22

35.6K 2K 36
                                    

Happy reading


Tandai kalau ada typo!


🦋🦋🦋


"DEK CEPETAN!" teriak Alira lantang untuk menyuruh Qila cepat memakai sepatu.

Pagi ini Alira bangun lebih awal, ia harus mengantar Adeknya berangkat sekolah. Untuk pagi ini Alira menggunakan motornya sendiri.

Adnan tidak bisa mengantarkan Qila ke sekolah karena ia ada meeting mendadak. Alira sebenarnya sedikit keberatan untuk mengantar Qila ke sekolah, karena sekolah Qila dan sekolahnya beda arah.

"Bentar Kak, ini lagi pakai sepatu." Qila mengikat sepatunya asal ia harus cepat sebelum Kakaknya itu mengamuk.

"Cepet Dek! Nanti Kakak bisa telat."  ujar Alira.

"Biasanya juga selalu telat. Lagian Kakak tumben banget bangun pagi? Biasanya jam segini masih molor." heran Qila. Qila segera menghampiri Kakaknya.

"Halah, enggak usah banyak cing cong! Cepet naik!" Alira membantu Qila naik ke atas motornya.

Alira menutup kaca helm nya ia juga membenarkan spionnya yang miring. Lalu ia mulai meng-gas motornya.

Qila yang belum siap membuatnya sedikit terhuyung kebelakang.

"ASTAGFIRULLAH, ADEK BELUM SIAP KAK." Qila memukul punggung Alira cukup kuat.

"Lama kamu, Qil." Alira menarik tangan Qila dan melingkarkan tangan Qila di pinggangnya. Karena tangan Qila yang masih pendek jadi Qila sedikit memajukan duduknya agar bisa memeluk pinggang Alira.

Di jalan, Alira sangat ngebut sekali. Qila sampai geleng-geleng di buatnya.

"KAK, PELAN-PELAN!!" teriak Qila kencang. Rambutnya sudah amburadul, ia menyesal tadi tidak mengikat rambutnya dulu.

"UDAH DIEM. NIKMATIN AJA! BENTAR LAGI KITA SAMPAI,"

"MENIKMATI APA? MENIKMATI MENANTANG MAUT, HAH?! TERUS BENTAR LAGI SAMPAI, SAMPAI MANA? SAMPAI AKHIRAT."  teriak Qila frustasi. Beginilah ujungnya jika naik motor bersama Kakaknya ia berasa sedang bermain wahana.

"Halah, bacot!" maki Alira dalam hati.

Wushhhh,

Alira menambah kecepatan motornya. Ia lihai dalam menyalip beberapa kendaraan. Ia tak mempedulikan Qila yang sedari tadi teriak-teriak seperti orang gila.

"YA ALLAH... JANGAN NGEBUT, KAK! NANTI KALAU KITA JATUH TERUS BUNYI GEDUBRAK GITU, GIMANA?" Qila terus saja berteriak.

"Enggak cil. Tenang aja kita bakal selamat."

"TAPI ADEK TAKUT KAK. HWAAA... KAKAK KALAU MAU MATI ENGGAK USAH AJAK-AJAK ADEK. ADEK BALUM SIAP."

Karena teriakan Qila yang amat nyaring mereka berdua sampai menjadi pusat perhatian. Untung saja wajah Alira tertutup kaca helm jadi ia tak terlalu malu. Tak lama Alira sudah sampai di sekolah Qila.

Berakhirlah sudah penderita Qila.

Perlahan Qila turun dari atas motor, tentunya dengan penampilan tak karuan. Rambutnya acak-acakan dan bajunya sedikit kusut karena telalu erat memeluk Kakaknya.

Qila menatap Kakaknya sengit ia ingin sekali menggaruk wajah tengil Kakaknya.

"Gak usah segala ngambek! Nih, Kakak kasih uang jajan tambahan." Alira memasukkan uang ke dalam kantung baju Qila.

ALIGAS [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang