[1] - Calvin's Problem

946 60 12
                                    

♡ -BARRA GENTLE- ♡



Kata teman kuliah gue, Kak Calvin itu banyak yang naksir. Selain doi yang super famous-nya seantero psikologi Universitas Aralaga. Jangan lupakan fakta bahwa ia adalah kakak tingkat yang super garang kalau kata maba. Ya gimana ya, dia aja komdis. 

Sangking cintanya gue sama Kak Calvin, gue beneran nggak mau putus sama doi walaupun hubungan gue suka putus nyambung nggak jelas. Apalagi Kak Calvin digosipkan lagi deket sama banyak cewek, padahal mah kalau kata narasumbernya langsungㅡKak Calvinㅡ itu tuh lagi belajar kelompok gitu, proyek kuliah yang belum kelar katanya. Gue juga nggak tau apa.

Seperti saat ini, gue sama Kak Calvin lagi ngantre fotokopian di koperasi mahasiswa. Kita berdua berdiri bersender di tembok dengan masing-masing tangan yang saling bertaut. Enggak ding, tangan kirinya Kak Calvin megang beberapa berkas, sedangkan tangan kanannya menggenggam tangan gue erat.

"Besok weekend mau kemana?" Tanya Kak Calvin di tengah-tengah waktu mengantrenya.

Gue menggoyangkan tangannya yang ada digenggaman gue dengan kecil, "tumben... biasanya mah boro-boro tau Kakak ngajak jalan. Pasti ada aja alasannya."

Dengan tangan kirinya yang masih memegang beberapa berkas, ia arahkan guna menyentil dahi gue, "aku kan beneran sibuk, sayang."

Gue memutar kedua mata gue malas, "iya deh iya percaya."

Kak Calvin tersenyum tipis sebelum dirinya mulai menuju petugas buat mem-fotokopikan berkasnya.

"Vinnnnn!" Tiba-tiba dari arah belakang, ada Kak Bunga. Teman Kak Calvin. Gue tau karena Kak Calvin sendiri yang menceritakan. Itupun karena kepergok jalan berdua, sekali. Iya, sekali ketauan gue-nya. Pas belum ketahuan gue udah berapa kali tuh?

Kak Bunga sukses mengagetkan kita berdua hingga genggaman tangan Kak Calvin lepas gitu aja. Gue tau, Kak Bunga ini nih sengaja.

"Kenapa lo?" Tanya Kak Calvin dingin.

Kak Bunga menyapa gue sekilas, kemudian netranya sepenuhnya mengarah ke Kak Calvin.

Sedikit tak tahu malu, Kak Bunga mendekat ke arah Kak Calvin dan menyentil sudut bibirnya, "jangan sok dingin gitu deh... lupa ya soal semalem?"

Gue yang ada di sana, literally disana sebagai cewek-nya Kak Calvin, sedang berdiri di sampingnya, bahkan sekarang Kak Calvin mencoba menggenggam tangan gue lagi, tapi gue tepis.

Maksud lo apa, Kak?

Gue masih diam sembari menelisik matanya, dan bergantian melirik ke Kak Bunga yang menurut gue sedang menyunggingkan senyumnya yang jelek. Iya, kata gue lo jelek karena godain cowok orang.

"Semalem apaan sih, Bung? Lo nggak usah aneh-aneh deh." Ujar Kak Calvin cuek tapi gue masih bisa menangkap raut paniknya dengan jelas.

Gue mencoba calm di tempat umum karena di sini bukan gue aja yang ngantre, dan bukan gue sama Kak Calvin doang, tapi ada banyak mahasiswa lainnya.

Kak Bunga tersenyum tipis kemudian meninggalkan gue dan Kak Calvin. Namun sebelum itu, ia sempat menepuk punggung Kak Calvin dua kali.

Lihat aja, Calvin bajingan. Nggak akan ada maaf buat lo kali ini. Nggak bakal ada kesempatan ketiga buat lo.








♡ -BARRA GENTLE- ♡







Kuliah gue beres tepat setelah Kak Calvin jalan melewati kelas gue. Dengan sedikit tergesa, gue segera memasukkan binder dan juga kotak pensil. Lantas gue melangkah keluar kelas dan mendapati Kak Calvin berdiri mojok seraya tubuhnya ia senderkan ke dinding.

BARRA GENTLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang