36

29.1K 1.8K 20
                                    

Hi semua... akhirnya aku bisa up lagi:)

Maaf ya aku up nya lama, akhir-akhir ini aku bener-bener sibuk banget. Sekolah aku pulang sore, beberapa tugas juga masih ada yang belum aku kerjain. Jadi enggak sempet buka wp:(

Di part ini kalau ada kata yang enggak nyambung maafin ya.



Happy reading


🦋🦋🦋


"Greget gue sama si Andin. Bisa-bisanya dia lupa ngasih tahu kita-kita kalau sejarah bakal ada ulangan. Mana tadi Pak Dodi ngasih waktu buat belajar cuma 15 menit,"

Dari keluar kelas hingga sekarang Alira duduk di salah satu kursi kantin ia terus mengomel.

"Namanya juga manusia pasti juga punya salah," ujar Galend.

"Tapi gue kesel, Gal. Kenapa setiap Pak Dodi masuk selalu ada tugas? Kalau enggak ya pasti ulangan. Sekali-kali kek jam kos," Alira menaruh kepalanya di atas meja ia merasa lelah sekali.

"Yaudah, lupain aja, toh, ulangannya juga udah selesai. Berdoa aja semoga nilainya bagus." Galend melirik Alira sekilas lalu kembali fokus pada ponselnya.

"Btw, lo gak sama Kak Sargas, Al?" tanya Rena.

"Enggak, Kak Agas lagi ada urusan."

Dari kejauhan Gara dan Mba Laras berjalan dengan membawa sebuah nampan berisi bakso dan es teh.

"Nih, makanan kalian," Gara memberikan pesanan mereka satu persatu.

"Makasih Mba Laras, udah mau bantuin aku. Teman-teman aku emang mageran semua, jadi aku yang harus pesen sendiri." ucap Gara sopan.

"Iya Gar, sama-sama, kalau gitu Mba balik dulu," ucap Mba Laras.

"Gue gak mager Gar, emang lagi males aja." ucap Rena pada Gara.

"Masa sih? Kayaknya lo dari lahir udah punya jiwa mageran,"

"Ck! Terserah lo, Gar." Rene berdecak sebal.

Alira saat mencium kuah bakso, rasa kesal, lelah, pusing sehabis ulangan langsung lenyap begitu saja. Senyum sumringah ia tunjukkan saat melihat bakso yang tersaji tepat di depan matanya.

Alira menengok kanan kiri untuk memastikan bahwa Sargas belum datang ke kantin. Kali ini ia akan memakan bakso dengan bertaburan banyaknya sambal, sepertinya itu akan enak sekali. Dan jika Sargas ada di sini ia tak akan bisa memakan bakso pedas yang selalu ia inginkan.

Galend yang tahu gelagat Alira, tanpa pikir panjang ia langsung mengambil mangkuk berisi sambal dan menjauhkannya dari Alira.

"Mentang-mentang gak ada Sargas lo mau makan pedes?" Galend menatap tajam Alira.

"Galend, balikiiin.." Alira menggoyangkan lengan Galend.

"Gak!" ketus Galend.

"Aaaa... Galend, gue mau makan pedes. Siniin sambal nya!" Alira merengek pada Galend.

"Itu ada kecap sama saus, yaudah, pake itu aja. Gak usah pake sambal!" Galend menunjuk kecap dan saus yang ada di depan Alira.

"Enggak mauuu! Maunya pake sambal. Lo, mah, ngeselin Gal. Selera makan gue jadi hilang. Udahlah, gue gak jadi makan aja." Alira menyingkirkan mangkuk bakso itu dari hadapannya. Bahkan, Alira menggeser duduknya agar menjauh dari Galend.

ALIGAS [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang