46. Seperti Biasa

1.1K 196 19
                                    

Hello silent readers🤫 setidaknya tinggalkan jejak♥️

HAPPY READING

"Sendirian lagi?” Reno melongokan setengah badannya memasuki jendela. Melihat sosok gadis yang suka marah-marah di kelas, kini malah duduk sendirian di dalam ruang klub musik sambil memegang gitar dengan bersenandung kecil.

“Lo juga,” balas Layla tersenyum tipis, sera melangkahkan kakinya menghampiri Reno. Sejak liburan semester kemarin, dua orang ini jadi lebih sering bertukar pesan. Dan tahu-tahu sudah dekat seperti ini di sekolah—sering bertemu ketika hanya ada mereka berdua saja.

“Nih. Susu cokelat.” Reno meletakkan minuman itu di atas meja paling dekat dengan jendela, di mana saat ini ada Layla yang baru saja duduk di sana.

Thanks.”

“Bikin lagu baru?”

“Ya. Masih proses.”

Mata Reno melirik salah satu pernak-pernik berupa gantungan kunci di ponsel Layla. “Lo suka banget sama idol kpop, ya?”

“Kenapa?”

“Itu dia. Gue mau tau alasannya. Apa karena tampang? Mereka ‘kan ganteng-ganteng emang.” Reno hampir saja kecoplosan mengungkap kata-kata haram yang dibenci pada fans kpop—plastik.

“Tampang itu cuman bonus.”

“Hm?”

“Entah kalo orang lain. Tapi bagi gue … mereka itu adalah rumah. Di mana gue bisa ngerasa pulang.”

Reno mengerjapkan mata. Berusaha memahami maksud dari kalimat Layla.

“Pernah nggak, lo ngerasa waktu hari lo buruk, waktu dunia jahat sama lo, waktu lo udah capek banget sama kehidupan, atau waktu lo benci banget sama Tuhan karena ngerasa gak adil … tapi lo gak punya tempat buat pulang.”

Reno tidak menjawab dan hanya memilih untuk mendengarkan saja.

“Nah, waktu-waktu genting kaya gitu, mungkin lo bakal mikir buat lebih baik mati aja, ‘kan? Tapi kita tau sendiri, bunuh diri itu nggak boleh. Terus gimana lampiasinnya? Gimana cara buat bisa semangat hidup lagi?”

“Maksud lo kaya cara berikutya setelah deketin diri sama Tuhan?”

Layla mengangguk. “Emang aneh. Tapi cukup denger lagu mereka aja, cukup dengan liat mereka dari layar aja, cukup dengan liat mereka ketawa … gue ngerasa hidup. Gue yang awalnya pernah gak percaya sama Tuhan, meski beda keyakinan sama para idol ini, gue jadi percaya lagi. Gue yakin Tuhan sayang sama gue. Makanya Tuhan kasih alternatif lain buat gue bisa seneng, ya melewati para idol kpop ini.”

Layla mengembus napas yang terdengar berat. “Rasa suka gue ke idol kpop itu beda sama Tuhan. Beda sama Nabi. Derajatnya jelas beda dan gue paham betul batasanya. Gue gak ngerti kenapa orang pada sewot sama kpopers, padahal gue bisa percaya sama Tuhan gue lagi karena idol gue sendiri.”

Reno hanya dapat bungkam, memerhatikan tiap inci wajah Layla yang tampak berbinar tiap kali membicarakan idol yang gadis tersebut sukai. Perasaan tulus itu bisa Reno rasakan. Cinta polos dan murni dari seorang fan kepada idolanya.

“Bikin iri, ya.”

“Eh, apa?”

“Gue nggak terlalu ngerti musik. Tapi gue pernah ngalamin saat-saat genting yang lo bilang sebelumnya.”

“Terus … gimana lo bisa bertahan?”

“Teman,” sahut Reno sambil menyemprot Layla dengan pistol air yang sudah ia persiapkan sebelumnya. Lalu segera kabur seribu langkah sambil tertawa.

Pasangan PrikkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang