39

29.2K 1.7K 5
                                    


Happy reading

Oh, ya... Sebelum baca kalian sempatin vote  dulu ya. Kalau ada typo tandain.

🦋🦋🦋


"Kak Agas..." Alira memeluk erat Sargas saat Sargas sudah ada di hadapannya.

Alira merasa takut saat ia sendirian di dalam UKS. Ketikan bel pulang berbunyi, ia memutuskan keluar dari UKS dan segera mencari Sargas.

"Eh, baru aja aku mau samperin kamu," Sargas sempat terkejut, namun tak urung ia membalas pelukan Alira.

Saat bel pulang sekolah berbunyi, Sargas langsung ke kelas untuk mengambil tasnya, ia juga mengambilkan tas milik Alira.

"Aku takut sendirian di UKS. Setelah tadi Kak Agas sama Pak Dodi pergi, ruang UKS jadi agak gimana gitu. Tadi aja aku enggak bisa tidur, malah keinget cerita hantu yang Rena ceritain." Alira bergidik ngeri.

Sargas terkekeh pelan, "Tadi aja bilang berani, masa sekarang nyalinya ciut."

"Huh, Kak Agas enggak tau sih, tadi suasananya gimana, coba aja Kak Agas sendirian di UKS pasti juga ngerasa aura serem."

"Aku mah berani, enggak kayak kamu, bocil penakut."

"Sumpah Kak! Tadi itu UKS nya serem, aku enggak bohong. Ternyata bener kata anak-anak kalau UKS di sekolah kita itu serem."

"Emang seserem apa?" Sargas terbawa suasana dengan cerita Alira.

"Dulu, katanya ada siswa culun sakit keras. Waktu itu pas di jam pelajaran, dia izin ke guru buat ke UKS karena katanya penyakit dia kambuh. Setelah di izinin dia akhirnya pergi ke UKS sendirian. Sendirian! Karena dia selama sekolah di sini enggak pernah punya teman. Dia anaknya pendiam tapi pinter banget, kalau lagi istirahat dia suka baca buku sejarah di perpustakaan. Siswa itu kerap di palak, katanya sih dia anak orang kaya tapi enggak tahu aslinya gimana,"

"Hmm, terus?" Sargas terus memperhatikan bibir mungil Alira yang sedari tadi mengoceh menceritakan seorang siswa culun.

"Pas udah sampai di UKS enggak cuma ada dia doang, di situ juga ada siswa lain, kalau enggak salah namanya Kak Carlo. Kak Carlo ini kakel si siswa culun itu. Di dalam UKS, mereka enggak ngobrol sama sekali. Kak Carlo asyik main hp karena Kak Carlo ke UKS cuma buat bolos. Sedangkan si siwa culun itu mengerang kesakitan juga mimisan, hidungnya enggak henti-hentinya ngeluarin banyak darah. Kak Carlo enggak ngebantuin dia sama sekali, dia malah nutup gorden pembatas biar dia enggak lihat darah dari si culun itu,"

"Pas bel pulang bunyi, Kak Carlo pergi dari UKS. Kak Carlo sama sekali enggak lihat kondisi dari siswa culun itu, dia keluar UKS gitu aja. Karena hari semakin sore sekolah mulai sepi. Semua ruangan udah si kunci sama Pak satpam, terutama pintu UKS. padahal di situ masih ada si culun itu. Siswa itu ke kunci semalam di UKS, dan paginya siswa itu ditemukan meninggal dalam kondisi banyak darah di hidung sama mulutnya. Ibunya datang saat pihak sekolah mengabari kalau anaknya sudah di temukan dalam keadaan meninggal. Ibunya sempat menanyakan keberadaan anaknya sama wali kelas pas malam hari. Dia bener-bener khawatir sama anaknya, enggak biasanya anaknya pulang se telat ini. Sesampainya di UKS, si Ibu langsung pingsan, dia enggak kuat lihat anaknya meninggal. Kasihan banget kan, Kak..."

"Iya, kasihan. Mana enggak ada yang tau kalau dia ke kunci di UKS, pasti Ibunya sampai sekarang masih terpukul dengan peristiwa yang menimpa anaknya." Sargas jadi sedih setelah mendengar cerita Alira dari awal hingga akhir.

Alira mengangguk menyetujui ucapan Sargas, "Mana Kak Carlo enggak mau nolongin lagi, dasar biadab!"

"Heh! Mulutnya enggak boleh ngomong kasar!" Sargas menatap tajam Alira.

ALIGAS [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang