39. Sebuah Puncak Tangga Impian

498 124 373
                                    

Di sini ada satu kisah
Cerita tentang anak manusia
Menantang hidup, hidup bersama
Mencoba menggali makna cinta

Tetes air mata
Mengalir di sela derai tawa
Selamanya kita
Tak akan berhenti mengejar...
matahari

-Mengejar Matahari-

📌
Wajib vote sebelum membaca!!
(Luangkan 1 detiknya untuk klik bintang^^)

○○》《○○

Percayalah baca cerita sambil dengerin musik instrumen tanpa lirik, feelnya lebih berasa😭•

Sebelum baca mari kita semua membayangkan dulu, Jovan hari ini:

Aku pernah terjebak di kegelapan, dalam ruang nestapa tanpa jalan keluar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku pernah terjebak di kegelapan, dalam ruang nestapa tanpa jalan keluar. Tertatih tanpa harapan untuk waktu yang cukup lama. Putus asa akan keadaan, aku pernah menyerah; berhenti melangkah pada batas kefrustasian. Ibaratkan tebing terjal berada di hadapanku yang siap menarikku kapan saja seandainya seseorang tidak menariku dan menuntunku untuk menjauh dari sana.

"Lo gak akan mati kalau lompat dari sini. Palingan cuman patah tulang."

Dia terus bicara. "Ada besok." - "Ada hari esok yang lebih baik."... Ia memaksaku untuk percaya akan kata-katanya, Ia laksana cahaya dalam kegelapan itu. Dengan caranya, ia menuntunku untuk tidak menyerah.

"Everything will be fine kak, lo tenang aja. Entah itu hal baik ataupun bukan, ada saat semuanya pasti berlalu."

Dan tanpanya, aku tidak akan bisa berada di sini.

Ramainya keadaan hari ini di penuhi dengan suara tepukan tangan dari beberapa insan yang mengisi satu ruangan kosong, ruangan tertutup yang di penuhi dengan sinar lampu puluhan watt. Juga di beberapa sudut ruangan tertempel dan terpampang jelas, sebuah banner juga poster dengan tema dan warna yang sama; biru gelap sebagai latar, lalu biru terang sebagai pelengkap.

Terutama sebuah poster landscape besar berwarna biru pekat termaktub kata 'TOMORROW' yang di tempel tepat di belakang para kerumunan manusia, adanya menjadi titik fokus satu orang pria. Dia tersenyum sendu kala melihat itu.

Kakinya maju selangkah lebih dekat, berusaha mengenal lebih jauh puluhan wajah dari orang-orang asing yang berada di sana. Hatinya beberapa kali mengamini, dia percaya bahwa ini bukanlah mimpi. Lalu adanya acungan tangan dari seorang gadis remaja di pojokan kiri, seketika membuat suara tepukan tangan yang sebelumnya memekakan telinga senyap dalam hitungan detik. Dia mengangguk sebagai komando, gadis dengan balutan overall biru muda tersebut melangkah maju dan juga refleks menjadi sorotan semua pasang mata yang berada di sana.

Terbit[✔]Tomorrow•Esok Tak Pernah DatangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang