46

28.5K 1.5K 12
                                    

Happy reading


Tandai kalau ada typo

🦋🦋🦋


Paginya, Alira sudah diperbolehkan berangkat sekolah oleh Ayahnya. Sebenarnya, Adnan masih berat hati membiarkan Alira berangkat sekolah. Namun, mau bagaimana lagi, Alira sedari tadi malam merengek terus.

"Pagi semua," sapa Alira riang pada keluarganya yang sudah duduk di meja makan.

"Pagi Kak Al," sapa si bocil Qila. Dan kedua orang tuanya hanya tersenyum.

Baru saja Alira ingin menarik kursi untuk di duduki, tapi, sebuah ketukan pintu mengurungkan niatnya untuk duduk.

"Siapa yang datang pagi-pagi gini?" heran Alira.

"Sana kamu bukain." suruh Jasmin yang sedang membuatkan susu untuk Qila.

"Iya, Bun," Alira berjalan menuju depan rumah. Alira membuka pintu, hal yang pertama kali ia lihat adalah sesosok laki laki tampan, yang berhasil membuat hatinya porak poranda. Siapa lagi kalau bukan Sargas.

"Loh, Kak Agas, aku kira siapa?" Alira menyenggir lebar.

"Pagi cantik," Sargas mengacak rambut Alira gemas.

"Pagi juga gantengnya aku. Masuk dulu yuk, di dalam lagi pada mau sarapan. Kak Agas ikut sarapan sekalian ya, pasti di rumah belum sarapan." Alira memeluk lengan kekar Sargas dan mengajaknya menuju meja makan.

"Pagi tante, om, Qila." sapa Sargas saat sudah sampai di ruang makan.

"Eh, ada Sargas, tante kira siapa pagi-pagi namu." ujar Jasmin.

"Alira, kamu ambil kursi di belakang buat Sargas duduk." suruh Adnan.

"Iya," kemudian Alira pergi mengambil kursi yang Ayahnya maksud.

"Sargas, kamu mau minum susu atau teh? Biar sekalian tante buatin." tanya Jasmin.

"Kalau boleh susu aja tan, tapi air nya jangan terlalu panas."

"Oke, sebentar, tante buatin."

"Ihh, Kak Sargas masa minum susunya enggak air panas? Padahal enakan yang panas lho, Kak. Nih, kayak punya aku." Qila mengangkat gelas berisi susu putih.

"Kakak enggak suka yang terlalu panas, Qil." Sargas dibuat gemas oleh Qila. Pipinya menggembung besar berisikan roti berselai coklat. Apalagi Qila memakai seragam merah putih dan rambutanya yang di kepang dua, menambah kesan lucu di wajah Qila.

Tak lama Alira datang membawakan kursi untuk Sargas duduk. Alira menaruh kursi itu tepat di samping kursi yang biasa ia duduki.

"Duduk Kak," ucap Alira.

"Iya, Al, makasih." Sargas tersenyum manis pada Alira.

Sarapan pagi ini berjalan dengan khidmat. Sargas sangat di sambut ramah oleh keluarga Alira. Bahkan, Alira seperti di anak tirikan oleh Bundanya, karena sedari tadi Jasmin lebih memperhatikan Sargas ketimbang dirinya.

Alira dan Sargas sudah selesai sarapan, mereka berdua pamit untuk segera berangkat sekolah.

"Ayah, Bunda, Alira berangkat sekolah dulu," Alira mencium punggung tangan kedua orangtuanya dengan sopan.

"Iya, hati-hati di jalan." ujar Jasmin.

"Sargas, om percayakan Alira sama kamu. Jaga Alira! Jangan sampai lecet!" tegas Adnan.

"Siap om." jawab Sargas mantap.

Pagi ini Sargas berangkat sekolah menggunakan mobil, ia tak mau Alira terkena panas atau kehujanan.

ALIGAS [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang