Saat setelah operasi saraf berjalan lancar, Kemal harus menepati janjinya yaitu menikahkan Qilla dengan Arkhan, dan hanya dihadiri oleh keluarga, kerabat, dan rekan bisnis.Acara ijab kabul berbeda dari yang lainnya, biasanya momen sakral ini dibuat semewah mungkin dengan indahnya bunga bunga dan kursi cantik namun, momen sakral ini berbanding terbalik yaitu berada di ruang inap dan dengan dihiasi infus dan tabung oksigen.
"Pripun mas Arkhan, siap?" Ujar sang penghulu dengan logat kejawen nya.
"Nggih, insyaallah siap pak" jawab Arkhan tak kalah lembut.
Kemal yang melihat interaksi antara penghulu dan calon menantunya itu dengan logat yang sangat khas dan sopan untuk didengar, hanya menatap dengan tersenyum.
"Yo, bismillahirrahmanirrahim" lantang sang penghulu.
"Ankahtuka wa zawwajtuka maktubataka binti Khadija Shaqeella Ghaitsaa alal mahril 2.500.000.000 Riyal Saudi wamajmueat min 'adawat alsalat, hallan"
"Qobiltu nikaha wa tazwijaha alal mahril madzkuur wa radhiitu bihi, Wallahu waliyut Taufiq" Arkan mengucapkan janji suci tersebut dengan lantang, dan tegas hingga tak terasa, Qilla yang tak mengerti apa apa mengeluarkan air matanya karena ia bermimpi aneh.
Mimpi Qilla
Qilla berjalan sendirian ditepi pantai dengan sunset dan pemandangan yang sangat indah, dirinya memakai cadar berwarna putih lengkap dengan hena putih dan mahkota yang anggun di kepalanya, ia sedikit heran, ia ingin berteriak namun ia malu tidak jelas.
Hingga ia melihat Gheva yang tersenyum manis sedang berdiri di tepi bebatuan, Qilla ingin mengejarnya namun Gheva hilang entah kemana.
Qilla menangis dan ingin melepas cadarnya namun ada seorang pria yang datang lengkap seperti pakaiannya hanya saja ia laki laki, terlihat sangat tampan yang tersenyum kearahnya dengan membawa buket bunga yang sangat indah. Pria tersebut menarik Qilla untuk bermain pasir di pantai sampai akhirnya mereka berpelukan ditengah sunset.
Qila ingin melepas pelukannya tapi ia merasa nyaman, ia tak melihat full face wajah pria tersebut, ia hanya melihat senyumannya yang begitu manis.
Saat mereka melepas pelukannya ada tiga anak laki laki dan dua perempuan sang berlari kearah mereka, mereka memanggil Qilla dan si laki laki itu dengan sebutan yang berbeda, yaitu Bunda, Umma, dan mama, tapi pria itu dipanggil dengan sebutan Abba.
Akhir mimpi.
"Khan, piwe? Grogi ra?" Goda Aqmar.
(Khan, gimana? Grogi nggak?)"Mayan" jawab Arkan ketus.
(Lumayan)"Kae, delok bojomu, ayu we" goda Aqmar lagi dan lagi.
(Itu lihat istrimu, cantik we)Arkan melirik Qilla, sungguh sangat cantik, hidungnya mancung, bulu matanya lentik, alisnya lumayan tebal, namun Arkan langsung mengalihkan pandangannya karena ia melirik bibir milik gadis itu.
"Nak Arkan, saya mau tanya, setelah Qilla bangun, nak Arkhan mau langsung beritahu semuanya tentang hubungan kalian atau gimana? Soalnya Qilla masih sekolah dan sebentar lagi juga mau lulus" tanya Kemal dengan hati hati.
"Lebih baik saya menunggu Qilla wisuda saja" singkat Arkhan kepada Kemal.
"Acieeee Mamas wes gak jomblo mneh to? Eaaaa" goda Arshaq selaku adik kedua Arkhan.
"Opo sih" ketus Arkan sambil melirik Qilla.
(Apa sih)"Usah liriki wae mas, wes Sah kari sosor wae kok" ucapan Arshaq terlalu vulgar dan langsung mendapat lirikan tajam bak silet dari kangmas nya.
"Oh iya Mar, kamu dalam rangka apa kesini?" Tanya Kemal sebab dirumah sakit saat itu mereka langsung bertemu.
"Jadi saya diundang buat jadi kyai buat khitanan, pas juga di Bekasi, terus anak bungsu saya asma nya kambuh, saya sekeluarga bawa anak saya kesini dan niat terakhir saya mau melamar Qilla eh tau taunya dipermudah" kekeh Aqmar.
"Ooo"
"Eh mbak, mbaknya yang kemarin nggak sengaja saya tabrak di WC ya?" Tanya Halimah.
"Oh iya Yaallah, saya minta maaf ya" balas Ismi.
"Namanya siapa mbak?" Tanya Ismi.
"Nama saya Chalimatus Sa'diyah, panggil Halimah aja kalo bisa sih, pake embel embel BU" kekeh Halimah.
"Kalo saya Ismi Zulfah Khairin"
"Karir atau ibu rumah tangga?" Tanya Halimah.
"Yah, namanya juga istri, mau gimana lagi saya karirnya di dapur doang" jawab Ismi dan Halimah tertawa terbahak-bahak.
"Dasar ibu ibu, kita ngopi disana aja yuk Mal" ajak Aqmar.
"Gas"
"Mas, tak halan halan sek yo, ro Airin-adik ke 3" ujar Arshaq dan tanpa menunggu jawaban mas nya itu ia langsung melenggang pergi menggandeng adik kecilnya dan sekarang ruangan itu hanya berisi Arkhan dan Qilla.
"Huft, nasib yok ngene temen yo" ujar Arkan mengeluhkan nasibnya.
"Diana, ngapuro Yo" ujar Arkan dalam hati dan memilih duduk di sofa.
***
"Si Qila kecelakaan!" Heboh teman sekelas Qila.
"Kok bisa si?" Tanya Mega.
"Rem blong" ujar Gheva malas.
"Terus sekarang gimana? Dimana?" Tanya Mega berturut turut.
"Rumah sakit lah Yakali sekolah" jawab ridho selaku ketua kelas.
"Gue tau Jamal! Gue nannyanya sekarang gimana si qila?" Tanya Mega.
"Kemarin si kritis, terus sempat henti jantung, tapi sekarang udah baikan tapi belum sadar" jelas dimar.
"Yoi bro" Gheva tersenyum getir.
"Gimana kalo nanti kita sekelas jengukin dia?" Tanya Mega.
"Eh elah, ya tunggu Qila sadar lah bego!" Jawab ridho.
"Engh iya juga ya" ujar Mega pasrah.
"Sambil menunggu Qila sadar, gimana kalo kita iuran buat beli buah tangan?" Usul ridho.
"Oke juga ide Lo" jawab Rahmat sambil menepuk-nepuk pipi kanan milik ridho.
"Kita belinya sekarung aja kali ya?" Tanya Rudi.
"Lah?"
"Kan kita sekelas anak sultan semua nieh?" Ujar Rudi sambil mengeluarkan dua blackcard nya
"Halah sombong amat Lo!, Sempak masih dicuciin emak Lo aja bangga"
***
Sekitar 2 hari setelahnya, Arkan sekeluarga kembali pulang ke Jepara, dan akhir akhir ini saraf saraf milik Qila sudah agak membaik.
"Mamah, papah" gumam Qilla ketika melihat dua manusia yang selalu bersamanya dari kecil.
"Qila, kamu kuat ya sayang, ayo bangun dong" Halim menyemangati putri kecilnya yang sedang bertaruh nyawa.
"Mamah, papah, maafin Qila, qila nggak dengerin apa nasehat papah, kenapa Qila nggak sekalian mati aja pah" ucap qila terisak dan langsung dipeluk oleh mama papa nya.
"Weh aku ya iri dong" sindir Myela.
"Sini sayang" ajak Halim tersenyum.
Tanpa mereka sadari, kemal tersenyum getir dan mengeluarkan air matanya.
"Nak, tanggung jawabmu sudah bukan pada papah, maafin papah nak, kamu menikah tanpa kamu ketahui, suatu nanti kau akan tahu dan kau akan menjadi wanita Solehah yang akan membimbing anak anakmu kelak, papah sayang kamu nak" ucap kemal dalam hati dan ia mengecup kepala gadis kecilnya itu.
*
*
*
*
*
Cuma ngingetin, jangan lupa vote komen sama follow juga ya! Selamat berpuasa dan di part 3 nanti akan terjadi konflik loh! Apa sih konfliknya? Tunggu saya up lagi ya, sehat selalu,, assalamu'alaikum...
KAMU SEDANG MEMBACA
Oh My Husband...
Non-Fiction"Ats tsalju hadiyyatusy syitaa'i, wasy Syamsu hadiyatush shayf, waz zuhuru, hadiyyatur Robi, ya Humaira" ucap Arkan berbisik di telinga kanan Qilla. "A-apaan sih!, minggir!" Qilla mendorong bahu Arkan agar menjauh darinya, jika tidak bisa bahaya kal...