi omega yang lemah di saat seperti itu."
"Benar sekali."
Akhirnya, semua barang milik Joshua tertata dan kembali ke tempat semula. Dokyeom kemudian menarik Joshua untuk duduk di ranjang bersamanya.
"Joshua..."
"Iya?"
"Sebelumnya aku minta maaf karena aku gak bisa melindungimu dengan baik. Aku minta maaf karena saat itu aku belum bisa melupakan Jieun sebagai masa lalu yang berharga bagiku. Mulai sekarang, aku berjanji akan melindungimu sebagai alpha-mu. Kau adalah milikku sekarang, dan sebaliknya."
Joshua dan Dokyeom kini saling berpegangan tangan, dan menatap satu sama lain dengan pandangan terharu sambil tersenyum.
"Kau gak perlu meminta maaf, Dokyeom. Aku yakin, kau memang butuh waktu untuk memikirkan segalanya yang masih mengganjal di pikiranmu saat kita dinikahkan. Aku memang menghargai segala rahasia yang kau miliki dan gak akan penasaran untuk mencari tahu, terutama mengenai mendiang Jieun. Sebagai omega yang baik, aku juga akan selalu melindungimu."
"Aku mencintaimu, Joshua. Maaf karena aku baru mengucapkan kalimat ini sekarang. Aku ingin kita memulai semuanya dari awal. Aku ingin kita benar-benar menikmati waktu sebagai pasangan suami istri yang sebenarnya, karena gak akan ada lagi yang mengganggu kita. Bagaimana?"
"Dari awal, aku langsung terpesona saat pertama kali melihatmu di kelas. Aku juga mencintaimu, Dokyeom. Kau adalah alpha yang sempurna bagiku. Dan aku setuju dan akan menuruti keinginanmu."
KAMU SEDANG MEMBACA
SEVENTEEN : Code One | SeokSoo ✓
Kurt Adam"Dia bukan siapa-siapa, dia hanya pujaan hatiku." • Code 1 : Alpha • ⚠️WARNING!⚠️ - BxB - Mature Content - 🔞🔞 Main Cast : - Lee Dokyeom - Joshua Hong Additional Cast : - Kim Mingyu - Jeon Wonwoo - Yoon Jeonghan - Choi Seungcheol - Lee Jihoon - Kw...