part 16

16 2 0
                                    

Amira berjalan cepat kearah ruang ustadz dzaky. Zakiya bilang ustadz dzaky memanggilnya untuk ke Ruangannya beliau.

"Assalamualaikum" Ucap amira

"Wa'alaikumussalam"

Amira mendekat untuk menemui ustadz dzaky. Bahkan amira juga mencium tangan ustadz dzaky yang kini bukan hanya sebagai guru dipesantrennya tapi juga sebagai suaminya.

"Duduk" Ustadz dzaky meminta amira duduk disampingnya. Jujur itu membuat amira sedikit canggung.

Lagi-lagi suasana mendadak canggung terlebih ustadz dzaky, yang sedari tadi terus memperhatikan amira

"Ustadz kenapa sih. Emang ada yang aneh ya? " Tanya amira dengan ragu

Bukannya menjawab. Ustadz dzaky justru bangkit dari tempat duduknya. Pergi mengambil sesuatu diatas laci.

Tidak lama kemudian ustadz dzaky kembali membawa al Qur'an dalam dekapannya

"Lho, ini untuk aapa ustadz" Tanya amira

Ustadz dzaky mengelus lembut kepala amira, membuat amira kaget dengan perlakuan ustadz dzaky. Untuk pertama kalinya amira benar-benar diperlakukan baik oleh seorang laki-laki

"Saya dengar ada yang sedang menghafal alquran. Jadi saya ingin mendengarkannya" Ucap ustadz dzaky

Amira masih terdiam mencerna ucapan ustadz dzaky barusan

Ustadz dzaky mencubit gemes pipi amira                 " Kenapa diam"?

"Ustadz ampun jangan cubit pipi amira" Protes amira sambil mengusap usap pipinya yang kini terlihat memerah.

Kini  amira mulai membacakan hafalannya yang sudah ia hafalkan sejak kemarin. Meski tahu kalau amira mengingat semua hafalannya.

Berkali-kali amira mengulang hafalannya itu, kata ustadz dzaky bacaan amira masih harus diperbaiki lagi. Berkali-kali amira mencoba dan berkali-kali ustadz dzaky membenarkan bacaannya

"Shadaqallahuladzhimm"

Amira menghembuskan nafas kasarnya, merebahkan punggungnya dikepala kursi

"Kalau bisa milih, lebih baik buat seratus strategi untuk ngelawan musuh deh"  Gerutu amira

Tanpa mira sadari ustadz dzaky mendengar apa yang dikatakan amira barusan tadi

"Kamu bilang apa tadi? "

Amira langsung membuka matanya yang tadi sempat terpejam. " Hah, emang tadi amira ngomong apa? "  Amira mengeluarkan jurus jitunya untuk mengalihkan pembicaraan

"Membuat strategi untuk melawan musuh, kamu punya musuh amira? " 

Amira mengangguk dengan ragu. Apa mungkin ini yang terbaik untuk amira jujur tentang siapa amira yang sebenarnya sebelum menjadi amira yang sekarang.

"Ah, itu ustadz salah denger" Elak amira

Ustadz dzaky menatap amira, mencari kebohongan yang amira sembunyikan lewat tatapan amira

Ah, sialnya. Amira merasa canggung saat itu juga tidak berani menatap balik ustadz dzaky

"Amira , kamu masih tidak mau jujur dengan saya? Hemmm"  Tanya ustadz dzaky seakan bisa membaca pikiran amira

Tidak. Untuk saat ini amira tidak ingin menceritakan tentang masa lalunya. Entah kenapa ada rasa takut untuk menceritakan nya kepada ustadz dzaky.

Dzaky menghembuskan nafasnya "baik kalau kamu tidak ingin menceritakan, saya tidak akan memaksa"  Ujar ustadz dzaky

Amira tersenyum lega mendengar itu " Makasih ustadz" Ucap tiara

*****

Hening dan canggung hanya itu yang kini terasa didalam ruangan saat keluarga dzaky dan juga keluarga anisah saling kembali bertemu

Membicarakan masalah yang sudah terjadi terlebih tentang perasaan ustadz anisah yang harus merelakan pernikahannya gagal dengan ustadz dzaky

"Pak anwar anisah. Saya Mohon maaf atas apa yang sudah terjadi, karena semua ini diluar kendali saya____"

"Cukup, setelah apa yang ustadz lakukan terhadap anak saya dengan mudahnya ustadz dzaky meminta maaf? "

"Pak anwar, semua ini diluar kendali kami. Kami juga tidak ingin kejadian ini terjadi, tapi semua ini sudah takdir Allah"  Kyai yusuf membuka suara.

"Tapi pak kyai__"

"Abi sudah, lebih baik kita pergi dari sini" Ucap ustadz anisah yang sejak tadi terdiam

"Tapi anisah__"

"Abi, anisah mohon" Ujar anisah

Anisah memilih pergi dari rumah kyai yusuf dengan perasaan marah. Kecewa yang menjadi satu dalam hatinya.

*****
Kini jam belajar sudah selesai amira membereskan buku-bukunya, niatnya langsung ingin kembali ke asrama

"Mir, aku duluan ya nanti aku nyusul" Ucap irhamna.

"Oke" Balas amira

Baru saja amira ingin keluar dari kelasnya ustadzah anisah datang tiba-tiba khusus menemui amira

"Amira, bisa kita bicara sebentar"

"Iya ustazah, ada apa? "  Tanya amira

PLAKKK! !

Satu tamparan amira dapatkan dipipi kanannya

"Ustazah, kenapa ustazah tampar amira" Tanya amira tidak Terima

PLAKKK! !

Satu lagi tamparan yang amira Terima dipipi kirinya.

"Ini hukuman untuk kamu yang sudah merusak semua impian saya amiraaaa"!!

" Perempuan yang tidak tahu malu, yang merebut laki-laki yang hampir menjadi suami saya, dan karena kamu semua hancur amira"

"Ustazah amira benar-benar gak faham maksud ustazah, saya tidak merebut apapun dari ustazah" Ucap amira sebisa mungkin tidak menangis mendapat perlakuan dari ustazah anisah

"Oh begitu, apa kamu tahu siapa laki-laki yang telah kamu nikahin, hah? "  Ucapan ustazah anisah membuat amira terkejut dari mana ustazah anisah tau.

"Dia adalah calon suami saya, dia orang yang sudah dijodohkan dengan saya. Bahkan hampir satu langkah lagi kami akan menjadi pasangan yang halal. Tapi kehadiran kamu merusak semuanya"   Ustadzah anisah terlihat emosi dengan amira bahkan amarahnya meluap saat mengatakan hal itu.

"Kenapa harus ustadz dzaky amira, kenapa!? Kenapa bukan laki-laki lain, sikap kamu seperti ini menunjukkan kalau kamu tidak lebih seperti seorang penggoda! "  Ustazah anisah langsung pergi setelah mengatakan hal itu

DEGG

Amira seperti dihantam benda tumpul di dadanya saat ini, sesak yang kini amira rasakan.

Dan kini air mata amira terjun dengan bebasnya bahkan tanpa henti keluar dari mata amira. Kata-kata itu terus muncul dalam pikiran amira bahkan seakan membenarkan apa yang dikatakan oleh ustazah anisah tadi.

"Enggak, amira bukan perempuan seperti itu semua ini enggak benar"  Ucap amira  sambil menangis😭




TAKDIRKU MEMILIHMUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang