[29] - Brown Hoodie

115 9 0
                                    

warn! 18+
🔞


...
♡- BARRA GENTLE -♡










Kalian kira keputusan Amora akan benar-benar pulang seperti apa yang dikata Barra? Oh tentu tidak. Amora bukan tipe yang seperti itu. Diberi respon demikian, ia malah merasa tak enak sekaligus takut membuat pacarnya marah. Jadi apa boleh buat, Amora tetap masuk ke dalam kandang singa itu.

Barra yang merasa Amora membuntuti dirinya dari belakang, menarik bibirnya tipis. Jangan salah paham, Barra tak berniat iya-iya dengan wanitanya. Pria itu hanya tak mau Amora pulang dini hari dan menjadi bahan omongan orang kosan. Padahal ya Barra sendiri tahu kalau kebanyakan anak kosan pada umumnya ya sering pulang pagi. Sudah tak kaget lagi. Intinya modus dikit-dikitlah, Gumam Barra dalam hati.

"Ngapain berdiri disana? Masuk aja, sayang." Ucap Barra seraya tersenyum tipis. Pria itu membuka leather jaketnya dan melemparkannya ke atas sofa. Lantas langkahnya mendekat ke arah Amora yang masih mematung di tempat.

"Kamu dari tadi cuma pake singlet doang?" Tanya Amora agak syok begitu di dalam jaket itu ternyata pacarnya ini hanya memakai singlet saja. Barra yang kini menarik Amora untuk masuk ke dalam hanya bergumam sebagai jawaban. "Kenapa? Dulu kamu sering lihat aku kayak gini biasa aja tuh."

Amora mencibir. Dirinya mendaratkan bokongnya di sofa empuk itu. Lantas menutupi pahanya dengan bantal. Ya, Amora memakai rok navy sepaha. Jika tak ditutup, takut kemasukan sesuatu.

"Mau minum apa, sayang?"

"Apa aja." Disahuti begitu, Barra tersenyum miring. Dirinya membisikkan sesuatu dengan sedikit mendesah tepat di telinga Amora yang mampu membuat perempuan itu bergidik ngeri. Sontak detik itu juga, Amora melempari semua bantal yang berada di jangkauannya ke arah Barra yang telah kabur membuatkan minuman untuk dirinya.

"AKU LAPORIN POLISI YA KAMU!"

















♡- BARRA GENTLE -♡














Setelah membuatkan minuman perempuannya, kini Barra telah duduk tepat di samping Amora dengan kondisi yang sama seperti saat masuk ke dalam apart. Singlet serta slim fit jeans yang terasa sesak di pandangan Amora itu.

"Enak nggak?" Tanya Barra sambil menopangkan tangannya di sandaran sofa. Netranya tak berpaling sedikit pun dari Amora yang kini memilih memutar kecil pinggiran gelas, salah tingkah.

Hey, siapa yang tak salah tingkah bila ditatap dalam oleh pacar sendiri?

"Apanya?"

"Gelasnya."

Amora melongo. Kontan ia menatap ke arah Barra tak sengaja yang mampu membuatnya memalingkan muka lagi. Sedangkan si oknum pengecoh tersenyum seperti orang gila.

"Ya kamu pikir aja, enak nggak air putih doang." Gerutu Amora sebal sembari memukul paha Barra sedikit bertenaga. Yang dipukul hanya tertawa kesenangan.

Memang benar kalau Amora saat ini dihidangkan minuman air putih. Catat. Air putih. Bukan susu, coklat panas, atau kopi. Hahaha, ia sedari tadi menahan tawanya agar tak membludak.

"Ya lagian disuruh minum yang tadi gak mau."

Amora berhenti memukuli paha prianya. "yang tadi apa?"

Tangan Barra terulur ke arah pinggang Amora, menariknya lembut seperti menuntun agar duduk ke atas pangkuannya. "Ya yang tadi."

BARRA GENTLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang