16

38.2K 2.1K 17
                                    


Happy reading

Tandai kalau ada typo!

🦋🦋🦋

Pagi-pagi sekali Alira sudah stay di depan gerbang rumah Sargas. Ia bener-benar ingin berangkat sekolah bersama Sargas.

Bahkan, tadi pagi ia lebih dulu bangun daripada Bundanya. Dan dari pagi itu juga Alira merubah penampilannya agar terlihat lebih rapi.

"Kak Sargas mana, ya? Kok lama banget, sih," monolog nya.

Alira sedari tadi menunggu Sargas di depan gerbang rumah cowok itu, sebenarnya ia ingin masuk tapi ia takut mengganggu acara sarapan pagi mereka.

Tak lama, gerbang terbuka. Namun, yang keluar bukanlah Sargas, melainkan Mang Junet.

"Neng Alira ngapain pagi-pagi udah mejeng di sini?" tanya Mang Junet.

"Lagi nungguin jodoh lah, Mang, ngapain lagi," ucap Alira cengengesan.

"Mana jodohnya?" Mang Junet menengok kanan kiri seperti orang ling lung.

"Yang ada di dalam rumah ini lah, Mang," Alira memukul pelan gerbang rumah Sargas.

"Hah? Di rumah ini? Neng Alira mau jadi pelakor? Pak Guntur kan sudah punya istri. Neng Alira ada-ada aja, masih kecil kok gegayan mau jadi pelakor kayak situnya cantik," cerca Mang Junet.

Alira sangat terkejut dengan perkataan yang di lontarkan oleh Mang Junet apalagi pada bagian terakhir, bisa-bisanya dirinya tidak dibilang cantik.

"Mang Junet matanya sliwer, ya? Aku cantik asoy geboy gini masa di bilang jelek, sih," Alira menggerutu kesal.

"Eh, telinga kamu bermasalah, ya? Orang tadi saya enggak bilang kamu jelek kok," Mang Junet menatap sengit cewek tengil di depannya ini.

"Lagian yang Alira maksud jodoh itu Kak Sargas, bukan Guntur... siapa Guntur? Enggak sekalian namanya petir?"

"Huss, ngawur kamu, Guntur itu nama pemilik rumah ini dia Papanya den Sargas." ucap Mang Junet.

"Ohh, camer ternyata," gumam Alira.

Mang junet yang mendengarnya bergidik jijik.

"Ck. Pd banget kayaknya bakal di nikahin den Sargas,"

Alira menatap Mang Junet serius. Ia menegakkan tubuhnya lalu ia mengepalkan tangan kanannya kuat.

"Hari ini, tanggal ini, jam ini, detik ini, Alira berjanji bikin Kak Sargas suka sama Alira! Dan kita berdua bakal berjodoh sampai maut memisahkan." ucapnya lantang.

Mang Junet yang mendengarnya memutar bola matanya malas, ia sudah jengah meladeni tetangga satunya ini.

"Sekarep mu aja lah, neng, mending saya buang sampah aja." Mang Junet meninggalkan Alira begitu saja.

Brum
Brum

Suara deruan motor Sargas terdengar jelas di telinga Alira, artinya sang pemilik sudah akan berangkat sekolah. Alira sedikit menyingkir dari gerbang agar memudahkan Sargas keluar. Dan benar saja, tak lama Sargas muncul dari dalam.

Sargas sempat terkejut saat melihat Alira sudah ada di depan gerbangnya. Ia kira tadi malam Alira hanya bercanda saja.

"Pagi Kak Sargas," Alira melambaikan tangannya pada Sargas.

"Pagi. Beneran mau bareng?" tanya Sargas memastikan.

"Iya lah Kak, gue udah dari pagi disini. Boleh ya gue nebeng," Alira menampilkan wajah ter imutnya.

ALIGAS [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang