Sesampainya di butik milik Qilla, gadis itu tentu marah-marah karena belum ingin dijemput. Untuk mengatasi istrinya yang akan ngamuk-ngamuk, Arkan membelikannya es dan ia langsung diam.
"Masih marah?" Tanya Arkan dengan lembut.
"Masih lah"
"Maaf, aku kangen banget sama kamu soalnya"
"Nanti kan bisa ketemu dirumah, kenapa sih asal langsung jemput aja"
"Yaah" Arkan menenggelamkan wajahnya di ceruk leher Qilla.
Qilla merasakan nafas hangat pada dahi Arkan. Ia mengecek suhu tubuh suaminya itu dan ternyata panas.
"Mas kamu pusing ya" Qilla mendadak cemas.
"Kalo kamu pusing biar aku aja yang nyetir mobilnya" tawar Qilla.
"Enggak, nggak papa kok langsung pulang aja ya"
"Yakin nggak papa? Nanti kalo kenapa-kenapa gimana, mending aku telfon pak supir aja"
Arkan hanya diam, pria itu menyenderkan kepalanya di pundak Qilla sambil mengelus-elus perut rata Qilla.
"Kok belum jadi-jadi ya"
"Yakali sekali sreg langsung jadi, ini beda sama Abang"
"Abang jago banget ya langung masuk langsung sembilan bulan langsung lahir, kaya baru kemarin"
"Kamunya yang jago bukan Abang"
"Kamu juga jago, jago ngelahirin Abang"
"Eh besok Abang aku bawa ke butik ya, sekalian sama Bianca"
"Langsung pulang aja ya, kamu telfon pak supir biar nggak jadi kesini" Arkan mendadak datar membuat Qilla heran ada apa dengan butiknya?.
"Oh yaudah"
***
Sambil menunggu Arkan yang tengah mandi, Qilla melatih putranya untuk tengkurap. Walaupun sudah empat kali gagal tapi jangan pantang menyerah.
"Yeee" Arkan dan Qilla bertepuk tangan bersama tanpa disengaja ketika Arshal berhasil tengkurap sendiri.
"Mas pake ih baju kamu" masalahnya Arkan hanya memakai handuk yang terlilit di pinggangnya.
"Males"
"Nanti kalo ada orang masuk gimana? Pintunya nggak aku kunc-"
CKLEK...
"Eh" Bianca lagi dan lagi.
Arkan berbalik dan langsung berjalan menuju walk in closed lalu menutup pintunya.
Deg.
Arkan sangat tampan! Rambutnya berantakan serta beberapa air menetes dan tubuhnya yang sangat atletis menambah ketampanannya.
"Kamu kok nggak ngetuk pintu dulu sih?" Marah Qilla.
"Udah dari tadi Bu" bohong Bianca.
"Abang sama saya dulu, kamu keluar dulu sana"
"I-iya Bu"
CKLEK...
"Huft ya Tuhan, Arkan sangat seksi, apakah aku harus melakukan ini?" Gumam Bianca, lalu berlari menuju lift dan masuk ke kamarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Oh My Husband...
Non-Fiction"Ats tsalju hadiyyatusy syitaa'i, wasy Syamsu hadiyatush shayf, waz zuhuru, hadiyyatur Robi, ya Humaira" ucap Arkan berbisik di telinga kanan Qilla. "A-apaan sih!, minggir!" Qilla mendorong bahu Arkan agar menjauh darinya, jika tidak bisa bahaya kal...