part 19

17 2 0
                                    

"Astaghfirullah ustadz, nanti kalau ada yang melihat bagaimana? " Amira panik saat ustadz dzaky terus menggenggam tangannya

Amira memasang wajah Cemberutnya dan menghentikan langkah nya.

"Kenapa berhenti" Tanya ustadz dzaky

"Banyak orang ustadz banyak santriwati disana, kalau mereka lihat gimana "   Ucap amira

"Biarkan saja " Balas ustadz dzaky santai

"Ustadz"

"Baiklah, saya tapi tidak janji akan terus menutupi semua ini" Ujar ustadz dzaky

Ustadz dzaky mengelus lembut kepala amira.
"Sudah sana, belajar yang rajin semangat murajaah nya " Ucap ustadz dzaky memberi semangat untuk amira

"Siap pak suami"  Ucap amira sambil hormat layaknya hormat bendera

Amira tersenyum manis sambil mengatakan         "ustadz, saranghae" Ucap amira sambil membuat simbol saranghae

Ustadz dzaky membalasnya "sayang ini simbol aa saya tidak mengerti" Ucap ustadz dzaky

"Ini simbol kalau hati amira sepenuhnya milik ustadz my hubby" Jelas amira

Selesai pelajaran amira kembali mencari ustadz dzaky. Dia mencari keseluruhan ruangan yang ada di pesantren.

"Ustadz syibli" Panggil amira. Ustadz syibli merupakan salah satu orang kepercayaan kyai yusuf bahkan sudah menganggap nya sebagai sodara sendiri

"Iya ukhty, ukhty panggil saya" Ucap ustadz syibli

Amira menaruh telunjuknya tepat didepan mulutnya sendiri, "ssssssssttt jangan keras keras nanti ada yang tau bagaimana"?

" Maaf ukhti "

"Ustadz, lihat ustadz dzaky nggak? " Tanya amira

"Ustadz dzaky baru saja pergi, karena urusan pekerjaan ty"

Pintu kembali terbuka, umi halima kembali masuk ke ruangan tersebut

"Ummi"  Amira langsung mencium tangan ummi halima

"Umi pikir disini tidak ada orang, ternyata kamu disini amira" Ucap umi halima

Amira hanya diam, sebenarnya amira ingin mengatakan sesuatu, tapi ditahan oleh amira.

"Kamu kenapa nak? Kalau ada sesuatu jangan sungkan ceritakan ke umi"

"Eumm... Ummi boleh tak, amira pinjem handphone umi, amira mau telfon ustadz dzaky . Sebentar saja miiiii"  Akhirnya kalimat itu keluar juga dari mulut amira.

Umi halima tersenyum sambil mengelus kepala amira " Boleh dong, gunakan ini ya. Umi mau tinggal dulu sebentar "

"Makasih umi" Ucap amira senang

Amira langsung mencari kontak ustadz dzaky dan langsung menekan ikon telfon nya. Tapi sayang panggilan tidak terjawab. Mungkin ustadz dzaky sibuk saat ini. Tanpa pikir panjang dia pun mengirimkan pesan agar nantinya akan dibaca oleh ustadz dzaky

 Tanpa pikir panjang dia pun mengirimkan pesan agar nantinya akan dibaca oleh ustadz dzaky

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tanpa sadar senyum ustadz dzaky terlihat diwajahnya, melihat isi pesan dari amira. Karena terburu-buru ustadz dzaky sampai lupa memberitahu amira.

"Iya saya usahakan agar cepat pulang" Batin ustadz dzaky

*****
Amira masih terus terdiam, tidak tahu harus balas apa ucapan ustadz taufiq

"Ustadz, maaf tapi amira tidak bisa lakukan itu dan ustadz tidak bisa melakukan niatan baik ustadz itu".

" Kenapa" tanya ustadz taufiq

"Apa kamu dijodohkan sama orang tua kamu? Atau____"

Amira menggeleng cepat, "bukan itu ustadz" Ucap amira

"Ada satu hal, yang ustadz belum ketahui tentang amira. Dan amira belum siap mengatakan itu" Ucap amira

Amira harus kembali ustadz "assalamualaikum" Ucap amira memilih pergi.

*****
Amira merasa heran dengan dirinya saat ini, gelisah tidak karuan bahkan sepertinya amira benar-benar tidur di asrama malam ini.

Irhamna yang sejak tadi memperhatikan amira merasa pusing sendiri dengan sikap amira yang menurutnya

"Ada apa sih bestie, hayooo pasti lagi galau ya. Galauin apa coba, aku tebak masalah cowok ya? "
Tebak irhamna

Irhamna menyentik nyentikkan jari telunjuk di dagunya sendiri. "Ah aku tau, pasti kamu punya gebetan santri putra disini, atau jangan jangan soal ustadz tau__"

"Bukan itu na" Jawab amira

"Terus apa "  Tanya irhamna

Amira hanya diam tidak menjawab pertanyaan irhamna, amira lupa kalau sahabatnya satu ini belum tahu dan hampir saja amira keceplosan

Irhamna menghentikkan jarinya membuat amira kembali sadar dari lamunannya

"Mir, kamu kenapa sih? "

"Au ah, gak usah dibahas"  Ujar amira

Irhamna benar-benar merasa heran dengan sikap amira kali ini, sementara amira terlihat berusaha memejamkan matanya.

"Selamat malam ustadz"

Sebelum akhirnya amira benar-benar masuk ke alam mimpinya sendiri.

TAKDIRKU MEMILIHMUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang