32

34K 2.4K 36
                                    

Happy reading


Tandai kalau ada typo!


⚠️ Part ini akan mengandung uwu. Jadi yang jomblo nyengir aja.


🦋🦋🦋


Alira masih ada di kamar Sargas, ia juga sama sekali tak tertidur. Yang Alira lakukan hanya mengelus kepala Sargas atau memijitnya pelan.  Namun, tiba-tiba Sargas bangun dan meminta Alira untuk membantunya cuci muka.

Alira menuruti kemauan Sargas. Alira membantu Sargas bangun dari kasur dengan perlahan. Alira juga merangkul Sargas agar tidak terjatuh.

Siang ini, badan Sargas sudah agak baikan walau kadang masih merasakan sedikit pusing. Sargas juga tak banyak mengeluh seperti tadi pagi.

Alira sudah sampai di ambang pintu kamar mandi tapi Sargas malah menghentikan langkahnya.

"Enggak usah jadi cuci muka aja deh, Al. Airnya pasti dingin...  aku males kena air," Sargas menarik ujung baju Alira yang hendak memasuki kamar mandi. Sargas berubah pikiran, rasanya ia ingin kembali ke kasur saja.

Alira memiringkan badannya dan menatap tajam Sargas. Tadi saja minta cuci muka agar wajahnya terlihat segar, tapi kini malah berubah pikiran. Alira agak kesal dengan tingkah Sargas.

"Ck! Enggak usah aneh-aneh deh, Kak! Tadi minta cuci muka sekarang malah enggak mau. Kak Sargas kalau ngomong yang bener dong!" omel Alira.

"Tapi aku males kena air, ayangg..." Sargas mencebikan bibirnya.

"Kalau enggak mau kena air, terus gimana? Kak Sargas cuci mukanya mau tayamum?" tanya Alira.

"Ya enggak gitu juga,"

"Ya udah, jadi apa enggak cuci mukanya?" tanya Alira sewot.

"I-iya jadi," Sargas mengangguk pelan.

Alira meredakan amarahnya saat mendengar jawaban Sargas. "Ya udah, buruan masuk! Aku bantu cuci muka."

Sesampainya di dalam kamar mandi, Sargas malah memeluk tubuh Alira erat dari samping.

"Ih, lepas Kak! Gimana mau cuci mukanya kalau Kak Sargas peluk aku gini?" Alira berdecak sebal.

"Males kena air... aku enggak mau kedinginan, makanya peluk kamu biar anget." ucap Sargas dengan wajah polosnya.

Tuk,

Alira menyentil dahi Sargas cukup keras.

"Aww, sakit sayang..." Sargas mengelus dahinya.

"Lepas Kak! Kalau kita kelamaan di dalam kamar mandi juga makin dingin. Mending buruan cuci muka, lagi pula cuci muka enggak sampai sepuluh menit," Alira melepas paksa tangan Sargas yang melingkar erat di pinggangnya.

Alira mulai menyalakan kran air. Alira menyuruh Sargas sedikit menunduk agar ia mudah membasuh wajah Sargas, dan sargas hanya bisa menurut saja dengan perkataan Alira. Setelah selesai membasuh wajah Sargas, Alira mengelap wajah Sargas dengan handuk kecil.

Kaki Sargas bergerak gerak gusar, ia benar-benar merasa kedinginan.

"Sayang, dingin..." rengek Sargas.

"Masa sih? Perasaan airnya enggak dingin banget, kok," Alira menyentuh air yang keluar dari kran.

Sargas hendak keluar dari kamar mandi namun Alira mencegahnya.

"Gosok gigi sekalian ya..." suruh Alira. Setidaknya jika Sargas tidak mandi minimal gosok gigi agar terlihat bersih.

"Enggak mau, males! Lagian mulut aku enggak bau." Sargas sudah akan keluar dari kamar mandi tapi tak jadi karena mendengar ucapan Alira.

ALIGAS [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang