38. Gila

7.6K 1K 34
                                    

selamat membaca
____________________________

"Apa maksudnya ini?" beo Freya tercengang.

Kemana perginya meja dan kursi kerjanya? Kenapa ruang kerja yang biasa ditempatinya kosong melompong?

Rion yang kebetulan berada dibelakangnya berdeham. "Anu Nona Sekretaris, ruangan anda bukan disini lagi"

"Lalu dipindah kemana?"

"Sekarang tempat kerja anda satu ruangan dengan saya"

"Ah begitu ya, baiklah baiklah" senang Freya. Bukankah itu artinya dia tidak akan dilanda kebosanan karena memiliki teman kerja satu ruang?

Sayangnya, kesenangan itu luntur saat Freya menyadari sesuatu.

"Apa?! Satu ruangan denganmu?!"

Rion mengangguk.

"B-berarti satu ruangan dengan Yang Mulia..." pelan Freya tidak jadi senang.

Bayangkan saja, satu ruangan dengan Kaisar!

Tempat kerja Rion itu di ruangan Kaisar Ezra. Dan dirinya akan bekerja disana bersama Kaisar dan Rion, alias cuma bertiga saja. Freya tidak bisa membayangkan bagaimana suasananya nanti.

"Memangnya kenapa kalau satu ruang denganku?"

Deg

Suara lirih yang berbisik tepat di telinganya membuat Freya terkejut. Dia reflek menoleh kesamping yang justru membuat dahi Freya dan Kaisar Ezra bertabrakan.

"Astaga, bisakah jangan berbisik seperti tadi? Maaf, dahi anda pasti sakit" ucap Freya sembari berpindah ke samping Rion.

Kaisar Ezra memegang dahinya. "Tidak terasa apa-apa. Aku justru berpikir dahimu lah yang sakit"

"Ekhem, saya akan pergi sekarang" sahut Rion dan berbalik pergi.

"Tuan Ri----"

"Untuk apa kau memanggilnya? Biarkan saja"

Freya mendelik. "Yang Mulia, kenapa anda memindahkan meja kerja saya ke ruangan anda?"

"Mungkin karena aku hanya ingin?"

"Jawab yang benar"

"Itu tidak penting. Jam kerjamu sudah dimulai 10 menit yang lalu, tapi kau masih disini. Apakah kau tahu bahwa kau terlambat?"

"Saya tahu, dan anda pasti akan menghukum saya membersihkan mahkota lagi seperti waktu itu kan?"

Kaisar Ezra mendekat. "Tidak, aku tidak akan menghukummu. Karena alasan keterlambatanmu berbincang denganku. Dan sekarang tujuan kita sama-sama ke ruanganku , jadi .... mari kesana bersama"

Dibalik pilar, Ansell yang melihat itu menjadi murung. Andai saja itu dirinya.

Melihat seorang pelayan yang lewat membuat Ansell langsung menghadangnya. Netranya mengamati perempuan di depannya, bergantian ke troli yang terisi teh. Seringai tipis muncul saat tahu bahwa pelayan ini yang biasanya mengantar teh untuk Kaisar Ezra.

Dan Ansell yakin pasti teh itu untuk Kaisar Ezra.

"Selamat pagi!" sapa Ansell sembari menunjukkan senyum terbaiknya.

Wajah pelayan itu memerah padam. "S-selamat pagi juga, Tuan Ansell"

"Teh itu untuk siapa?"

"Untuk Yang Mulia"

"Ah begitu ya, pas sekali bukan?"

"Maksud Tuan?"

Ansell mengeluarkan sebotol kecil cairan berwarna hitam pekat. "Aku mendapat keluhan dari Yang Mulia. Katanya akhir-akhir ini beliau sering merasakan sakit kepala. Dan aku sudah menyiapkan obatnya, bisakah kau mengantarkan ini padanya?"

Emperor's SecretaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang