[31] - V Shape

110 7 1
                                    

gw masih perlu warning2 sgala gak sie di tiap partnya? Celetukan+kelakuan barra tuh suka 18 coret tbh

...

♡- BARRA GENTLE -♡






Mereka megakhiri kegiatan panas itu sekitar pukul lima pagi waktu setempat. Benar-benar tak ingat waktu, yang penting dapat pengalaman baru.

Enak? Tentu saja Amora menolak itu. Mungkin bagian enaknya adalah saat bertukar saliva, bergulat lidah dan saling mencicipi bibir. Selain itu sakit sekali. Jari Barra terlalu panjang dan penuh saat memasuki miliknya. Ia menangis kesakitan karena itu adalah pengalaman Amora untuk kali pertama.

Keduanya tak langsung terlelap kala perbuatan nista itu berakhir. Mereka memilih mengobrol hangat hingga fajar tiba. Barulah keduanya saling peluk dalam tidur.

Alarm ponsel Amora berdering karena perempuan itu memang gemar menyetel alarm di minggu pagi. Menurutnya ia tak boleh menyia-nyiakan hari minggunya dengan tidur seharian, sehingga alarm itu berdering tepat pukul dua siang. Lantas ia bergegas turun dari ranjang. Kakinya saat itu juga menapaki lantai kamar Barra yang dingin. Diliriknya sekilas pria itu yang tubuhnya masih terbungkus hangat oleh selimut.

"Jam berapa, sayang?" Barra menggeliat pelan kala Amora memperbaiki selimut pria itu. Amora tersenyum singkat, "jam dua."

Mata Barra membulat. Seharusnya ia mengajak Amora jalan-jalan atau berkencan alih-alih tidur. Tapi...

"Oh kirain udah sore." Begitu tersadar jika aktivitas seperti ini lebih membuatnya senang daripada pergi keluar-keluar, Barra sontak memejamkan matanya kembali.

Amora yang melihat itu terkekeh pelan. Ia tak menggubris Barra yang malah memilih tidur kembali. Perempuan itu hanya ingin tubuhnya bersih, wangi, dan perutnya kenyang. Hey, ini jam makan siang hampir lewat!

Begitu selesai membersihkan tubuh, Amora berjalan ke arah lemari pria itu. Lagi-lagi pilihannya jatuh kepada hoodie milik Barra. Entahlah, Amora juga tak tahu mengapa pria itu mempunyai hoodie yang begitu banyak. Namun warnanya hanya itu-itu saja, yang membuat beberapa orang pasti mengira Barra tak pernah ganti baju. Padahal ia yang ia punya tak hanya satu.

Pilihan Amora jatuh pada hoodie berwarna cream tanpa motif apapun. Hanya terdapat dua saku di kanan kiri. Lantas kakinya melangkah ke arah dapur. Ia hendak menyiapkan brunchㅡbreakfast and lunchㅡ untuk dirinya dan untuk Barra.

"KAK BARRA!" Ia berteriak kencang kala membuka kulkas pria itu. Benar-benar Amora merasa dirinya tak diurus dengan benar oleh sang pacar. Mentang-mentang pria itu habis dapat enak hingga lupa memberinya makanan.










♡- BARRA GENTLE -♡









"Iya-iya, akunya jangan diomelin mulu. Malu tahu dilihatin orang, yang." Tegur Barra karena Amora masih memarahinya meski keduanya telah memasuki supermarket. Terhitung sudah 15 menit sejak mereka tiba, Amora tak berhenti mengomeli prianya. Pasalnya ia tak menemukan apapun di kulkas yang membuat Amora naik pitam. Makan apa pria itu selama ini?

"Lain kali tuh minimal ada stok kak, biar nggak kelaperan. Makanya badanmu kurus kerempeng gitu." Tak terima mendapat body-shamming dari sang pacar, Barra hendak membuka ke atas pakaian yang ia kenakan. Namun urung begitu Amora malah lari hingga ke rak camilan.

Dilihatnya Barra yang masih tertinggal jauh di belakangnya, "pokoknya kalo bertindak gila di publik, aku tinggal kabur."

Barra menyunggingkan senyuman nakal, "oh kabur kayak yang semalem?" Amora semakin mendelik. Bagaimana tidak jika Barra berujar demikian dengan suara yang amat lantang seraya menyusulnya yang berada di sisi rak camilan.

BARRA GENTLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang