[46] - Iris Kuping Boneka (+21⚠️)

90 4 0
                                    

🔞🔞🔞
21++++ bgttt

...

Adegan mereka plus2 yg lain jg udh ada di trakteer. Sama2 basah🥵

...
♡- BARRA GENTLE -♡




Mungkin setan-setan yang membersamai kedua insan yang sedang berpelukan dan berhimpitan secara intim itu menertawai Amora kala perempuan itu memutuskan untuk mengangguk kecil seraya menundukkan kepalanya malu-malu.

Barra senang bukan main. Usahanya terbang menyusul Amora kesini tidak sia-sia begitu saja. Lantas Barra angkat kepala Amora dengan jemarinya, mengajaknya untuk saling tatap.

Selanjutnya tak ada percakapan lagi dari masing-masing bibir keduanya. Mereka sibuk saling pandang satu sama lain, menyorot jauh lebih dalam dengan senyuman tipis yang saling menebar. Memancarkan kembali rasa cinta alih-alih benci yang mengucur deras.

Pandangan Barra berhenti dan terpaku cukup lama pada bibir Amora yang terbuka kecil. Entah ingin berucap apa, entah kalimat apa yang selanjutnya menggelitik rungu pria itu. Yang jelas, Barra memilih membungkam saja bibir wanitanya ke dalam pagutan hangat. Alih-alih terbuka untuk berbicara, Barra menyentak lebih lebar lagi bibir Amora agar menyambut sang piawai tanpa tulang mengeksploitasi isi dalam rongga mulutnya.

Gesekan hidung mancung dan besar milik Barra serta hembusan napas mereka yang saling membelit bersahutan dengan iringan decak dan desah dari kesibukan lidahnya. Yang pasif pasrah saat lidahnya ditarik keluar, lalu disedot tanpa ampun hingga tak meninggalkan rasa apapun selain rasa hambar yang hadir setelah rasa coklat disesap habis oleh sang aktif.

Sebelum menuju sekre, Amora sudah menghabiskan satu gelas es beng-beng yang telah ia beli di kantin fakultas. Dengan racikan air setengah gelas dan es batu dua potong saja yang harusnya minumannya encer cair, justru menjadi kental dan tak terlalu encer. Rasa beng-bengnya benar-benar mengesan kuat ditambah Amora tak meminum apa-apa lagi setelahnya.

Dan Barra menghabiskan sisa rasa itu tanpa peduli dagu keduanya menggilat liur dengan nikmat.

"Mhh... Kak," Decakan semakin terdengar sangat nyaring kala Barra selesai menyikat habis lidah Amora digantikan dengan mengecap bibir atas dan bawah perempuannya.

"Apa sayang?" Barra memilih menanggapi rintihan perempuannya alih-alih tetap melanjutkan kemauan nafsunya.

"Ciuman kamu kok makin enak?" Ungkap Amora dengan sorotan sendu. Kondisi bibirnya telah kacau yang sekitarnya telah penuh campuran liurnya dengan liur Barra.

Barra tersenyum miring kala mendapat pujian atas ciumannya barusan. Lantas ia pagut lagi bibir Amora yang belum sepenuhnya bengkak dengan sangat nikmat. Amora pun turut merespon dengan mengalungkan lengannya ke leher pria itu. Menariknya mendekat dan rapat agar ciuman dari prianya tak mudah lepas.

Sesapan demi sesapan dari Barra yang menggerayangi bibir atas nan bawahnya, membuat Amora mabuk kepayang. Ditambah lagi kepala pria itu bergerak ke kiri dan ke kanan bergantian melumati bibir dan dagunya secara lamat. Kalungan Amora pada leher pria itu beringsut ke atas, meremat rambutnya seraya membalas lumatan dari Barra. Mulut Amora semakin ia buka lebar meraup balik mulut Barra yang kini juga turut terbuka lebar.

Hidung bangir pria itu menusuk-nusuk pipinya, sesekali merangsek hidungnya hingga kesusahan untuk mengambil oksigen. Lumatan itu semakin intens. Sudah tak peduli lagi air liur yang tercampur mengalir dari dagu hingga leher. Mengingat durasi ciuman mereka benar-benar lama.

BARRA GENTLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang