hai, selamat baca —
×
Mata Yesa berasa ada yang berusaha masuk. Ia berusaha membuka matanya sambil memilah cahaya yang masuk. Dilihat kesekitar kalau tempat ia bangun bukan di kasurnya.
" Udah bangun? " ucap seseorang.
Yesa noleh ke sumber suara.
" Udah bangun? Nyusahin! "
Katrin.
Cewek itu lalu turun dari tangga menghampiri Yesa yang saat ini mulai mendudukan tubuhnya. Begitu sampai, ia lalu duduk di sofa dekat cowok itu.
" Aku habis ngapain? Kok aku di sini? " tanya Yesa.
" Mabuk. Ngapain sih mabuk-mabukan segala? Gak ada cara lain apa? Aku aja bisa, masa kamu enggak? " jawab Katrin.
Yesa sedikit mengingat apa yang terjadi semalam. Oke ia ingat. Ingatannya pas dimana ia mengajak kedua sahabatnya buat nemenin dia minum. Sebulan lebih semenjak malam itu, jadi tuh anak capek banget. Yesa emang bukan peminum, tapi kalau minum biasanya emang gak baik-baik aja.
" Bentar aku ambilin supnya. Tunggu sini, jangan nyusul! " ucap Katrin.
Cewek itu lalu pergi ke dapur guna mengambil sup yang ia buat. Habis itu ia balik dan meletakkannya di meja buat dimakan sama Yesa.
" Makasih. "
Katrin cuman ngeliatin aja Yesa yang lagi makan. Masih kesel, sih. Tapi setelah heeling sama ngobrol-ngobrol dengan tersangka kedua, ia jadi rada melunak. Tapi tetep, lihat Yesa dia masih kesel banget.
" Enak? "
Yesa ngangguk.
" Gak usah boong! Aku ngasih garem banyakan. "
" Aku suka asin. "
Katrin lalu menuju ke dapur buat ambil air mateng. Setelah itu ia masukin ke dalam sup yang Yesa makan itu.
" Habisin buruan, kamu harus cerita pokoknya. Setelah itu dipikir nanti! "
Yesa cuman ngangguk. Cowok itu lalu menghabiskan sup yang dibuat oleh Katrin. Terlebih dahulu ia izin buat ke kamar mandi untuk buang air kecil dahulu.
" Duduk situ! "
Yesa lalu duduk dihadapan Katrin sesuai yang cewek itu instruksikan.
" Ceritain! "
" Jangan dipotong. Pas itu emang lagi capek banget, habis itu Marsha ngajakin keluar berempat sama dua temen aku yang lainnya, ya udah aku iyain. Yang dibalik igs itu aku udah cerita, ya pokoknya kayak gitu. Aku anterin Marsha pulang karena dia cewek, bahaya cewek pulang malem sendirian. Terus... Iya aku setelah itu ngajakin dia keluar dua kali, cuman berdua. Tapi habis itu Kak Stella, Aji, Juna, senior yang punya studio aku, sama Gaby marah-marah. Di situ aku sadar kalau aku salah. "
Katrin mengangguk mendengar penjelasan pacaranya itu. " Emang kamu salah! Bisa-bisanya keadaan punya cewek ngajakin mantannya keluar berdua, otak kamu dimana? "
Yesa gak jawab ucapan Katrin barusan.
" Kamu anterin Marsha pulang, tapi kamu biarin aku pulang malem. Pulang jam sepuluh lewat, kendara sambil rada ngantuk-ngantuk. Gak takut pacarnya kenapa-kenapa? " tambah Katrin sambil minum air putih.
" Iya maaf. "
" Oke. Kemarin Marsha nemuin aku. Dia udah cerita semuanya, bahkan alasan sebenernya ia mutusin kamu. Tapi aku sadar kalau yang Marsha katakan itu gak pernah kamu lakuin lagi. " Katrin tampak menjeda sebentar ucapannya. " Sekarang aku gak mau nyalahin kamu. Kamu sibuk, aku juga sibuk, kita sama-sama sibuk. Aku minta maaf kalo kemarin seolah nyalahin kamu, karena setelah dipikir-pikir aku juga salah. Terus perkara kamu ngajakin Marsha jalan, beres dari sini kita ke lapangan! "
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] Kamar Sebelah
Jugendliteratur" LO SIAPA? NGAPAIN DI APART GUE?!! " Awalnya Katrin yang mabuk habis diputusin salah masuk ke kamar tetangga. Udah salah, marah-marah sama mas-mas yang nempatin. Untung si mas kagak ikutan marah, palingan cuman bingung doang melihat kelakuan Katrin...