31

33.9K 2.1K 40
                                    

Happy reading

Koreksi kalau ada typo!

🦋🦋🦋

Sekarang hari Sabtu dan sekolah Alira libur. Jika hari libur Alira hanya mandi sekali yaitu pada waktu sore, tapi pada hari ini Alira akan mandi dua kali. Pukul delapan pagi Alira sudah mandi dan wangi sekali.

Dan jika hari libur sebelumnya Alira gunakan hanya untuk bermalas-malasan saja. Namun kali ini Alira akan menghabiskan waktunya bersama Sargas. Pagi ini Alira ingin mengajak Sargas jalan, entah itu kemana yang penting jalan saja.

Alira berkeliling rumah mencari Bunda nya untuk meminta izin agar di perbolehkan ke rumah Sargas. Alira sudah mencari Bunda nya kemana-mana sampai ia pusing sendiri. Dan sampai akhirnya ia menemukan Bunda nya sedang menyiram tanaman bunga kesayangannya di belakang rumah.

"Bun, Alira mau ke rumah Kak Sargas. Alira pengen banget ajak main Kak Sargas. Boleh ya, Bun... " Alira menatap Bunda nya dengan wajah se melas mungkin agar Bunda nya mau mengizinkannya.

Jasmin menatap Alira sekilas lalu beralih kembali pada bunga mawar yang sedang ia siram karena bunganya lebih menarik daripada Alira.

"Tadi udah sempet beres-beres kan?" tanya Jasmin. Ia memperbolehkan anaknya pergi jika sudah beberes rumah.

"Udah kok, Bun. Tadi habis subuh Alira nyapu, pas kita selesai sarapan Alira juga udah cuci piringnya, kamar juga udah aku beresin." jawabnya jujur.

"Ya udah, boleh. Sekalian juga ambil kotak tempat bolu yang kamu kasih ke Sargas. Itu perabotan rumah kesayangan Bunda. Kamu harus kembalikan!" ucap Jasmin.

"Iya, Bun. Nanti Alira ambilin di rumah Kak Sargas. Kalau gitu Alira pergi main dulu, ya." pamitnya.

"Iya udah sana," ucap Jasmin memperbolehkan.

Alira menaruh ponselnya di tas selempang, ia benar-benar sudah bersiap untuk mengajak jalan Sargas.

🦋🦋🦋


Alira mengintip gerbang rumah Sargas, ia tak bisa masuk karena gerbangnya masih di tutup. Bisa ia lihat, Mang Junet sedang menyapu halaman rumah sembari bersenandung ria.

"Mang Junet..." Alira memanggil Mang Junet cukup keras agar Mang Junet bisa mendengarnya.

"Tolong bukain gerbangnya. Aku mau masuk." pintanya.

"Iya Neng, sebentar," Mang Junet meletakkan sapunya terlebih dahulu lalu ia membukakan gerbang untuk Alira.

Setelah gerbang sudah di buka oleh Mang Junet, Alira masuk.

"Makasih Mang Junet," ucap Alira sembari tersenyum lebar serta badan yang sedikit membungkuk.

"Iya Neng, sama-sama. Tumben banget ke sini nya udah rapi, biasanya juga jam segini masih molor." heran Mang Junet.

"Kan mau ajak ayang jalan-jalan, Mang," ucapnya sambil tersenyum lebar.

"Hah? Neng Alira teh mau ngajak Pak Guntur jalan-jalan? Neng Alira beneran suka sama Pak Guntur? Saya saranin sih jangan, Neng! Nanti kepala Neng Alira di seleding Bu Karina, loh."

"Mang Junet apaan, sih? Bikin mood aku rusak aja. Aku kan udah pernah bilang, kalau aku itu sukanya sama Kak Sargas, bukan sama om Geledek." Alira menghentakkan kakinya kesal.

"Ohh... kirain beneran mau jadi pelakor."

"Udahlah, terserah Mang Junet aja. Alira mau masuk dulu, ya."

Alira berjalan sampai ke depan pintu rumah Sargas, Alira mengetuk pintu berkali-kali tapi tak kunjung di buka. Alira terus bersabar sampai akhirnya pintu di buka oleh Karina.

ALIGAS [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang