♡ seli × ily ♡
Seli melangkah keluar dari angkot. Telinganya tersumpal oleh earphone yang memutar lagu-lagu KPop kesukaannya. Dia memasuki rumah dengan kepala mengangguk cepat, sesuai dengan irama lagu.
Saat Seli memasuki kamar, tiba-tiba ponsel miliknya bergetar. Kak ily? Ada apa? Tumben sekali dia menelepon.
"Halo, Kak Ily?"
"Halo Seli. Kamu sudah pulang sekolah?" suara hangat milik Ily terdengar jelas. Jangan tanya Seli kenapa Ily bisa menelponnya dari Klan Bulan, tanya saja si genius itu.
"Sudah, Kak. Barusan banget." Seli melangkah menuju meja belajar, duduk sambil menopang dagu.
"Oooh, baguslah."
"Kak Ily kenapa nelpon?" tanya Seli.
"Jadi aku gak boleh nelpon kamu gitu?" balas Ily di ujung sana.
"Bukan gitu!" Seli menjawab panik, "cuma tumben aja, Kak. Biasanya chat atau datang langsung...."
Suara tawa Ily terdengar lantang. Dia seperti puas sekali berhasil mengerjai Seli. "Aku mau ngajak kamu ke Klan Bulan. Besok adalah hari penting di sini."
"Hari penting?" Seli mengernyitkan dahinya bingung.
"Ada pokoknya. Aku jemput jam 11 bisa gak, Sel? Nanti biar aku yang izin sama Mama dan Papamu."
Seli membelalak, "11 malam?"
"Iya, Seli."
"Aku belum tau bakal dibolehin atau enggak, Kak," Seli menggaruk dagunya, berpikir keras. Kalau ditanya Seli mau ikut atau tidak ... YA PASTI MAU LAH. Bahkan kalau Ily mengajak ke Ruangan Padang Sampah, Seli akan mengangguk setuju.
"Soal itu, biar aku yang urus. Orang tuamu ada di rumah malam ini?" Suara Ily terdengar yakin sekali.
"Papa lembur, Mama piket di RS, Kak." Aduh, ada-ada saja cobaan setiap kali ia ingin keluar dengan Ily.
"Nama RS-nya apa?" Seli dengan cepat menyebutkan nama dan alamat Rumah Sakit tempat Mama bekerja. "Ok, kamu tidur aja dulu. Jam 11 aku jemput."
"Oke, Kak." Seli mengangguk semangat. "Eh, aku harus pakai baju apa?"
"Yang cerah-cerah, Sel. Khusus besok, warga Klan Bulan gak pake yang gelap-gelap dulu," jelas Ily. Seli semakin penasaran. Ada apa sih?
"O ... oke, Kak."
"Sampai nanti, Sel."
***
Sehabis ditelfon oleh Ily, Seli langsung mandi sebelum beranjak tidur. Sesuai saran lelaki itu. Sayangnya, tidur yang terlalu lelap membuat Seli keenakan. Dia baru bangun pukul 9. Seli gerudukan di kamarnya, rusuh bersiap.
Seli melesat cepat ke kamar mandi. Suara shower menyala terdengar selama 30 menit di kamar mandi. Tidak ketinggalan nyanyian riang milik Seli yang terdengar cukup lama.
Gadis itu keluar dari kamar mandi sambil mengusak rambut pendek miliknya. Dia berjalan menuju meja rias, mencari masker untuk dipakai. Aduh, ada satu jerawat di pipinya. Haruskah dia ke rumah Raib dulu, meminta Raib untuk menghilangkan jerawat ini?
Aku mikir apa sih, ini juga kempes kalau dipakaikan masker dan dikompres dengan toner, batin Seli. Agak kesal dengan dirinya sendiri yang lambat loading.
Dimulailah delapan tahapan skincare milik Seli. Dia dengan takzim duduk di depan cermin, mengobrak-abrik laci meja miliknya untuk mencari produk. Ribet sekali ya. Tapi, yang mengajak Seli ini Ily. Jadi Seli harus bersiap dengan sepenuh hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bumi Series [fanfict]
FanfictionFanfic tentang karakter bumi series. Versi twitter dari tulisan ini bisa dilihat di tiktok yang ada di bio <3 *** Seluruh karakter dan beberapa latar cerita bukan milik penulis. Penulis hanya meminjam karakter milik Tere Liye dari serial Bumi.