Mohon maaf bila ada kesamaan nama tempat, judul, tokoh, atau alur cerita. Itu murni ketidaksengajaan.
•Tolong untuk tidak melupakan vote selama membaca cerita ini yah♡•
𝑇𝑒𝑛𝑡𝑎𝑛𝑔 𝑘𝑒𝑏𝑒𝑟𝑠𝑎𝑚𝑎𝑎𝑛 𝑘𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟𝑔𝑎, 𝑚𝑒𝑟𝑎𝑖𝒉 𝑚𝑖𝑚𝑝𝑖, 𝑐𝑖𝑛𝑡𝑎 𝑑𝑎𝑛 𝒉𝑎𝑟𝑎𝑝𝑎𝑛...Silahkan follow dulu akun wp aku intanaaw_ sebelum membaca♡
Call me 'Tan' or 'kak Tan' ^^
~~~~
Note : Tidak akan kalian temukan titik seru dari sebuah cerita atau film, kalau hanya menyimpulkannya dari bagian awal saja!!
⚠️PERINGATAN-WAJIB DIBACA⚠️
selama membaca cerita ini kalian akan di buat ketawa, baper, gemes, terharu, mental terguncang, nangis, dan sebagainya. Tapi karena genrenya angst, jadi kalian bakalan lebih di buat sedih selama baca cerita ini.
•Aku tantang readers baru untuk bertahan baca sampai part 10 dari cerita ini. Kalau selebihnya menurut kalian, masih gak bagus. Maka kedepannya terserah kalian mau lanjut atau tidaknya•
Aku cukup paham kalau kalian gak ninggalin komen karena males ngetik, dsb. Tapi untuk vote, kayaknya terbilang simpel bahkan untuk kaum mageran:). So-- jangan pernah lupain votenya^^
Sekian dari author, selamat membaca💙
📌
Orang baik vote dulu;)
Ada banyak alasan kenapa seorang Tristan Putra Tarigan jarang atau mungkin masuknya hampir tidak pernah menghabiskan banyak waktu di luar, kecuali itu di sekolah. Salah satunya karena Tristan tidak begitu menyukai keramaian. Dari pada menghabiskan waktu tidak jelas di tengah keramaian hiruk pikuk duniawi, pria ini lebih menyukai menghabiskan waktunya di kamar dengan berbagai alat melukisnya.
Bagi seorang Tristan melukis bukan hanya sekadar hobby atau suatu kesukaan yang ia lakukan jikalau waktu senggang. Tetapi melukis sudah menjadi sebagian dari hidupnya, disaat dunianya sedang tidak baik-baik saja, mungkin melukis bisa menjadi tempat terbaik sebagai bahan peralihan. Tristan tanpa melukis ibaratnya bagaikan sayur tanpa garam alias hambar.
Alasan lainnya karena Tristan memiliki Jovan. Jovanka Adidava Tarigan, kakak satu-satunya yang Tristan miliki. Dimana di sini seolah peran kakak mesti digantikan oleh seorang adik. Karena waktu Tristan banyak tersita untuk menjaga Jovan. Sebenarnya Jovan mampu mengurus dirinya sendiri, dan lagi pun Jovan ini sehat, tidak sakit juga tidak cacat. Hanya saja Jovan memiliki masalah dengan indra penglihatannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Terbit[✔]Tomorrow•Esok Tak Pernah Datang
JugendliteraturSEBAGIAN PART DI UNPUBLISH DEMI KEPENTINGAN PENERBITAN:) "Tristan, seperti apa bentuk cahaya di atas langit sana? Kakak hampir lupa. Apa kelihatannya sekecil harapan untuk kakak bisa lihat mereka lagi? Apa intensitas terangnya mampu malampaui harapa...