What if : .... | 6

1.9K 101 56
                                    

What If : Tazk and Mata first meeting wasn't in ABTT.

-what if series-

Menjadi seorang anggota boyband sekaligus cucu dari Panglima Pasukan Bayangan bukan hal yang mudah. Tazk harus menjaga citra grup sekaligus keluarganya di hadapan publik. Dia dituntut menjadi sempurna.

Bagi Tazk, semua itu melelahkan.

Banyak orang sering lupa, Tazk juga manusia. Tidak ada manusia yang sempurna. Tapi Tazk sudah tau konsekuensi dari pilihan-pilihannya, ia tidak bisa mengeluh.

Bahkan saat manager membangunkan dirinya di pagi buta, Tazk tidak bisa mengeluh.

"Ayo bangun! Kita ada acara fansign di Mall A hari ini."

Bukan hanya Tazk yang bangun malas-malasan, teman-teman satu grupnya juga. Masing-masing dari mereka pergi mandi, tidak ada yang berminat memulai percakapan sepagi ini.

Grup band ECHO baru saja mengeluarkan lagu baru berjudul "Tempo" setelah sekian lama hiatus. Perilisan ini disambut dengan sangat baik oleh seluruh penggemar dan warga Klan Bulan. Lagu Tempo disebut-sebut lagu terbaik yang pernah dikeluarkan oleh ECHO.

Dengan perilisan itu pula, jadwal boyband menjadi sangat sibuk. Kemarin pagi harus syuting di salah satu stasiun TV, siangnya beranjak menuju acara DJ Radio, malam harus berlatih. Ditambah lagi hari ini mereka mengadakan fansign di Distrik Sungai-Sungai Jauh. Tubuh Tazk serasa ingin remuk.

Ekspresi wajah teman-temannya juga sama, kuyu. Bahkan Hyun masih setengah tertidur ketika mereka memasuki kapsul, membuat kepalanya terjedot bagian atap kapsul.

"Hati-hati," ucap Yeol memperingatkan temannya.

Tazk tertawa melihat Hyun yang sedang meringis mengusap kepalanya. "Makanya kumpulkan dulu nyawamu sebelum berjalan."

"Diamlah kalian."

Seisi kapsul itu tertawa. Walau jadwalnya sangat padat, keberadaan anggota grup ECHO yang sangat ramai membantu banyak. Meskipun terlihat cool and collected di layar, member ECHO sebenarnya sangat receh.

Kapsul itu melesat cepat menuju tempat fansign.

***

"Bisakah kamu membantuku?" tanya gadis itu dengan mata berbinar.

Aduh, tidak usah memasang muka seperti itu. Bahkan kalau dia meminta dengan normal, Mata akan mengiyakan dengan senang hati.

"Hahaha iya, iya. Aku akan membantumu." Mata mengangguk dengan senyum lebar di wajahnya.

"Apa yang harus kulakukan disana?" tanya Mata.

Gadis remaja di depannya melambaikan tablet tipis, mengirimkan undangan ke tablet milik Mata. "Aku sudah mengirimkan undangannya kepadamu. Sampai sana, tolong minta mereka menandatangani ini," gadis itu memberikan sebuah hologram kotak yang cukup berat.

"Ini apa?" Mata mengangkat kotak tersebut, penasaran.

"Namanya album, Mata. Itu salah satu album yang kubeli dari ratusan album lainnya."

"Heh?! Kamu membeli ratusan?"

"Ya memang harus membeli banyak jika mau mengikuti fansign," ucap gadis itu sambil lalu.

"Kamu membeli banyak-banyak tapi tidak bisa datang. Aneh sekali, Ems."

Ems menyengir, "kan aku punya kamu yang bisa dimintai tolong. Tolong aku ya, Mata."

"Kamu memang sepupu yang merepotkan," Mata menggeleng tidak habis pikir.

"Terima kasih, Mata cantik."

Bumi Series [fanfict]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang