[13] - Happy Birthday

451 43 8
                                    

helpp! Gue stress bgt sm oknum lee jeno😭😭







♡ -BARRA GENTLE- ♡




Amora terbangun cepat ketika dirinya merasa asing dengan kamar tidur yang ia tempati saat ini. Ia pun duduk dan menatap ke sekeliling seraya berpikir keras.

Ah, gue tidur di apartemen Kak Barra ternyata.

Lantas netra cantik itu menangkap kaki yang menyembul dari sofa yang ada di depannya. Pria itu benar-benar tidur di sofa rupanya. Detik berikutnya Amora membawa langkahnya mendekat ke arah Barra.

Ia mengamati Barra yang tertidur sangat pulas dengan deru napas yang teratur. Mengamati sekujur tubuh Barra yang shirtless tanpa selimut membuat Amora menatapnya sendu. Apa prianya tak kedinginan?

Amora berjongkok di depan Barra. Menepuk-nepuk pelan pipi pria itu dengan sayang.

"Kak..." Ucap Amora sembari menepuk pipi Barra berulang kali.

"Pindah ke kasur gih, badan panjang begini sofanya nggak muat."

"Kak Barra... Bangun... Bentar doang, abis itu ntar lanjut tidur gapapa."

"Kak... Ntar bisa lanjut tidur lagi..."

Barra membuka matanya pelan ketika merasakan sentuhan di pipinya. Amora mengecupi pipinya pelan berusaha membangunkannya, dan itu berhasil.

"Morning... Kamu udah bangun?" Ucap Barra serak khas bangun tidur. Ia mengulas senyumnya ketika pemandangan paginya disambut wajah flawless Amora.

Amora mengangguk lembut sebelum menarik lengan Barra untuk berdiri. Bukannya tergerak dari tarikan Amora, Barra justru bangkit dan menggendong Amora dalam satu kali sentakan. Ia menggendong perempuan itu ala bridal-style sembari memejamkan matanya.

Jujur saja, Barra masih sangat mengantuk. Mengingat dirinya yang sepanjang malam hanya memandangi paras cantik dan teduh Amora dalam diam, mampu membuat dirinya tetap terjaga. Sekarang pria itu hanya ingin memejamkan matanya kembali dengan Amora yang aman di dalam dekapannya.

Barra merebahkan dirinya yang masih menggendong Amora, kemudian memindahkan perempuan itu ke dalam dekapan hangatnya. Amora mematung karena lagi-lagi terjebak dalam situasi seperti ini. Rutinitas yang hampir setiap hari mereka lakukan.

Amora tak banyak memberontak, justru dirinya lebih memilih patuh dan ikut berbaring bersama Barra yang sepertinya akan kembali tertidur pulas. Perempuan itu mendongak mengamati paras Barra bak titisan surga. Hidung bangir dan proporsi yang pas, bulu mata lentik dan menangkan, rahang tegas yang sangat menawan, mata yang terpejam cantik, bibir yang tertutup indah dan seksi, serta tahi lalat yang menambah kesempurnaan wajahnya. Paras Barra sempurna.

Amora melarikan tangannya menyentuh tahi lalat Barra yang terletak di bawah mata. Ia membuat pola abstrak kecil di sana yang mampu membuat Barra terusik.

"Hmmmh..." Barra melenguh pelan dan membiarkan Amora menyentuh wajahnya.

Kini pandangan Amora turun perlahan ke arah tubuh pria itu. Netranya tepat berada di depan leher Barra. Jakun Barra yang menonjol, membuat kepala Amora terasa pening. Belum lagi perutnya yang terpampang nyata yang bergesekan dengan tubuh bagian depannya. Jujur, Amora sering melihat perut kotak-kotak di medsos, sehingga ia tak begitu kaget dengan Barra yang hampir tiap hari shirtless di depannya.

Cukup sudah Amora mengagumi Barra, kini perempuan itu mengelus pelan dada bidang Barra yang terbuka seraya berbisik lembut, "kak... Aku mau bikin sarapan, terus mandi, terus siap-siap, katanya mau ketemu temen kamu?"

BARRA GENTLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang