Vote jangan lupa...vote jangan lupa...vote jangan lupa...vote jangan lupa...vote jangan lupa...vote jangan lupa...vote jangan lupa...vote jangan lupa...
Happy Reading all❤
~~••~~
📌
Vote dulu ya;)○○》《○○
Ricuhnya suasana kelas hari ini di mulai ketika gak ada angin, gak ada hujan. Haikal tiba-tiba saja berucap "seandainya." Mentang-mentang kelas lagi gak ada guru, Haikal yang julukannya dedemit sekolah gak akan biarin waktu terbuang sia-sia. Untuk menghapal bekal UN contohnya seperti anak-anak lain. Karena seminggu sebelum ujian, baru tuh Haikal akan fokus-fokusin belajar dengan dalih, "Kalau hapalinnya dari sekarang, percuma nanti juga lupa lagi.".. Kemudian kencangnya suara meja akibat tangan nakalnya Haikal membuat Aruna, Juna dan Tristan seketika berkerut kening.
"Seandainya Clarisa nyatain perasaan sama lo, bakal lo terima atau enggak?" sembur Haikal untuk Aruna.
Detik itu juga yang di tanya jelas langsung mencak-mencak, pastinya si Aruna ada perasaan kesal-kesal bercampur jengkel. Setidaknya Haikal itu kasih aba-aba dulu kek. dan selang 2 detik alih-alih ada jawaban pria itu malah balik tidak mau kalah.
"Seandainya lo jadian sama anaknya mbak Lasmi, gimana tuhh?"
Dimana Haikal tengah bermain dengan alisnya berharap akan ada jawaban dari Aruna, dia malah protes lebih dulu.
"Kampret! jangan anaknya mbak Lasmi juga,"
Ya bagaimana coba, cewek idamannya Haikal itu spec irene red velvet atau kalau itu ketinggian mungkin modelan natasya wilona paling enggak. Sementara anaknya mbak Lasmi itu, lebih ke cewek-cewek jawa gak beda jauh sama ibunya.
Yang lain masih tertawa, Haikal kembali mengoceh.
"Jun..Juna,"
Pria dengan kemeja sekolah yang kancingnya di buka dua itu menoleh, belum apa-apa wajahnya sudah memberi ancang-ancang dengan apa pun pertanyaan yang akan Haikal lontarkan.
"Seandainya si Bora suka sama gue, lo bakal salahin siapa tuh hehe?"
Sontak Juna merubah ekspresi wajahnya, lalu menatap yang terlibat dengan sorot tak santai. "Lo nya suka juga apa enggak?"
Dimana yang lain langsung menatapnya penuh tanya, Haikal malah kembali terkekeh.
"Hehe ya kalau seandainya gue di sukain sama yang modelan Bora, gak ada alasan buat gak suka balik si."
"Yeuu, si anying." Umpatan Juna, lalu so soan kayak di film-film langsung raih kerah kemejanya Haikal.
"Santai Jun santai, kan cuman seandainya." pelan-pelan Haikal melepas cengkraman Juna.
Haikal ciut deh kalau sama Juna. Pertama selain tubuh pria itu yang kekernya minta ampun, Juna juga aktif di ekstrakulikuler taekwondo. Suatu hari Haikal pernah dengar cerita kalau ada pria dari sekolah sebrang yang gangguin Bora, Juna langsung gak main-main dan samperin orangnya. Ingat. Juna itu bukan Tristan yang pasrah-pasrah aja dan gak pernah berlebihan. Hal menyebalkan lainnya, Juna gak pernah kelewat dari isengnya yang selalu gendong-gendong Haikal tanpa izin.
Sampai kadang-kadang Haikal suka ngeri sendiri kalau deket-deket sama Juna.
"Tan..Tan," panggilnya untuk Tristan, secara gak langsung mengalihkan Juna juga.
Tristan yang saat itu belum larut sisa tawanya tidak menjawab, tapi jauh dalam otaknya ada feeling gak enak.
"Seandainya Aruna suka sama si Anya, gimana?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Terbit[✔]Tomorrow•Esok Tak Pernah Datang
TeenfikceSEBAGIAN PART DI UNPUBLISH DEMI KEPENTINGAN PENERBITAN:) "Tristan, seperti apa bentuk cahaya di atas langit sana? Kakak hampir lupa. Apa kelihatannya sekecil harapan untuk kakak bisa lihat mereka lagi? Apa intensitas terangnya mampu malampaui harapa...