part 32

12 0 0
                                    

Amira duduk di bawah pohon dekat dengan asramanya. Amira terkejut oleh tangan seseorang yang tiba-tiba menggenggam tangannya.

"Astaghfirullah, tangan siapa sih njirrr"  Ucap amira tidak santai

Detik berikut nya amira langsung membekap mulutnya, setelah melihat siapa yang ada disampingnya saat ini

"Eh ustadz kirain siapa tadi"

"Memangnya kamu berharap tangan siapa hemm, gak boleh ada orang lain yang bisa menggandeng tangan kamu" Ucap ustadz dzaky sambil menatap amira

"Nih makluk satu hantu apa manusia sih, sering banget buat degdegan" Ucap amira pelan

"Masa iya ustadz dzaky hantu, mana ada hantu setampan ini" Ucap amira halus

"Alhamdulillah kalau saya dibilang tampan"

"Iya tampan, tapi hantu. Gimana dong" Ujar amira membela diri

"Maksudnya mu hantu yang selalu membayangi pikiranmu" Goda ustadz dzaky

"Udahlah amira gak mau deket deket sama ustadz, jaga jarak satu meter sama amira "  Kata amira

Bukannya memberi jarak malah ustadz dzaky mendekatkan wajahnya dengan wajah amira bahkan membisikkan sesuatu.

"Uhibbuk fiy kulli lahzatin tamuuru fie hayatiy"

"Kamu tau artinya"

Amira menggelengkan kepalanya pelan

"Artinya aku mencintaimu sepanjang waktu dalam hidupku " Jelas ustadz dzaky

Amira terdiam tak berkutik

"Belajar yang rajin ya bidadarinya ahmad dzaky multazam" Ujar ustadz dzaky

*****
Kini semua peserta maupun penonton pertandingan sama-sama memasuki ruangan. Amira dan ketiga temannya memilih untuk duduk di barisan paling belakang. Amira sengaja duduk dipaling pojok tidak mau kalau ustadz dzaky tau dia mengikuti pertandingan ini

Kini semua peserta diberi waktu 15 menit untuk beristirahat sebelum akhirnya dilanjutkan kembali

"Ustadz taufik memberikan bebrapa nama santri yang tersisa dalam pertandingan hari ini. Salah satunya amira

" Ustadz, amira ikut serta dalam pertandingan ini"?  Tanya ustadz Taufiq yang langsung mendapat respon bingung dari ustadz dzaky

Ustadz dzaky langsung mengambil kertas yang berisi daftar peserta, benar saja ada nama amira disitu

"Saya fikir, ustadz tau"  Ucap ustadz Taufiq

"Amira tidak bicara apapun soal itu pada saya" Ujar ustadz dzaky

Ustadz dzaky memilih untuk menemui amira berbicara berdua dengannya

"Ikut saya sebentar"  Ujar ustadz dzaky

Amira hanya mengikuti kemana arah ustadz dzaky berjalan

"Apa ini, kenapa kamu tidak beritahu saya " Kata ustadz dzaky kecewa

"Maaf, amira cuma takut kalau ustadz tau, ustadz nggak akan izinin amira".

" Ya, saya memang tidak akan memberikan kamu izin amira"

"Amira, kamu harus ingat siapa kamu dan siapa saya dalam hidupmu"

"Amira, kamu ini istri saya, saya takut kamu kenapa napa kamu perempuan bersikaplah layaknya seperti seorang perempuan" Tegas ustadz dzaky

"Ustadz tenang aja, amira gak kenapa napa kok, janji deh sama ustadz"  Ucap amira menunjukkan kelingkingnya

"Jangan berikan janji pada saya amira, saya hanya ingin melihat kamu baik-baik saja setelah ini "  Ucap ustadz dzaky memeluk amira erat

"Siap paksu " Ucap amira sambil tersenyum manis

Ustadz dzaky tersenyum memandang wajah amira, senyuman yang memabukkan bagi amira.

"Semangat sayang" Bisik ustadz

Amira terdiam mematung saat ini, sambil memegang dadanya.

"Ustadz jahat" Ungkap amira

"Jahat, memang saya lakukan apa sama kamu"  Ujar ustadz

"Ustadz selalu buat jantung amira tidak aman, ustadz selalu buat amira deg-degan "  Ungkap amira membuat ustadz dzaky tertawa mendengarnya

" Kalau gitu, amira susul teman amira dulu "

"Amiraaa"

"Iya"  Balas amira

"Semangat" Ucap ustadz dzaky yang mengedipkan sebelah matanya

Untungnya tempat ini sepi, tidak ada santri yang melihatnya. Ustadz dzaky langsung berlalu pergi.

TAKDIRKU MEMILIHMUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang