7. Beban Baru

18.8K 2.9K 65
                                    

selamat membaca
___________________________

Keesokan paginya.

Karena jam kerja Freya dimulai jam 8 pagi, maka dia masih memiliki waktu 1 jam untuk bersantai. Seperti saat ini, dia menggunakan waktunya yang tersisa untuk sarapan di taman istana. Sekalian menikmati teh.

Freya mengedarkan pandangan ke sekitar. Istana terlihat sangat sepi. Jika diamati, pekerja disini bisa dibilang tidak banyak. Hanya secukupnya saja.

"Tuan Rion!" pekik Freya saat melihat Rion berjalan melewati taman.

Yang dipanggil menoleh. Rion berjalan menghampiri Freya.

"Ya, Nona Sekretaris?"

"Duduklah. Ayo kita minum teh bersama" tunjuk Freya pada bangku kosong di depannya.

Netra Rion melebar. "Memangnya tidak apa-apa?"

"Kenapa kau menanyakan itu, tentu saja tidak apa-apa" jawab Freya sambil menuangkan teh.

"Terima kasih" ucap Rion dan duduk di kursi hadapan Freya.

Freya menatap Rion yang sedang menyeruput tehnya.

"ganteng bangett. Gak sia-sia gue isekai ke sini. Cuci mata tiap hari"

Tatapan itu membuat Rion mengusap belakang lehernya. Merinding. "Apa ada yang salah dengan wajah saya?"

"Kesalahannya adalah wajahmu yang tampan" ucap Freya tanpa sadar.

"Apa?"

Freya meringis dan terkekeh canggung. "Lupakan. Ada yang ingin kutanyakan, kenapa pekerja di istana ini sedikit? Bahkan sekretarisnya saja hanya aku"

"Itu karena Yang Mulia tidak suka ada banyak orang di kediamannya. Jadi dia memperkerjakan orang secukupnya saja"

"Lelucon macam apa itu? Tak sadarkah bahwa perbuatannya itu membuat orang yang bekerja disini sengsara karena menjadi sangat sibuk?"

"Lelucon katamu?"

Mendengar nada rendah itu membuat kedua orang disana menegang. Sontak keduanya menatap ke sumber suara.

"YANG MULIA?!" kaget keduanya bersamaan.

Freya berdiri dan menundukkan kepalanya. "Selamat pagi, Yang Mulia. Lupakan perkataan saya tadi"

"Perkataan? Itu penghinaan." desisnya tajam.

Freya menatap Kaisar Ezra canggung. Lalu menunduk. Apakah ini akan jadi kematiannya? 

"Rion, pilih yang menurutmu bagus. Pisau tumpul atau tajam?"

Kata-kata itu membuat Freya merinding. Dengan cepat, dia mendongak menatap keduanya sesaat "Yang Mulia, bukankah ide bagus minum teh bersama kita?" ucap Freya menawarkan.

Dengan tatapan heran, Kaisar Ezra berkata "Minum teh? Bersama kalian? Kau melucu?"

"Jika saya boleh tahu, apa ada yang salah?" tanya Freya, mencoba bersikap lembut.

"Kau tidak diizinkan untuk memberiku pertanyaan. Jangan bersikap lancang."

Freya terdiam sesaat, demi apapun dia sangat kesal! Seandainya ini mimpi, sudah dipastikan kata-kata mutiara dilontarkan sedari tadi.

Tatapan Kaisar Ezra beralih ke Rion yang sedari tadi memasang tampang bodoh. "Dan kau Rion, bukankah tadi aku menyuruhmu untuk mengasah pedangku. Kenapa masih disini?"

"Maafkan saya Yang Mulia. Saya pikir itu bisa dilakukan nanti, jadi saya menerima ajakan minum teh bersama Nona Sekretaris dulu"

"Apa? Bagaimana bisa kau lebih memilih hal tidak berguna seperti ini lebih dulu?! Sekarang, cepat asah pedangku karena akan kugunakan nanti!!"

Emperor's SecretaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang