18; duh, yesa

804 152 8
                                    

hai, selamat baca

×

Udah hampir jalan sebulan Katrin ada di Amerika. Sekitar dua minggua. Berarti, jalan dua minggu juga mereka berdua LDRan. Sejauh ini ga ada masalah yang gimana-gimana, palingan masalah perbedaan waktu, sih.

Katrin juga menjalani hari-harinya dengan baik. Ya walau sedikit keteteran pas diawal, tapi makin lama ia bisa menyesuaikan. Senengnya ikut begini, tuh, ia bisa banyak kenal orang baru. Kemarin ia juga sempat hang out bareng sama temannya.

Sekarang sudah jam satu malam di tempatnya. Kalo dipikir, sekarang di Indonesia sudah siang hari. Ia mencoba untuk menelpon pacarnya kali aja diangkat.

Ga butuh waktu lama buat telpon Katrin diangkat oleh Yesa.

" Hai... "

" Sayangggg!!! Kangennn!!! Kamu di sana berapa lama lagi? " tanya Yesa. " Bentar, vc aja, yuk. Kangen... "

Katrin tertawa sambil merubah panggilan suara menjadi panggilan video.

" Mau tidur ya? " tanya Yesa. Cowok itu terlihat berada di studionya.

Sejujurnya, semenjak Yesa itu mendapat fasilitas studio, cowok itu sedikit jarang buat interaksi sama Katrin. Eh habis itu ketambahan dia yang dapet kerjaan buat ngeproduserin sebuah lagu, makin sibuk. Bohong sih kalo Katrin gak kesel. Pernah juga minta date di studio tapi Yesa gak mau. Alasannya juga gak make sense. Ya udah ketimbang nambah perdebatan, akhirnya dia diem.

" Iya. Baru sadar kalo di sana siang jadi aku telpon. Maaf ya selama ini aku sibuk banget di sini, " ucap Katrin.

" Iya gak papa. Aku juga sibuk kok di sini. Kita sama-sama sibuk sekarang, " balas Yesa. " Kamu mau dengerin gak lagu aku? "

" Mau lah! Kan aku dulu sering minta ngedate di studio biar bisa dengeri lagu kamu, " jawab Katrin.

Yesa mulai memainkan demo lagu yang baru ia buat. Karena cuman demo, jadi gak yang lama.

" Gimana? Eh iya, yang ngisi demo Kak Stella, " tanya Yesa sambil minum segelas kopi yang tinggal setengah.

" Bagusss. Kan pacar aku, tuh pinter. Tapi malesin banget masa cuman satu lagu doang, " ujar Katrin sambil merubah posisinya. Kali ia menaruh ponselnya sambil ia duduk. " Aku kemaren habis keluar sama temen aku. Baik banget, dia orang Korea. "

" Oh iya? Cewek cowok? " respon Yesa sambil matanya melihat ke pekerjaannya. " Eh kok gini, bentar ya sayang."

Habis itu, Yesa out frame. Katrin senyum doang melihat pacarnya yang menghilang. Ia lalu mengambil milk tea yang ia simpan di kulkas kecil di kamarnya.

" Sayang maaf, ya... Oh iya, keknya harus udahan dulu, deh. Aku tadi baru inget ada kelas sebentar lagi, " ucap Yesa pas masuk lagi ke frame.

" Oh? Ya udah, deh. Aku lupa kalo kamu masih kuliah. Jangan begadang! Jangan kerja mulu! Inget masih kuliah! " ujar cewek itu yang diangguk-angguki oleh Yesa di sana. " Sama jangan macem-macem! Kalo gak ada halangan, dua minggu lagi aku balik. "

" Siappp!! Udah, ya. "

Habis mereka dadah-dadahan, panggilan video mereka lalu dimatikan.

Helaan nafas Katrin keluar begitu ia menutup panggilan videonya. Habis itu, pintu kamarnya diketuk.

" Iya? "

" Kamu belum tidur?  " tanya teman seunitnya.

" Belum. Kenapa? " jawab Katrin sambil ngebuka pintu kamarnya.

[✓] Kamar SebelahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang