part 25

12 1 0
                                    

Keesokannya harinya wahyu abangnya amira datang hendak bertemu dengan amira di pesantren. Dia melihat amira begitu senang dari aura yang terpancar di wajahnya. Melihat amira yang sebahagia itu  membuat wahyu tidak tega memberitahu maksud kedatangannya saat ini

"Duduk dulu dek, lo tega nyuruh abangmu ini berdiri terus"  Ujar wahyu memecahkan suasana

Wahyu menarik nafas panjang, kemudian dihembuskan begitu saja "dek, sebenarnya abang kesini karena ada sesuatu hal ada yang mau abang kasi tau ke lo dek"  Ucap  wahyu terlihat serius

"Soal apa bang, kok serius banget santai santai aja bang ekspresi nya"  Balas amira dengan candaan

"Abang mama sama papa dimana kok tumben gak ikut " Ujar amira yang menyadari ketidakhadiran kedua orang tuanya

Setelah diam beberapa menit wahyu melanjutkan pembicaraan nya

"Dek, papa drop dek, udah tiga hari papa dirawat dirumah sakit" Akhirnya kalimat itu keluar dari mulut wahyu. Kini senyum yang kian menghias wajahnya adiknya mendadak redup.

"Ya ya Allah bang, kenapa abang nggak bilang dan kenapa nggak ada yang kasi tau amira " Balas amira dengan air mata yang tak dapat dibendung

"Jangan nangis Mir, hari itu mama udah coba hubungi lo, tapi umi bilang lo lagi sama ustadz dzaky dan mama nggak mau ganggu lo sama ustadz dzaky"  Jelas wahyu

"Amira mau ketemu papa, bawa amira sekarang bang" 

"Iya Mir, tapi lo harus izin sama suami lo dulu"

Ustadz dzaky yang baru bergabung langsung memberi izin untuk amira

"Ustadz___"

"Saya izinkan, dan saya juga akan ikut bersama kamu hari ini kita langsung berangkat" Ucap ustadz dzaky

Amira langsung ke kamarnya mengemasi beberapa barang ustadz dzaky dan juga dirinya. Umi  dan juga pak kyai tidak bisa ikut karena ada urusan lain

*****
Cukup lama mereka menempuh perjalanan hingga akhirnya dia sampai dirumah sakit. Amira langsung berlari mencari kamar rawat papanya sampai akhirnya langkahnya terhenti

"Mama" Amira langsung memeluk erat orang yang selama ini sangat ia rindukan

"Maafin mira mah"

Bu fatma senang melihat perubahan putrinya kini. "Kamu nggak salah nak, papa pasti seneng melihat kamu" Ujar bu fatma

"Assalamu'alaikum mah" Ucap ustadz dzaky

"Wa'alaikumussalam nak"

Amira ditemani ustadz dzaky langsung masuk ke rumah rawat papanya. Ustadz dzaky berusaha menguatkan amira untuk tidak kembali menangis. Amira mencium tangan papanya saat ini.

"Assalamualaikum pah, amira sama ustadz dzaky datang. Maafin amira ya pah baru dateng sekarang"  Ujar amira

Amira terus menemani papanya saat ini berharap papanya akan segera bangun

"Amira ini sudah malam nak, lebih baik kamu pulang ke rumah istirahat disana"  Ujar bu fatma

Amira menggeleng cepat amira tidak ingin meninggalkan papanya saat ini. "Amira mau temanin papa mah"

"Kamu nurut sama mama ya, kasian suami kamu, mau nurut sama mamah kan"  Bujuk bu fatma

*****

Untuk pertama kalinya ustadz dzaky datang ke rumah amira. Amira langsung mengajak ustadz dzaky ke lantai dua rumahnya. Tepat dimana kamar amira berada.

Kamar yang cukup luas dengan dominan warna cat putih dan juga biru muda dengan beberapa foto disisi kamarnya.

"Ustadz pasti laper kan, kalau gitu ayo kita keruang makan. Biar amira siapin makanan untuk ustadz" Ucap amira yang langsung di iya kan oleh ustadz dzaky

Kini untuk pertama kalinya amira membuatkan makanan untuk suaminya. Berharap semoga makanan yang dibuatnya enak.

"Maaf ya ustadz, amira cuma buat nasi  goreng semoga ustadz suka"

Ustadz dzaky mulai mencicipi makanannya dan rasanya diluar dugaan "wah jago masak ni istri saya, ternyata diam diam punya nyali chef"  Puji ustadz dzaky

Amira senang saat melihat ustadz dzaky menyukai masakannya. Tapi disisi lain dia teringat papanya

"Makan ya sayang"  Ujar ustadz dzaky membujuk amira untuk makan juga

"Amira nggak nafsu makan, biar ustadz saja yang makan" Jawab amira

Ustadz dzaky langsung menghentikan makannya "sayang, kamu jangan seperti itu, menangis juga butuh tenaga. Mamah dan juga bang wahyu sedang berusaha untuk kesembuhan papa"  Ucap ustadz dzaky sambil mengelus elus kepala amira

"Jadi kamu harus kuat untuk mereka, ustadz selalu ada untukmu tersayang"  Jelas ustadz dzaky yang berhasil membuat perasaan amira sedikit senang.

TAKDIRKU MEMILIHMUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang