1. Temu-Restu-Waktu

478 33 1
                                    

CERITA INI HANYALAH FIKTIF BELAKA DAN TIDAK BERMAKSUD MENYINGGUNG PIHAK MANAPUN. HARAPAN SEMOGA PEMBACA ENJOY DAN MENIKMATI CERITA INI.

OKE LETS GO!

Happy reading..

"Kapan temu segera dapat restu dari waktu?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kapan temu segera dapat restu dari waktu?"

-Fresty Aula

∆∆∆∆∆∆

Halo, kenalin namaku Fresty Aula. Tapi, mereka sering memanggilku Piti. Mereka yang aku maksud itu abang-abangku.

Kami bukan saudara kandung, kami juga berasal dari orangtua yang berbeda-beda. Kami dipertemukan dalam sebuah bangunan yang bisa kami sebut rumah.

Pertama aku tersadar akan dunia adalah saat aku umur 4 tahun dan aku menangis pada saat itu, karena es krimku tumpah dan dimakan kucing.

Aku mau bercerita sedikit tentang masa kecilku bersama mereka.

Aku menangis sampai terdengar dari luar, aku melihat anak laki-laki berkulit putih berlari menghampiriku dengan wajah panik. Mungkin dia mengira aku jatuh dan terluka.

Disusul beberapa anak lainnya yang juga ikut menghampiriku, tangisku memudar dikala melihat semua orang berlarian ke arahku. Tangan kiriku memukul kepala kucing itu sedangkan aku memasukkan jari tanganku satunya ke mulutku.

"Eong nakan!" ucapku sembari memukul kepala kucing di depanku yang masih menjilati tumpahan es krim.

Eong nakan (meong nakal)

Dari seluruh anak di sini, sudah terlihat bahwa akulah anak yang paling bandel. Dibantu tidak mau seolah aku bisa melakukan semua sendiri.

Sebelumnya,

Aku menangis meminta eskrim kepada ibu panti, aku memberontak di dalam gendongannya ingin turun untuk mengambil sendiri eskrim di kulkas.

Ibu panti namanya Tutik, tapi aku memanggilnya ibu Uik. Aku masih kecil dan masih cadel juga dalam mengucapkan kata-kata.

Akhirnya ibu Uik menurunkanku dan aku buru-buru berlari ke dapur sendirian. Sempat tadi ibu Uik ingin menyusul ku, tapi langsung aku beri tatapan tajam dan tanganku di pinggang, ibu Uik takut padaku.

Aku kuat menarik pintu kulkas, dan aku sudah mengambilnya dari dalam sana dengan kursi sebagai peninggi tubuhku. Tidak kuat lama-lama di sana, rasanya dingin sekali. Aku tidak mau menjadi eskrim juga.

Kini aku kesulitan membuka tutupnya, tapi aku tidak kehilangan akal. Aku ambil sendok dan aku buka tutup itu dengan sendok. Aku berhasil dan aku memakannya di tempat.

Aku lompat-lompat karena rasanya enak sekali, dan saat lompatan ketiga kakiku seperti menginjak halus-halus. Aku kaget dan aku melempar eskrim ku hingga wadahnya tengkurap di lantai. Aku mengangkat wadahnya dan.. tumpah.

Restu Waktu || Fresty [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang