Happy reading
🦋🦋🦋
Saat bel pulang berbunyi Alira tak kunjung beranjak dari duduknya. Biasanya ia yang paling semangat saat mendengar bel istirahat dan bel pulang berbunyi.
"Ayo Al ke parkiran, gue udah di tunggu Bagas di sana. Gue gak bawa motor jadi gue minta tolong Bagas buat anterin gue pulang." Rena memang kadang ke sekolah bawa motor tapi kadang motornya di bawa ibunya untuk mengantar pesanan kue.
"Lo duluan aja, gue masih mau di sini." jawabnya agak lesu.
"Kenapa lo sedih banget? Enggak kayak biasanya, kalau bel udah bunyi lo udah ngacir duluan." tanya Gara.
"Gue mau nungguin parkiran sepi dulu." ucap Alira.
"Ayo ke parkiran sekarang aja. Gue enggak bisa nungguin lo, gue udah di tunggu Galend ada janji main basket bareng." ucap Gara.
"Gue juga enggak bisa nemenin lo di sini. Gue udah di tunggu Bagas." ucap Rena.
"Enggak apa-apa, kalian pulang duluan aja. Gue masih mau di sini."
"Yakin? Kenapa enggak bareng kita aja sih, Al. Nanti kalau ada yang gangguin lo di kelas ini gimana?"
Rena bergidik ngeri saat membayangkan Alira harus duduk di kursi pojok dengan keadaan kelas sepi tak berpenghuni.
"Gue berani kok. Enggak akan ada apa-apa. Nanti kalau ada yang jahatin langsung gue sleding kepalanya." ucap Alira meyakinkan.
"Ya udah, gue sama Gara duluan." setelahnya hanya tinggal Alira di dalam kelas ini.
Alira memang sengaja menunggu sekolah sepi. Alira juga mengurungkan niatnya untuk pulang bersama Sargas. Alira tidak ingin melihat wajah Sargas dulu. Alira juga masih kesal dengan Sargas yang duduk bersama Luna.
Sebenarnya Alira tak berhak mempermasalahkan itu. Dirinya dan Sargas bahkan belum memiliki hubungan yang jelas. Dan Sargas juga terserah mau dekat dengan siapa. Tapi, Alira merasa kesal saat Sargas di dekati perempuan lain.
"Gini banget suka sama cogan sekolah, saingannya satu RT. Mana saingannya pada bening-bening semua." gerutu Alira kesal.
Alira memainkan ponselnya untuk menghilangkan rasa bosannya. Ia harus menunggu beberapa saat lagi agar sekolah cukup sepi. Mungkin nanti ia akan pulang naik ojek atau jika perlu, ia akan meminta tolong Bagas untuk menjemputnya setelah mengantar Rena.
Saking asyik nya bermain ponsel, Alira sampai tak sadar seseorang masuk ke dalam kelasnya dan langsung duduk di sebelahnya.
"Kenapa enggak pulang?"
"AAAA..."
Suara berat itu mengagetkan Alira hingga ia menjatuhkan ponselnya dari tangan. Tapi untungnya Sargas bisa menangkapnya. Ya, orang yang duduk di sebelah Alira tak lain dan tak bukan adalah Sargas.
"Kenapa masih di sini? Ayo pulang," Sargas menatap Alira dengan sorot mata tajamnya.
Alira gugup bukan main, pasalnya Sargas sedikit mencondongkan badannya. Bahkan bau parfum milik Sargas sangat tercium olehnya.
"Gu-Gue nunggu sekolah sepi Kak," ucapnya gugup.
"Kenapa nunggu sekolah sepi? Tadi katanya mau pulang bareng."
"Emm, enggak jadi. Kak Sargas pulang duluan aja." ucapnya dengan menundukkan kepalanya. Alira tak kuat bertatapan lama dengan Sargas.
"Yakin? Hm?" Sargas mengangkat dagu Alira dan mengarahkan padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALIGAS [END]
Teen FictionCowok cuek itu berubah bucin setelah kehidupan barunya dicampuri seorang gadis cantik dengan semua tingkah random nya. > Alira Adhisty Binara > Sargas Angkara Brawijaya ⚠️ . Kalau lihat cerita ini langsung tambah ke perpus ya! . ceritanya seru . Kon...