41. Konyol

1.1K 250 36
                                    

Hari demi hari berlalu dengan tanpa ketenangan barang sedikit pun. Tentu ada saja keributan yang terjadi tiap saatnya. Itulah kehidupan. Bukan manusia yang mencari masalah kadang, karena masalah itu yang sibuk mencari target manusia berikutnya. Bukan begitu?

Tidak ada manusia yang suka mencari masalah, kecuali … wanita. Ya, wanita. Bahkan kaum wanita ini tidak enggan mencari ribut meski dalam situasi genting. Yah, misalnya ketika semua orang sedang sibuk mempersiapkan diri untuk ulangan semester satu. Waktu yang sangat terasa saking beratnya.

Nyai Anes <3
Online

[Ka.]

[Lagi belajar, ya?]

[Iya. Kenapa?]

[Gue mau nanya.]

[Tumben. Soal yang mana? Besok ada tiga ulangan.]

[Dih, bukan soal itu.]

[Si Homo Sapiens ini pasti lagi mau cari ribut sama gue.]

[Pede banget, sih.]

[Orang cuman mau nanya.]

[Gara-gara ini pertanyaan terus muter di otak gue.]

[Gue jadi gak konsen buat ngapa-ngapain.]

[Apalagi belajar buat besok.]

[Alesan.]

[Ihh, beneran tauk!]

[Ya, ya, ya, ya, ya. Apa?]

[Lo milih yang mana? Dicium cewek cantik terus dapat duit 1 juta, atau dicium gue dan dapat duit 500 ribu?]

Dzaka tidak langsung menjawab pertanyaan itu. Ia melirik jam di atas nakas kamarnya yang masih menunjuk pada angka pukul sembilan malam. “Masih sempat buat debat,” gumam Dzaka lalu kembali fokus pada layar ponselnya. Entah kenapa perasaannya jadi tidak enak saja. Pasti malam ini mereka ribut lagi.

Nyai Anes <3
Online

[Lo gak boleh pakai opsi lain.]

[Pilihannya cuman ada dua itu aja.]

[Oke. Gue milih dua-duanya.]

[Gak bisa lah anjenk! Salah satu aja!]

[Oke. Yang kedua aja.]

[Apa?]

[Dicium sama lo terus dapat duit 500 ribu.]

[OHHH.]

[CUKUP TAU.]

[🙂👍]

[Apa lagi coba? Jawabannya gue salah?]

[Gak, kok. Jawaban lo bener.]

[Berarti emang gue gak cantik.]

[☺️]

[Shit.]

[Pertanyaan kontol ini mah. Semua jawaban salah.]

[*Konyol]

[GAK PAPA.]

[GUE BAIK-BAIK AJA]

[☺️]

[Gue revisi jawabannya.]

[Gue pilih dicium sama cewek cantik, karena cewek cantiknya itu elo.]

[Telat. Dibilangiin gak usah juga!]

[Bodo ah. Pengen jadi mermaid aja.]

[HEH.]

[Bujuk gue dong! Pacar lagi ngambek malah malah lanjut belajar.]

[Astagfirullah ya Allah. Berikan hamba stik kesabaran selebar jidat konclongnya kepsek.]

[*stok]

[Belajarnya di sini aja, Ka. Sekalian nginap.]

[Besok ‘kan, ulangannya online juga.]

[Oke. Lo mau nitip apa?]

[Mau martabak spesial di warung depan gang sana.]

[Lho? Gak bisa gitu dong!]

[Hah?]

[Ya, lo harusnya bilang ‘TERSERAH’ bukan ngasih jawaban pasti.]

[Lah, gimana, sih? Entar lo belinya yang lain! Gue ‘kan maunya martabak!]

[Gak bisa, gak bisa! Harusnya gue yang nanya, ‘lo mau martabak, gak?’ setelah lo bilang ‘terserah’ tadi. Baru habis itu lo jawab ‘terserah’ lagi.]

[Apaan si kampret!]

[Lo harusnya lakuin pola itu lima sampai sepuluh kali dulu!]

[Tapi gue maunya martabak, Kaaaaa😭]

[Ya gak boleh, dong. Gak bisa gitu!]

[AAAAA!! Gue maunya martabak, woi! Martabakkkkk!!😠]

[Itu namanya lo ngelanggar hak asasi terserah milik wanita!]

[MARTABAK TITIK. MARTABAK.]

[Gak mau lah, gue aneh aja.]

[Gue aneh? Lo yang aneh!]

[Gue gak mau otw, nih.]

[Demi Bapak di surga. Gua mau marbatabak, Kaaaaa!!! Gue ngidam martabak!!!😭]

[Bodo amat.]

[HEH. Kok lo gitu, sih?]

[Jawab terserah dulu.]

[Gue mau martabak, elah! Gue pengen M-A-R-T-A-B-A-K!]

[Ah, terserah lah!]

[Apa, sih? Bocah prik!]

Anes membanting ponselnya ke kasur, mengambil bantal lalu memukul-mukul benda pipih yang malang itu dengan brutal.

“AARRRGHHH! DZAKA!! Lo maunya apa sih, anjenkkk!” erang Anes frustasi.

TBC

Tidak berhenti mengucapkan terima kasih sama kalian yang dukung kisah ini😙 mood booster banget♥️

Pasangan PrikkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang