11. Adu Mekanik

2.2K 392 32
                                    

Pagi yang indah diawali dengan dijemput oleh ojol--ojek online--ke sekolah. Anes kini tengah asyik menikmati bujukan risoles dari Dzaka, sambil menunggu lampu lalu lintas berubah dari merah menjadi hijau.

Yah, kedua orang ini tidak jadi putus karena Dzaka berhasil merubah pikiran Anes dengan bermodalkan tiga biji risoles isi kentang. Memang Anes semurah itu di mata Dzaka, tapi Anes merasa tidak masalah dan malah bangga.

Bahkan abang-abang ojol yang tengah memboncengi Anes saat ini rasanya hampir menyerah karena Anes terus berceloteh tentang betapa ganteng ayah dari pacarnya, tentang bagaimana ia dan pacarnya bertengkar untuk mengakhiri hubungan—padahal tidak, dan tentang bagaimana enaknya risoles pemberian pacarnya agar mereka tidak jadi putus.

Abang ojol itu merasa gila mendengar cerita tidak bermutu padahal ini masihlah pagi. Bahkan abang ojol tersebut jadi berpikir untuk meninggalkan Anes di tengah jalan, angkat tangan, dan menyerah saja.

“Bang, Bang, Bang,” panggil Anes lagi ketika mereka tengah singgah di lampur merah kedua. Anes menepuk-nepuk dengan kencang punggung abang ojol tadi, sambil setengah menjerit dengan wajah kegirangan.

“Hah ….” Abang ojol menghela napas berat terlebih dahulu. “Ada apa, Mba?”

“Denger nih, denger!” pekik Anes seperti cacing kena abu. Tidak bisa diam. “Dzaka masih skeptis sama perasaan saya ke bapak dia ‘kan. Jadi dia malah gombalin saya lagi, dong!” Anes kembali memukul punggung abang ojol kerasa sambil tertawa cekikan.

Anes memang akan menggunakan bahasa sedikit formal kalau dengan orang baru.

Cewek gila. Batin abang ojol menahan segala gejolak emosi. Dia harus sabar. ini semua demi sesuap nasi. “Emangnya dia gombalin Mba gimana?” Abang ojol pun sedikit penasaran dengan laki-laki seperti apa yang sanggup menjalin hubungan dengan perempuan macam ini.

“Dia bilang gini.” Anes semakin sumringah. “Burung puyuh dimakan biawak, Aneska selalu cantik dan imut. Aaaaa, gila! Gemes banget gak, sih?” Anes semakin kencang memukul punggung abang ojol sambil berseru kesenangan.

Oh, sama-sama gila ternyata. Abang ojol sudah mendapat jawaban dan memberi kesimpulan pada pasangan ini. Lampu pun berubah hijau dan motornya kembali beradu cepat dengan puluhan kendaraan lain di jalanan yang selalu padat.

Di saat lampu merah ketiga, Anes tidak jadi berisik merusuh abang ojol lagi, karena matanya terpaku pada bocah kecil di sebelah yang tengah menatap risoles di tangan Anes, seolah ingin melahap makanan yang sisa satu tersebut.

Terbitlah senyuman setan di wajah manis seorang Anes. Dia menjilat risoles tadi seperti tengah memakan es krim.

Anes menatap penuh ejekan dan merasa menang pada bocah perempuan dengan rambut yang di kepang dua itu. Setelah melihat wajah si bocil tampak mendelik marah, Anes langsung melahap habis risoles tadi, mengunyah penuh kenimatan dan memeletkan lidah untuk meledek anak kecil tersebut. "Weee ...."

“M-MAMAAA!!” rengek si bocil keras, sambil menunjuk ke arah Anes. Untung tepat di saat itu, lampu hijau menyala, dan Anes dengan penuh kepanikan memaksa abang ojol agar melaju secepat Rossi berkendara.



TBC

Terima kasih buat yang sudah mau baca, meninggalkan jejak berupa bintang dan komenan yang membuat penulis sangat bahagia<3.
Cerita ini juga terinspirasi dari beberapa kisah yang lalu lalu di media sosial.

Pasangan PrikkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang