[55] - Mas Barra?

14 2 0
                                    

...
♡- BARRA GENTLE -♡





Hari yang dinanti tiba juga. Setelah jatuh bangun mereka pun kini tampak tersenyum cerah ke arah kamera yang memotretnya. Senyum cantik menghiasi wajah para bidadari yang sedang saling rangkul ini. Dengan busana yang identik alias berseragam, membuat satu persatu pasangannya yang datang itu turut sumringah.

Para pria sedang memandangi pasangannya masing-masing dari kejauhan. Semuanya datang di hari bahagia perempuannya. Barra yang sudah tiba dua hari sebelumnya, sedangkan Arsen baru tiba semalam. Namun hal itu tak membuatnya malas datang, gila saja jauh-jauh Dari Jepang masa bablas tidur sampe sore?

"Selamat sayang." Barra mengambil langkah lebih dulu mendekati keempat perempuan itu saat selesai berfoto-foto. Memeluknya erat sekali lagi dengan senyumannya yang tampan. Langkah itu pun disusul dengan Gabri, Regis, dan Arsen yang turut mendatangi perempuannya masing-masing.

Cukup lama mereka menghabiskan waktu bersama, mulai dari berbincang tipis-tipis, sampai dengan berfoto lengkap delapan orang. Kini saatnya berpisah dari rekannya masing-masing. 

Barra yang ikut keluarga Amora, Regis bersama keluarga Kaina, Gabri bersama keluarga Jayline, dan Arsen bersama keluarga Nadine. Sepertinya keempat pria itu sudah mantap menunjukkan diri sekaligus berkenalan dengan keluarga perempuannya.

Yang asli sini hanya Kaina dan Jayline, oleh karena itu keluarganya bisa langsung pulang ganti baju. Sedangkan Nadine dan Amora dari luar kota. Sehingga kedua orang tua mereka tinggal di hotel untuk sementara waktu. Mungkin besok sudah check-out.

"Halo, tante. Saya Barra, pacar Amora."

Awalnya kedua orang tua Amora tak terima ketika anak perempuannya ini sudah memiliki pacar. Namun begitu Amora menjelaskan dari awal sampai akhir bagaimana Barra menambah semangat dan warna pada kehidupannya, orang tuanya akhirnya menerima pria itu. Bahkan kini kedua orang tua Amora tampak menepuk-nepuk bahu Barra menyambut perkenalan dari prianya.

"Kata Amora kamu yang pesanin hotel ini ya, nak?" Kepala Barra terangguk lugu. Lantas digenggamnya tangan pria itu oleh ibunda Amora. "yoalah, nak. Harusnya gak perlu. Lebih baik uangnya ditabung. Toh kalian kan masih pacaran, belum nikah. Jangan ngasih-ngasih uang gitu."

Barra menggaruk tengkuknya bingung. "Ya gak apa tante, saya memang mau serius dengan Amora. Saya ingin membahagiakan Amora dengan kerja keras saya sendiri."

Papa Amora tersenyum teduh, "kita udah tua, nak. Saya mau bilang nitip Amora tapi ya Amora sendiri sudah besar, udah tau jalan hidupnya mau pilih apa. Kami sebagai orang tua yang sudah merawatnya dari kecil ya cuma bisa dukung apa yang dia mau. Yang penting saya minta ke kalian dijaga hubungannya, jangan saling menyakiti, hindari pertengkaran. Kalo ada apa-apa saling komunikasikan. Amora ini kalo di rumah diam sekali, nggak pernah cerita ke kami. Apa-apa dipikir sendiri, diselesaikan sendiri. Jadi nak Barra, kalau mau serius kami mohon disayang Amoranya, diajak ngobrol. Bisa?"

Barra pun dengan sigap menegakkan tubuhnya tegap. Menatap Kedua orang tua Amora lekat, "sangat bisa, om."

Mama dan Papa Amora terkekeh kecil, "yaudah, kalo gitu. Kami ganti baju dulu."

Keluarga Amora beserta dirinya sebenarnya sudah berada di hotel tempat dimana orang tua perempuannya menginap. Sebenarnya juga tak hanya kedua orang tua Amora saja, melainkan ada adik dan kakak Amora yang turut serta.

Karena Amora sudah mengatakan ke orang tuanya bahwa setelah ini akan diajak makan di restoran enak oleh Barra, maka kedua orang tuanya yang semula berpakaian rapi dan formal, berganti dengan pakaian santai.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 16 hours ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

BARRA GENTLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang