18

35.6K 2.2K 20
                                    

Happy reading


Tandai kalau ada typo!


🦋🦋🦋

Alira tetap stay di bawah pohon mangga. Alira juga tak mengalihkan perhatiannya dari Sargas barang sedikitpun. Walaupun dari kejauhan Sargas tetap terlihat tampan. Jika Sargas mentapnya ia langsung tersenyum dan di balas Sargas dengan senyum tipis.

"Aelah, Gas... enak banget lo dapet topi sama minum dari bocil. Gue, kan, juga pengen." ucap Bara memelas.

"Iri lo?" ejek Sargas.

"Ck. Gini banget jomblo enggak ada yang ngasih semangat." gumam Bara pelan.

Kring....

Bel istirahat berbunyi nyaring. Mereka bertiga bisa bernapas lega karena hukuman yang Pak Dodi berikan sudah berakhir.

"Huftt.... akhirnya selesai juga. Tangan gue pegel banget." Alan mengibaskan tangan kanannya yang terasa pegal.

"Hah, gerah banget, njir." Bara mengibaskan kerah bajunya berharap angin bisa menerpa lehernya yang berkeringat.

Sedangkan Sargas, ia langsung menghampiri Alira yang masih duduk manis di bawah pohon mangga.

"Sini Kak neduh dulu. Muka Kak Sargas sampai merah banget pasti capek, ya?" Alira mengibaskan tangannya tepat di depan wajah Sargas.

"Makasih, Al." ucap Sargas.

"Iya Kak sama-sama. Gerah banget ya, Kak? Sampai keringetan banyak gitu."

Alira mengambil tisu yang ia taruh dalam saku baju nya.

"Nih, Kak, elap keringat Kak Sargas pake tisu." Alira memberikan tisu itu pada Sargas.

Bukanya menerima Sargas malah lebih mendekatkan duduknya pada Alira. Alira yang terkejut langsung mencondongkan badannya kebelakang.

"Elapin sekalian, Al! Gue males." ucap Sargas dengan nada berat.

"I-iya Kak," dengan sedikit ragu Alira mulai mengelap keringat di dahi Sargas.

Sargas tak berkedip barang sekali pun saat menatap wajah Alira dari dekat.

"Cantik." batin Sargas.

"Ngontrak, ngontrak... pegel mata gue lihat lo berdua." sinis Bara.

"Ganggu aja lo." ucap Sargas tak kalah sinis.

"Jangan menebar uwu terus lo berdua. Ayo ke kantin udah bel istirahat." Alan berjalan lebih dahulu untuk ke kantin.

"Ayo Al, ke kantin." ajak Sargas.

"Iya Kak, ayo," dengan semangat Alira berjalan beriringan bersama Sargas menuju kantin.

"Duh, berasa jalan bareng sama ayang. Tapi, kan, gue sama Kak Sargas belum ada hubungan apa-apa. Tapi nggak papa, gue pastiin Kak Sargas bakal jadi pacar gue!" ucapnya dalam hati.

"Aduh, aduh..."  Alira memegang perutnya yang tiba-tiba mules.

"Kenapa Al?" dengan rasa panik Sargas memegang kedua bahu Alira. Ia juga menyingkirkan rambut Alira yang menghalangi wajahnya.

"Enggak apa-apa, Kak. Gue cuma tiba-tiba mules aja. Kak Sargas langsung ke kantin aja ya, nanti gue nyusul." ucap Alira.

"Gue temenin."

"Ihh, enggak usah Kak! Lagian mana boleh cowok masuk ke toilet cewek. Mending Kak Sargas ke kantin duluan aja nanti gue nyusul." setelah mengatakan itu Alira langsung berlari menuju toilet. Perutnya sangat mules sekali. Ia ingin sekali buang air besar.

ALIGAS [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang