selamat baca -
×
Sinar matahari mulai bersinar dengan terang. Di dalam ruangan ini, seorang perempuan-Sebut saja Katrina Elysia terbangun dari tidurnya. Setelah kesadarannya kembali utuh, ia lalu mulai bangkit dari tempat tidur dan berjalan keluar dari kamarnya.
" Begadang lagi, Kat? " tanya teman seunitnya yang sudah terbangun lebih dahulu.
Katrin mengangguk. Padahal sudah jelas dari perawakannya kalo ia baru bangun.
Katrin lalu mengambil roti yang tersimpan di lemari. Setelah memberinya selai coklat, ia lalu memakannya sebagi menu sarapan pagi ini.
" Gue mimpi aneh banget, Gab. " Ia lalu duduk di sebelah sahabatnya yang bernama Gaby itu. " Yona belum balik? Katanya balik semalem. "
" Diundur pagi, " jawab Aji Gaby tengah menguatak-atik laptopnya. " Mimpi ape tuh? "
" Apa ya... Gue juga ga paham, pokoknya kek film gitu, " jawab Katrin sambil makan rotinya. " Pokoknya kek sambung menyambung gitu lo. "
Gaby hanya mengangguk. Ia tak menanggapi, tapi ia masih mendengarkan sahabatnya itu.
" Kek film romance tau gak, terus berasa nyataaaa banget, " ujar Katrin lagi. " Jadi kek hari pertama mimpi, gue mimpi ketemuan sama dia. Terus ya udah kek deket. Tau-tau pacaran. Ada kek scene tengkarnya. Terus yang hari ini, gue kek ngerasa tau-tau berhenti terus ya udah tau-tau bangun. "
" Kebanyakan baca cerita fiksi lu, ya? Sampe kebawa mimpi, " jawab Gaby. " Gue baru ngegojek bubur, kalo lo mau, ada di lemari. "
Katrin lalu mengambil bubur yang dibelikan oleh Gaby dan memakannya hingga habis.
" Entar kuliah jam berapa lo? " tanya Gaby yang bersiap mau berangkat ke kampusnya.
" Agak siangan keknya. Lo berangkat sekarang? " jawab Katrin yang baru saja beres-beres dapur.
Gaby ngangguk. " Berangkat dulu, ye. Btw, sorry dapurnya jadi berantakan gara-gara gue. "
" Sans! Tiati! "
Usai Gaby pergi ke kampus, hal yang Katrin lakukan selanjutnya adalah beres-beres bentar sambil menyiapkan barang-barang untuk kuliahnya hari ini. Gak berantakan banget, sih. Soalnya mereka berdua tipikal lumayan rajin, asal gak ada yang nyuruh aja.
Beres-beres udah. Nyiapin barang-barang udah. Katrin lalu mandi karena ia akan pergi ke kampus setelah ini. Sekitar dua jam dari sekarang kelas pertamanya akan dimulai. Setelah mandi dan memakai pakaiannya, ia berdandan. Pas banget, habis itu belnya berbunyi.
" Sebentar! Masih rapi-rapi! SABAR!!! " teriak Katrin. Habis ngerapiin rambut ia lalu beranjak menuju ke pintu.
Tangannya memegang gagang pintu lalu ia turunkan. Jeder! Pas dibuka... Cowok. Rambut merah. Ia sama sekali belum pernah melihat cowok itu.
" Permisi. "
Katrin memang belum pernah liat di sana sebelumnya, tapi entah kenapa ia merasa kalau ia tidak asing dengan cowok itu. Makannya ia cuman diem aja sambil memperhatikan cowok itu yang berdiri di depannya sambil bawa sepiring brownies.
" Mbak? "
" Eh iya. Ada apa ya? "
" Anu, ini gue baru pindah ke sebelah semalem. Sekalian ada sedikit makanan buat mbak, " ucap cowok itu. " Itung-itung biar kenal. "
" Waduh, ngerepotin. Makasih, ya. Betah-betah tinggal di sini, " balas Katrin sambil menerima piring tadi. " Eh uya, keknya kita seumuran, jadi manggil namanya entar. Nama gue Katrin, lo? "
Katrin lalu menyodorkan tangannya.
" Gue Yesa. Salken. " Ia lalu berjabat tangan dengan Katrin.
Entah kenapa, Katrin merasa familiar dengan nama itu.
- END -
28 Maret-26 Mei 2022
Terima kasih semuanya atas hampir dua bulan ini. Makasih banget buat yang udah baca, udah vote, udah komen. Pokoknya terima kasih banget. Gak nyangka dalam waktu dua bulan bisa nembus 9rb yang baca 🥲 Minta maaf juga kalau misal ada yang terkesan gak jelas, cringe, atau aneh.
Perkara ending cerita....
Terserah kalian dah mau menafsirkan endingnya kek gimana. Sengaja buat ending kayak gitu.
Last. Tetep dukung Yoshi, Karina, dan semua face claim yang ada di sini, ya. Ingat! Semua yang ada di sini cuman FIKSI. Gak ada hubungannya dengan mereka yang asli, okey.
See u...
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] Kamar Sebelah
Teen Fiction" LO SIAPA? NGAPAIN DI APART GUE?!! " Awalnya Katrin yang mabuk habis diputusin salah masuk ke kamar tetangga. Udah salah, marah-marah sama mas-mas yang nempatin. Untung si mas kagak ikutan marah, palingan cuman bingung doang melihat kelakuan Katrin...